•••
Pagi hari, Prince berangkat ke sekolah. Ia semalam tidak tidur memikirkan apa yang harus di lakukan nya supaya Lynne mau tutup mulut.
"Anjing! Napa kemarin mesti kambuh sih!"
Prince berangkat kesekolah menggunakan motor sport nya.
Bersamaan dengan Lynne ia memarkirkan motornya, bersebelahan dengan motor Lynne.
"Hei! Lo beneran gak papa?" Entah mengapa mulut Lynne spontan mengatakan kalimat itu.
"Hm. Nanti pulang sekolah di rooftop temui gue." Setelah mengatakan itu Prince berlalu dari hadapan Lynne.
"Hah?" Otak Lynne masih mencerna kalimat itu.
"Dia mau ketemuan sama gue gitu?!" Lynne kemudian berjalan masuk dengan senyum yang sangat manis.
Sesampainya di kelas dia langsung heboh cerita kepada Hely.
"Hel Hel Hel! Tau gak?! Gue di ajak ketemuan sama Prince!"
"Oh." Detik pertama, kedua Hely masih diam. Dan detik ketiga...
"APA?!" Seisi kelas menatap kearah mereka.
"Hehe. Sorry guys." Hely memperlihatkan cengiran kudanya.
"Lo sih. Jangan teriak teriak!"
"Hehe. Eh! Lo serius Lyn sumpah?!"
"Heem. Pengen cepet-cepet ketemu!"
"Hoki banget lu."
"Lyn gituloh." Lynne mengibaskan rambutnya.
Kringg
"Guys! Pak Teguh gak masuk hari ini. Jadi kita jamkos!" Ucap Rendi, si ketua kelas.
Seisi kelas bersorak kegirangan. Ada yang kemudian tidur, main game, ke kantin, dan ghibah ghibah slay. Hely memilih untuk tidur katanya Hely tidak tidur semalam karena maraton drakor. Sedangkan Lynne memilih untuk pergi ke taman belakang.
Di taman belakang Lynne duduk di kursi panjang. Ia termenung memikirkan percakapan nya dengan Bunda Lia semalam.
"Aku mau ayah."
Bunda Lia terdiam.
"Lyn, serius? Bunda belum move on dari ayah kamu." Setelah beberapa saat terdiam, bunda Lia mengeluarkan suara.
"Iya bund, lagi pula kita harus memulai lembaran baru yang lebih baik. Dan nggak terpuruk terus. Yuk bisa yuk bund!"
"Em... Bunda masih ragu Lyn."
"Gapapa. Kita harus mencoba biar nggak gini gini terus." Bunda kembali terdiam sejenak.
"Yaudah, bunda usahain."
"Nah gitu dong! Bunda kan hebat!"
Bunda tersenyum melihat tingkah anaknya.
"Bunda, aku ada kenalan, mau dikenalin nggak?"
"Terserah kamu. Bunda ngikut aja."
Semoga dengan ini, Lynne lebih bahagia. Batin bunda Lia.
Lynne memikirkan kembali tindakannya tentang ayah tiri. Setelah beberapa saat berpikir, sekarang Lynne yakin tentang keputusannya.
Ia merogoh saku nya untuk mengambil handphone. Ia berniat menelepon Om Errand.
"Halo,"
"Benar dengan bapak Nerrand El?"
"Iya benar dengan saya sendiri."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lynne Universe!
Teen Fiction••• "Mak! Mau ayah!" "Hah?!" ••• "Kiw cowok!" "Apa cewek?" ••• "Mau... record your voice boleh?" "Of course, boleh. But, why?" "Takutnya gue lupa suara lo." ••• Murni hasil pemikiran sendiri!! Plagiat menjauh!!! Start: 28 Juli 2023 End: --- A story...