Bab 10

607 98 6
                                    

Happy reading, semoga suka.

Full story bisa didapatkan via Playstore/Karyakarsa.

Full story bisa didapatkan via Playstore/Karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

_____________________________________________________________________________

Paginya, aku bangun dan mandi lebih awal lalu makan sedikit. Sekadar mengisi perut kosong. Aku tidak makan terlalu banyak karena jam 10 nanti aku akan bertemu dengan Zoe di restoran yang biasa kami datangi. Tepat jam 9 aku keluar menuju restoran dan tiba di sana jauh lebih cepat. Tapi ternyata mobil Zoe sudah ada di parkiran. Saat aku berjalan masuk, aku melihatnya duduk di meja kami yang biasa dan dia tetap cantik seperti sediakala. Melihatnya saja, jantungku sudah berdegup lebih kencang.

"Hey, kau tiba lebih awal." Aku berusaha tersenyum sambil menarik kursi untuk duduk.

"Ya, kau juga," balasnya.

Aku menarik napas dalam, agak gugup ketika mencoba mulai berbicara. "Jadi, apa kau sudah memikirkannya?"

"Ya," jawabnya. "Walaupun Bryan sepertinya baik dan katamu dia benar-benar tertarik padaku, tapi aku... aku tidak ingin berkencan dengaannya."

"Oh, oke." Aku berusaha terdengar biasa saja, tapi di dalam hati aku sebenarnya sedang menyengir lebar. "Jadi, apa rencanamu setelah ini? Kita makan dulu lalu mungkin menonton? Shift kerjaku baru dimulai nanti sore."

Zoe menggeleng.

"Kau ada urusan lain?" tanyaku.

"Eli, kurasa sudah waktunya untuk mengakhiri hubungan kita."

"Apa? Kenapa?" tanyaku bingung. "Kenapa kau harus melakukannya? Kau tidak tertarik pada Bryan, bukan?"

"Tapi kau tertarik pada Emma."

"Aku tidak... aku..." Shit! Apa yang sudah kulakukan? Tapi sebelum aku menjelaskan lebih lanjut, Zoe memotong terlelebih dulu.

"Ketika awalnya kita memutuskan untuk berkencan, kedengarannya memang menyenangkan. Dan ya, kenyataannya memang menyenangkan. Bahkan berlanjut lebih lama dari yang kita kira. Kita menjadi nyaman dan itu mulai terasa salah. Semester baru akan segera dimulai, aku rasa sudah waktunya untuk perubahan. This whole thing, it has to end. Before it becomes a big mistake."

"Oh..."

Mistake?

Aku tidak tahu harus berkata apa. Terlebih, aku tidak benar-benar mengerti apa yang sedang dikatakan oleh Zoe. Apa maksud Zoe? Mengapa tiba-tiba saja semua ini adalah kesalahan?

"Kalian sudah siap untuk memesan?" Pelayan restoran yang biasa melayani kami tiba-tiba mendekat dan bertanya.

"Aku... aku merasa tidak begitu enak badan. Aku pulang dulu," ujar Zoe lalu mulai bangkit.

"Zoe..." aku terdiam, tak tahu harus berkata apa dan hanya melihatnya berjalan pergi.

"Kenapa? Kau tidak memutuskannya di sini, bukan?' tanya pelayan itu.

"Tidak, aku yang diputuskan."

"Oh... I am sorry." Dia tampak canggung sesaat. "Maksudku... kalian berdua tampak begitu hebat bersama."

"Yeah." Aku terpaksa setuju. "Maaf, aku harus pergi dulu."

Aku bangkit dengan cepat lalu keluar dari restoran itu. Mobil Zoe sudah hilang. Aku masuk ke mobilku dan berkendara pulang. Siang itu juga aku memberitahu Bryan bahwa kami sudah putus. Dan bahwa Zoe tidak tertarik dengan idenya. Bryan tampak kecewa juga tersiksa. Tapi aku rasa aku lebih tersiksa dibanding dirinya. . Aku pernah mendapatkan Zoe dan kini kehilangannya. Bahkan aku tidak tahu lagi apakah kami masih berteman?

Bryan sepertinya mengerti perasaanku. Dia menunjukkan simpati. Aku rasa dia hanya merasa bersalah. Dia menjadi sangat perhatian. Mengesampingkan kekecewaannya sendiri, dia menunjukkan perhatiannya. Aku kemudian sadar bahwa aku hanya sedang bersikap menyebalkan. Tentu saja Bryan peduli. Dia adalah sahabat yang baik. Dia tahu aku terluka dan dia peduli. Tapi aku sedang tidak ingin menghabiskan waktu bersama siapapun saat ini, aku memilih menghindari Bryan sepanjang minggu, menambah jadwal kerja paruh waktuku agar aku tidak kebingungan setiap harinya. Semester baru belum akan mulai sampai tahun depan, aku tidak mau menghabiskan hari-hari liburku dengan bermalas-malasan di apartemen dan menyiksa diriku dengan kenangan bersama Zoe. Aku juga tidak ingin menghabiskan waktu bersama teman-temanku, termasuk Bryan, karena aku tidak ingin membicarakan Zoe dengan siapapun. Aku butuh waktu dan juga ruang. Aku tulus berharap Bryan menemukan gadis yang tepat suatu hari nanti, begitu juga aku nantinya.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang