"Sialan. Gue lupa suaranya."
•••
"Dengan berat hati, kami harus melakukan operasi dikarenakan Prince mengalami penurunan kinerja jantung. Kami butuh persetujuan walinya untuk melakukan tindakan." Jelas sang dokter.
Ruangan hening sesaat sebelum Cakra berujar, "Bisa beritahu saya resiko nya?" Prince memang sudah beberapa kali melakukan operasi. Tapi, tetap saja Cakra khawatir akan keselamatan nya.
"Resiko nya sekitar 75% kematian."
Jantung Cakra serasa berhenti sejenak. Ia mau Prince kembali seperti semula, tapi juga ia takut akan resiko kehilangan nya.
"Sebentar, saya tanya orang tua saya dulu, dok." Dokter mengangguk sebagai respon. Cakra pergi ke sudut ruangan untuk menelepon orang tua nya
Mami papinya Cakra yang merupakan om dan tantenya Prince sedang di luar negeri mengurus bisnis. Cakra sudah memberi tahu mereka keadaan Prince, dan katanya mereka sedang menunggu penerbangan paling cepat.
"Halo, mi."
"Iya, gimana? Ada apa? Nggak papa kan?" Devi--- sang mami terdengar khawatir.
"A-anu, emm..." Cakra ragu ragu mengatakan nya takut mami nya panik.
"Apa nak? Mami siap dengernya." Devi berusaha tenang.
"K-kata dokternya, Prince harus di operasi. Resikonya 75% kematian. Dokter minta persetujuan wali. Gimana?"
Tak terdengar lagi suara di seberang sana. Hingga suara lelaki terdengar. "Tandatangani aja, nak. Bagaimanapun itu yang terbaik buat Prince." Heru---papinya Cakra menghela napas berat.
"Eh, papi? Maminya mana?"
"Dia lagi nangis."
Cakra terdiam. "Ya udah aku tutup. Hati-hati di jalan kalian."
"Iya."
Tut.
Telepon terputus. Cakra mengahadap dokter dan berkata, "Dok, mana yang harus di tandatangani?"
•••
Melihat cakra, mereka langsung menghampiri nya. "Cak, gimana?" Tanya Lynne.
"Harus operasi,"
"Kapan?" Tanya Shasya.
"Pagi, jam 07.30."
"Prince nggak bakal kenapa napa kan?"
"Tenang aja." Cakra menenangkan mereka, padahal ia sendiri tak tenang. "Guys mending kalian balik." Cakra mengode Rico untuk membantu memulangkan mereka kerumahnya masing masing.
"Iya, kita balik." Rico menyikut Kenan dan Delvin agar membawa dua gadis itu pulang.
"Yuk, pulangg pulangg." Delvin menggiring keduanya.
"Ih apaansi, gue mau liat Prince!" Protes Shasya.
"Lo pada kalo mau pulang, ya pulang aja duluan!" Lynne berseru kesal.
"Udah, udah, ayo pulang." Kenan ikut membawa mereka."Nggak mau nyet!"
"Ck! Bajingan! Ga mau gue!"
Huftt. Cakra menghela nafas panjang setelah mereka menghilang dari pandangannya.
"Prince, gue tau lo bisa lewatin operasi kali ini." Gumamnya.
•••
"Astaga Lynne! Kamu kemana aja? Malem malem pergi nggak bawa handphone lagi. Bunda panik tau! Ini udah lewat tengah malam!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lynne Universe!
Fiksi Remaja••• "Mak! Mau ayah!" "Hah?!" ••• "Kiw cowok!" "Apa cewek?" ••• "Mau... record your voice boleh?" "Of course, boleh. But, why?" "Takutnya gue lupa suara lo." ••• Murni hasil pemikiran sendiri!! Plagiat menjauh!!! Start: 28 Juli 2023 End: --- A story...