HAPPY READING ALL
• • •
Harry menatap dalam Draco yang berada di depannya. Ia melihat kedua mata Draco yang memerah akibat menahan isak tangisnya,dan itu terlihat mencolok di kulit pucatnya. "Potter..." Katanya sedikit gemetar yang mendapati Harry menatapnya dalam dan sedikit keposesif an di sorot matanya.
Mencium bibir lembut milik Draco dengan sedikit kasar dengan kedua tangannya yang berada di samping kanan kiri Draco, menempel di wastafel. Draco terdiam,tanpa sadar air mata nya jatuh dan semakin deras ketika dirinya membuka mulutnya yang mana membuat celah untuk lidah Harry masuk. Matanya terpejam, menikmati apa yang Harry lakukan padanya. Walaupun sedikit menyakitkan untuknya.
Harry melepaskan ciuman yang kasar itu begitu mendapati Draco yang hampir kehabisan nafas. Menatap pemuda berambut pirang itu dengan tatapan sayang,berbeda dengan tatapan yang diberikan sebelumnya. Dengan hati-hati mengusap lembut pipi Draco yang dibanjiri buliran air mata nya. "Jangan menangis, okay"
Draco menggeleng sambil terisak kecil. "Apa itu sakit, Malfoy?" Harry bertanya sambil membenarkan poni yang menutupi dahi Draco. Tak menjawab pertanyaan itu, Draco hanya diam.
Harry memaksa Draco menatapnya. Saat keduanya bertatapan,Harry tersenyum tipis. "You're mine, Malfoy" Katanya sambil mengusap lembut pipi Draco. "Kenapa...aku?" Draco bertanya dengan polosnya,tak menyadari jika pemuda berkacamata itu sudah memiliki rasa obsesi dan posesif padanya.
Harry ber smirk jahil padanya dan berkata "I just want to be your boyfriend,is that okay?" Katanya berbisik di telinga Draco,yang mana membuat pemuda berambut pirang-platina itu bersemu merah di pipinya "Yes...I do"
Harry tersenyum bahagia,ia kembali mencium bibir Draco,kali ini lebih lembut dari yang tadi. Menikmati waktu ini dengan ciuman panas mereka di kamar mandi.
Esoknya...
"Kau kenapa,mate. Wajahmu lebih cerah dari biasanya?" Ron bertanya dengan sedikit berbisik. "Aku bahagia" jawabnya tanpa menghentikan senyuman itu. "Apa kau berhasil,Harry?" Harmione memang pintar dan peka,ia langsung menyadari situasi. Dengan antusias,anak emas Gryffindor itu mengangguk dan kedua sahabatnya menghela nafas "Pantas saja" kata keduanya serempak.
"Ron!" Teriak seseorang dari arah belakang golden trio. Ketiganya kompak menoleh, menatap pemuda Slytherin berkulit Tan dengan jubah kebanggaan nya. Menghampiri Ron Weasley dan mengabaikan tatapan tatapan mata siswa siswa asrama lain. "Ada apa, Blaise?" Ron bertanya yang mana membuat pemuda berkulit Tan itu mengembangkan senyumnya. "Apa kau setelah selesai pelajaran free?" Tanyanya "Jika iya, bisakah kau temui aku di Danau"
Ron mengangguk mengiyakan, entahlah dia nanti ada waktu luang apa tidak. Mengingat tugas dari profesor McGonagall yang belum dikumpulkan nya. "Baiklah, sampai ketemu nanti" Blaise meninggalkan ketiganya dan Ron mendapatkan tatapan curiga dari dua temannya.
"Sejak kapan kau dekat dengan Zabini,Ron?" Harmione bertanya dahulu. Ron hanya diam, sulit menjelaskannya "Emm,itu sekitar sebulan belakangan ini"
"Bloody hell ! Demi apa?!" Kompak Harry dan Hermione bersamaan. Dan yah,mereka berhasil mendapatkan pusat perhatian sekarang.
• • •
TbcNote :
Makasih ya udah mau mampir dan memberikan vote.Hemmm kayaknya bentar lagi tamat hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
OBEDIENT MALFOY •Harco•
FanfictionDicintai seseorang itu sebuah anugerah atau malapetaka? Draco tidak tahu, yang jelas si Potter itu mencintainya seperti orang gila yang terobsesi dengan nya. Disclaimer : Seluruh karakter disini sepenuhnya milik Jk Rowling. Alur cerita milik saya. H...