14

15 4 0
                                    

"Cowo gue dimana?"

•••

Setelah membersihkan markas yang berantakan, dengan wajah penuh peluh mereka duduk di sofa panjang dan sebagian ada yang duduk di lantai beralaskan karpet juga ada yang nemplok seperti cicak di lantai dikarenakan gerah.

Bianca sudah datang dari lama tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun.

"Lyn, harus digimanain nih Kraken? Ya setidaknya ganti rugi lah gitu." Gugun memulai percakapan.

Lynne terdiam sebentar. Ia terlihat sedang memikirkan jalan solusi masalah ini. Sesaat ia melihat jam.

07.00.

Tiga puluh menit lagi operasi Prince dimulai. Ia ingin menemaninya. Cepat cepat ia harus menemukan cara untuk memberi Kraken pelajaran.

"Kita datengin markasnya, nanti malam. Bawa senjata tapi sembunyikan. Buat jaga jaga aja kalau mereka nyerang. Jangan memulai pertengkaran. Kita selesaikan baik baik. Kita desak mereka supaya mau damai. Ingat! Jangan emosi. Semuanya, kumpul nanti malam jam 22.00. Siap?!" Jelas Lynne. Lynne memang kurang menyukai perkelahian. Ia lebih baik menyelesaikan masalahnya dengan perdamaian. Tetapi jika musuhnya memancing perkelahian, yasudah, mau gimana lagi, ladenin aja pikirnya.

"Siap! Queen!"

Lynne menatap sekelilingnya. Dirasa semua sudah selesai, ia berujar. "Oke, guys! Sorry banget, gue ada urusan, gue duluan ya!" Lynne beranjak dari duduknya.

"Eh! Mau kemana lu?!" Bianca berteriak karena Lynne sudah sampai pintu

"Mau ke rs!" Setelah ikut berteriak Lynne pun turun ke basement tempat parkir motornya dan menjalankan motor Ducati Monster nya dengan kecepatan rata rata.

"Anjir mau ngapain Lynne ke rs?" Kevin terheran-heran, ia rasa Lynne tak punya diagnosis sakit apapun. Lagipun tadi Lynne terlihat baik baik saja, tidak sakit.

Mereka semua menggeleng. "Nanti malam kita tanya lagi." Ujar Jergan.

"Eh, kan gaada yang tau markas pusat kita, tapi kenapa Kraken bisa tau? Jangan jangan..." Jax mengedarkan pandangan nya.

"Apa? Jangan jangan apa?"

"Pengkhianat." Jergan berucap datar.

"Gila! Siapa disini yang jadi pengkhianat?! Ngaku lu!" Gugun berteriak. Ia menajamkan tatapan mata nya pada semua orang.

Bianca ketar ketir di buatnya. Tapi ia tak pernah membocorkan rahasia tempat markas Ecle. Berarti, ada pengkhianat beneran dong! Pikir Bianca.

Jergan ikut mengedarkan pandangannya. Ia menatap lekat satu persatu orang yang ada disana.

Dan terlihat satu orang yang menunjukkan perangai mencurigakan. Orang itu menundukkan kepalanya dengan tangan gemetar.

•••

"Cak! Prince gimana?" Tanya Lynne pada Cakra yang duduk di kursi sambil memainkan handphone nya.

"Lagi puasa, 15 menit lagi masuk ruang operasi." Cakra mengalihkan fokus pada perempuan didepannya.

Lynne mengangguk, kemudian dia berkata ragu. "Gue... mau masuk. Di dalem ada siapa?" Tanyanya.

"Di dalem ada bokap nyokap gue."

"Yang jenguk minimal berapa banyak?"

"Minimal dua. Lo tunggu aja, bentar lagi mereka juga keluar." Lynne mengangguk sebagai balasan. Dia mendudukkan dirinya di kursi kosong samping Cakra.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan sepasang suami istri yang terlihat sedih. Cakra dan Lynne lekas berdiri.

Lynne Universe! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang