Dea!

41 1 1
                                    

"hai Askara! Aku duduk sini ya" ucap Dea yang tiba-tiba menghampirinya.

Namun Askara terlihat sangat cuek apalagi Serra sedang mengawasinya dari sana.

"Gue ada beli tiket bioskop kemaren tapi kelebihan satu, gimana kalo kamu yang nemenin aku nonton?" ajak Dea yang membuat Serra semakin badmood.

Serra menatap tajam Askara dengan wajah yang sangat kesal. "Apasih Askara! Kenapa dia ga pergi aja!" ucapnya membatin. Karena terlanjur kesal, Serra pun pergi dari kantin dengan wajah marah. Askara yang melihat Serra pergi langsung menyusulnya.

"Maaf Dea, gue ga ada waktu buat nonton sama lo!" ucap Askara yang buru-buru pergi. Dea kesal karena Askara selalu cuek padanya, namun ia tak akan menyerah karena ia sudah cinta mati padanya. "Liat aja Askara, kamu akan bucin sama aku suatu saat nanti" ucapnya.

Serra duduk di bangkunya dengan wajah cemberut. Askara langsung mendekatinya, namun Serra menutup wajahnya dengan buku dan berpura-pura membaca.

"Sayangku, kamu lagi apa?" tanya Askara berbasa-basi.

"Pake nanya!" jawabnya ketus.

"Oh lagi baca ya, tapi kok sayangnya aku hebat banget ya bisa baca buku kebalik gini, jadi makin gemes deh" ucap Askara tersenyum gemas.

"Jangankan baca buku kebalik! baca pribadi cowo kegatelan aja aku bisa!" ucap Serra sambil membalikan bukunya.

Askara menarik nafas panjang dan tertawa mendengar ucapan Serra karena menurutnya Serra semakin lucu jika cemburu padanya.

"Aku makin sayang deh sama kamu, makin hari makin cantik aja pacarku ini apalagi kalo cemburu gini wahh imutnya ga main" ucap Askara sembari mengusap kepala Serra.

Disaat yang bersamaan pula tiba-tiba Agnes dan Tiara, teman sekelas mereka datang. Mereka kaget karena melihat Askara sedang mengusap kepala Serra.

"Hah? Kalian berdua pacaran?" tanya Agnes kaget.

Askara langsung berhenti mengusap kepala Serra dan berfikir keras mencari alasan.

"E-eh, kalian u-udah pulang ya, ini tadi ada kecoa terbang ke rambutnya terus Serra minta gue buat ambil tapi pas gue mau nangkep yang kena pukul bukan kecoanya tapi kepala Serra yang gue pukul, karna gue baik hati jadi gue usap kepalanya takutnya dia geger otak ntar gue juga yang salah" jelasnya pada Agnes dan Tiara.

Meskipun menjelaskannya dengan gugup, mereka tampak tidak ada yang curiga kepadanya. Tak lama kemudian guru pun masuk ke kelas dan menyampaikan materi. Ia membagi kelompok secara acak untuk pertunjukan teather.

"Dan kelompok terakhir diisi oleh Askara, Dea, Agnes, Hendra, dan Serra" ucap ibu guru. Dea langsung senang karena bisa sekelompok bersama Askara. Dilain sisi juga Askara mulai was-was karena dia dan Serra satu kelompok bersama Dea.

Askara (Cinta Dan Waktu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang