Pagi-pagi sekali Wilaga sudah datang ke rumah Amara. Bahkan sebagian orang-orang belum bangun dari tidurnya.
" Mas?"
Wilaga menatap Amara tidak berkedip. Pasalnya Amara tampak sederhana dan natural dalam balutan daster dan jilbab instan.
" Boleh masuk?"
Amara menatap sekelilingnya. Kemudian ia melebarkan pintu mempersilahkan Wilaga masuk.
Amara tidak menutup pintu. Ia membiarkan terbuka.
" Ini masih pagi sekali, Mas!"
" Ya. Dan Mas tidak tidur semalaman karena pengen cepat-cepat kesini."
Amara memperhatikan wajah Wilaga yang memang nampak lelah.
" Kenapa harus memaksa diri?"
" Mas tidak terpaksa. Namun Mas sangat ikhlas."
Amara mengangguk.Ia pergi ke dapur untuk membuatkan teh. Axi masih tidur. Kalau Amara dia memang biasa bangun pagi untuk menyiapkan sarapan dan bekal untuk Axi pergi sekolah.
" Kemana?" tanya Wilaga ikut berdiri.
" Mau bikin minum."
Wilaga mengikuti Amara. Ada meja makan. Wilaga mendudukkan dirinya di sana.
" Axi belum bangun?"
" Belum. Mungkin sepuluh menit lagi. Mas saja yang datang nya ke pagian," jawab Amara sambil menuangkan air panas ke dalam gelas.
Wilaga meringis namun ia tidak merasa bersalah.
" Semalam bagaimana keadaan Axi?"
Amara menatap lekat mata Wilaga.
" Axi menangis dan merasa sedih. Bahkan ketika Mas sudah pulang ia masih menangis."
Wilaga terdiam. Ia merasakan sesak di dada.
" Apa Axi tidak mau bertemu Mas?"
" Biar Axi bangun dulu. Nanti Mas bisa mencari jawabannya."
Wilaga mengangguk. Amara menghidangkan kue di hadapan Wilaga
" Hanya ada ini. Silahkan di cicipi, Mas."
" Terima kasih," sahut Wilaga merekahkan senyum walaupun tipis.
Amara kembali berkutat dengan wajan. Ia sedang membuat nasi goreng seafood kesukaan Axi yang mana juga merupakan kesukaan Wilaga.
Bukan sengaja ia membuat ini. Namun memang dari kemaren niatnya memang ingin membuat nasi goreng seafood.
Bunyi spatula beradu dengan wajan seakan menjadi musik antara Amara dan Wilaga.
Dari meja makan ini Wikaga bisa memperhatikan Amara yang sedang memasak dengan lincah.
Tubuh Amara bergerak kesana kemari. Amara seakan sudah biasa dan tampak lihai berteman dengan segala perabotan yang mengisi dapur.
Wangi harum nasi goreng menyerbak dan sampai di penghidu Wilaga.
Wilaga memejamkan mata seakan wangi ini ia pernah merasakannya di masa lalu.
Wilaga hampir tiap minggu mencium wangi ini. Hari ini ia kembali bertemu dengan wangi ini. Wilaga tersenyum. Hatinya seakan ikut menari ketika bayangan masa lalu itu kembali menyeruak dalam pikirannya.
Wilaga membuka mata saat merasakan derap langkah seseorang di belakangnya.
Wilaga melihat Axi berdiri terkejut melihat dirinya ada di sini. Axi mengedipkan mata supaya penglihatan bisa jernih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Cinta
Romansa15 tahun sudah berlalu. Bukan waktu yang singkat untuk bisa melupakan semua tentang mu. Hati ini tak mau menurut sesuai kehendakku. Ia terus dan terus berjalan menatap ke arah mu. Aku harus apa? semua cara sudah ku coba untuk melupakan sosok dirimu...