8

21 14 0
                                    

Cerita ini dari awal gak ada prolog nya, aku gak bisa buat prolog. Tapi mungkin, aku bisa membuat epilog.
~Bubbadu

•••

Pagi ini, ibu dan anak sedang sarapan di ruang makan. Ya, itu bunda Lia dan Lynne. Mereka sedang sarapan bersama.

"Bun, gimana sama om Errand? Tertarik gak? Atau bunda punya calon mungkin?" Tanya Lynne.

Bunda berdehem untuk menormalkan reaksinya. Ia sedikit gugup ditanyai tentang itu oleh anaknya.

"Ekhem. Sebenarnya, bunda mau jujur." Lynne mengangkat sebelah alisnya. "Bunda sukanya sama om Weltan, Lyn." Lanjutnya.

Uhuk uhuk

Uhuk uhuk

Lynne tersedak makanan nya. Bunda cepat cepat memberikannya minum. Ia terkejut mendengar penuturan bundanya. "Bunda, are you serious?"

"Heem. Bunda gak tau kapan naksir lagi sama Weltan." Bunda mengangguk santai.

"Oh, yaudah gak papa. Nanti aku bilang baik baik sama om Errand. Bunda terusin aja rencana hubungan nya sama om Weltan mau gimana. Aku percaya sama bunda, itu pasti yang terbaik." Lynne tersenyum tulus.

Lia menggapai punggung tangan sang anak. "Makasih Lyn." Bunda Lia tersenyum haru. "Juga, sebenarnya om Weltan itu mantan pacar bunda dulu pas sekolah." Lanjut Lia berucap malu malu.

Uhuk uhuk

Uhuk uhuk

Lynne tersedak pt 2. Bunda menyodorkan air minum lagi padanya. Astaga, fakta apalagi itu pikirnya.

"Hah?! Bunda beneran? Terus, ayah?"

"Ayah kamu itu yang dijodohin sama bunda. Jadi pas waktu itu hubungan bunda sama om Weltan berakhir. Ya seiring berjalannya waktu, bunda jadi mulai cinta sama ayah kamu. Ya gitu deh kelanjutannya."

Lynne menganggukkan kepalanya paham. "Yaudah, yang terbaik buat bunda. Berarti, jadinya sama om Weltan ya?" Lynne menggoda ibunya.

"Belum jadi juga sih." Lia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Huh! Gimana sih! Yaudah lah terserah bunda. Yang penting bahagia." Lynne tersenyum manis. "Bun, aku berangkat dulu. Takut telat." Lanjutnya.

"Iya. Hati hati di jalan. Jangan ngebut. Jangan bolos. Jangan makan sembarangan."

Lynne memutar bola matanya. "Iya iya. Assalamu'alaikum!" Lynne pun pergi tanpa mendengar jawaban salam.

"Wa'alaikumsalam!" Lia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anak tunggal nya itu.

•••

Di jalan menuju kelas, Lynne mendapatkan telepon. Tertera nama 'Bibibianca'. Ia pun menjawabnya.

"Halo, ada apa bi?"

"Ada apa? Lo bilang ada apa? Gak kangen gitu sama gue? Kita udah lama gak ketemuan loh! Sakit ati gue Lyn. Kretek kretek bunyinya, patah."

"Lebay lo! Mau ketemu? Atau nanti aja di arena?" Memang, malam ini adalah malam dimana Lynne akan balap mobil di arena balap dengan Haiken.

Lynne Universe! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang