🎉 TIGA PULUH🎉

1.3K 171 6
                                    

Selamat membacaaaa gaess

Setelah melihat perkembangan Rudi setelah operasi Amara kembali pulang setelah memastikan kalau Rudi sudah sadar.

Saat melakukan pemeriksaan hanya ada Wilaga yang sedang menjaga. Amara meminta supaya Rudi tidak di beritahu dulu tentang nya. Tunggu Rudi sampai sembuh dulu baru nanti akan di pikirkan langkah selanjut nya.

Handphone Amara berdering. Ternyata Wilaga. Amara segera mengangkat.

" Hallo, Mas."

" Hallo, kamu sudah sampai?"

" Sudah. Ini lagi mau jalan langsung ke rumah sakit,"

" Langsung kerja lagi?"

" Nggak. Ada sesuatu yang ku urus sebentar.

" Oh yaudah. Hati-hati. Titip salam ke Axi,"

" Iya, Mas!"

Panggilan terputus. Amara menatap layar ponsel nya yang menghitam. Amara menghela nafas sejenak.

Amara sudah sampai di rumah sakit. Ia langsung turun dan menuju ruangan direktur. Ia menyapa rekan kerja dan perawat yang berpapasan dengan nya. Rutinitas yang tidak bisa di tinggalkan Amara.

****
Wilaga mengakhiri panggilan. Martha masuk ke dalam ruangan.

" Loh Awi kamu di sini?"

" Mama?"

Wilaga menyimpan ponsel nya. " Iya, aku nengok Kakek sebentar. Habis ini mau ke kantor,"

" Paman kamu mana?"

" Ke kantin sebentar. Mau minum kopi kata nya."

Martha mengangguk. Ia tatap wajah Wilaga. " Amara udah berangkat?"

Wilaga mengangkat kepala lalu mengangguk. " Barusan di telpon kata nya sudah sampai. Lagi dalam perjalanan ke rumah sakit,"

" Amara langsung kerja?"

Wilaga mengangkat bahu. " Kata nya sih nggak. Ada urusan sedikit di rumah sakit. Aku juga nggak nanya lebih, Ma."

Martha mengangguk. Ia mengalihkan fokus nya ke brangkar. Ternyata Rudi sudah bangun.

" Papa," Martha segera mendekat.

Wilaga juga menghampiri tempat tidur Rudi.

" Papa mau apa?"

" Minum," Martha segera mengambil gelas yang berisi air minum. Ia segera membantu Rudi.

Rudi menatap Wilaga. " Kakek mau duduk!"

Wilaga segera membantu menaikkan ranjang agar bisa duduk.

" Kakek dengar kalian menyebut Amara,"

Martha dan Wilaga saking berpandangan. " Kamu ketemu sama Amara?"

Wilaga menatap sekilas ke arah Martha lalu mengangguk kepada Rudi.

" Dia kesini?"
Wilaga kembali mengangguk. " Nanti saja kita bahas. Kakek harus sembuh dulu,"

Rudi memejamkan mata lalu menatap cucu nya.

" Kapan bisa keluar dari ruangan ini. Kakek sudah bosan!"

" Pa! Papa aja baru sadar loh. Dokter juga bakal nggak ngizinin Papa pulang," sahut Martha.

" Papa tidak suka di sini. Papa mau pulang!" Rudi tetap keras kepala.

" Kakek kalau di rumah sakit ini bisa di tangani dengan cepat jika sewaktu waktu kakek kenapa-napa. Kalau di rumah nggak secepat di sini. Kakek nggak bisa minta pulang begitu aja. Harus sesuai prosedur rumah sakit, Kek!" Wilaga menghela nafas.

Asmara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang