Bab 5

688 136 6
                                    

Happy reading, semoga suka.

Ebook lengkap sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa. Adult romance ya.

 Adult romance ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

__________________________________________________________________________

"Mendekatlah padaku," balasku kemudian. 

Aku melihat Zoe menggeser kursinya mendekat. Kami begitu dekat sehingga mustahil tidak saling menyentuh.

"Well?" bisiknya, wajahnya berjarak begitu dekat denganku.

"Apa kau yakin, Zoe?" tanyaku dan mengejutkan diriku sendiri. "Menurutmu kita masih bisa berteman setelah ini?"

"Tentu saja," jawab Zoe tegas. "Kita akan selalu menjadi teman selamanya, tidak peduli apapun yang terjadi."

"Bagaiaman kau bisa begitu yakin?" tanyaku.

"Aku hanya yakin."

"Ya, kurasa kau memang benar." Aku lalu tersenyum dan mencondongkan tubuh, mendekatkan kepala kami.

Bibir kami bertemu dan bersentuhan lembut, pelan dan ragu pada awalnya. Kami lalu menjauhkan diri dan saling menatap dalam kejut. Ya, mungkin kami memang tidak saling mencintai, tapi ada sengat statis di sana ketika bibir kami saling menempel. Aku mendekatkan bibirku lagi dan menciumnya, kali ini lebih kuat dari sebelumnya. Tekstur bibir Zoe begitu lembut. Aku menggerakkan kepalaku agar kami bisa berciuman dengan lebih dalam. Ada rasa lapar dalam ciuman itu. Lidah kami kemudian saling bertemu dan menggoda, menari bersama seolah-olah kami sudah sering sekali berciuman.

"Wow!" seru Zoe saat kami akhirnya menjauhkan diri.

"Itu bukanlah ciuman saudara," komentarku, masih agak terguncang.

"Whatever." Zoe tersenyum. "Asal itu bisa menjauhkan pria-pria itu untuk sementara."

"Ya, kau benar," jawabku sambil berpikir bagaimana caranya menyakinkan Zoe agar dia bersedia menciumku lagi. Teman ataupun bukan, ciumannya luar biasa dan aku mendapati diriku menginginkannya lagi. Sial! Aku benar-benar membutuhkannya lagi. Benakku berpacu, berusaha mencari alasan lain, alasan kenapa sahabatku itu harus menciumku lagi. Apa aku masih waras? Hell! I don't care!

Kami menghabiskan minuman kami dan memesan lagi. Ada sedikit kebisuan tak nyaman setelah ciuman kami. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Zoe, tapi aku tahu apa yang aku pikirkan. Aku sedang berpikir haruskah aku memberitahunya ada pria yang sedang mendekatinya lalu aku akan mencuri ciuman lagi dari Zoe sebelum dia sadar tapi tentu saja, itu adalah rencana yang tolol. Mungkin Zoe akan marah padaku nantinya.

"Maukah kau menciumku lagi?"

Pertanyaan Zoe itu mengejutkanku dan menarikku dari khayalanku sendiri. Apa aku salah dengar?

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang