4

42 25 0
                                    

•••

"Hai. Nunggu lama?" Ucap Errand.

"Gak kok baru aja." Jawab Lynne.

"Kenalin ini bunda aku, namanya Ellia Eve." Lanjutnya.

"Oh, hai saya Nerrand El." Errand mengulurkan tangannya bermaksud untuk memperkenalkan diri.

Bunda Lia menerima uluran tangan tersebut dengan mengulas senyuman manisnya. Mereka kemudian duduk di kursi masing masing.

"Katanya kamu nabrak anak saya ya?" Lia memulai percakapan.

"Oh itu, maaf...bu?"

"Panggil Lia aja."

"Oke. Maaf Lia, waktu itu supir saya sedang ngantuk."

"Yasudah, lain kali jangan biarin supirnya nyetir kalo lagi ngantuk."

Errand menganggukkan kepalanya dengan senyuman.

"Udah udah, mending makan deh aku udah laper banget." Ujar Lynne.

"Hahaha iya, mbak tolong buku menunya." Ujar Bunda Lia.

Mereka kemudian makan diselingi obrolan obrolan kecil.

Beberapa saat kemudian, acara makan malam pun selesai. Tadi sempat ada perdebatan tentang billnya, dan ya, akhirnya Errand yang bayar. Ya sebagai pria gentleman harus dia yang bayar kan.

"Saya pamit pulang. Kalian hati hati dijalan. See you next time." Pamit Errand.

"Iya, kamu juga hati hati." Ujar Bunda Lia.

Lynne hanya senyum senyum sendiri. Ia tidak menyangka akan semulus ini. Tetapi, ia tetap masih memikirkan bagaimana kondisi perasaan bundanya.

Errand melajukan mobilnya. Ia pulang duluan.

Saat Lynne dan bundanya mendekati mobil mereka, Lynne melihat Emmilio. Ia berniat menyapanya.

"Emmil!" Panggil Lynne.

Emmil yang merasa namanya dipanggil berlari kearah Lynne.

"Kak Lyn!"

"Kamu ngapain disini? Sama siapa?" Tanya Lynne.

"Emmil lagi nungguin papa."

Kemudian Weltan menghampiri mereka.

"Emmil udah papa bilang tungguin disana, malah pergi. Papa kan panik." Ujar Weltan.

"Hehe peace." Emmil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.

Lynne terkekeh gemas melihatnya.

Emmil melirik bunda Lia. "Ini tante Eve ya?!" Emmil menatap Eve dengan binar mata senang. Ia beralih memeluk bunda Lia. "Kangen banget!" Lanjutnya.

Bunda Lia menerima pelukan hangat Emmil.

"Hahaha iya Lio, kangen juga sama Lio." Mereka kemudian melepaskan pelukannya.

Lynne hanya bengong planga plongo bingung mengapa bundanya bisa kenal Emmilio. Mana sepertinya akrab sekali. Dan Weltan hanya tersenyum melihat mereka.

"Kok? Bunda kenapa bisa kenal sama mereka?" Tanya Lynne yang amat sangat bingung.

"Iya Lynne, om Weltan itu temen lama bunda." Bukan temen doang sih. Lanjut Lia dalam hati.

Lynne hanya ber'oh' ria. Tetapi dalam hatinya, ia merasa masih ada sesuatu yang di sembunyikan bunda.

"Long time no see Lia. How are you?" Tanya Weltan

"Fine, how about you?" Jawab Lia.

"Seperti biasa, masi seperti dulu." Weltan tersenyum miris.

Lynne Universe! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang