•••
"Ck! Pak, saya gak salah ya. Dia yang nabrak duluan." Oliv menunjuk pria di sampingnya. "Saya lagi anteng anteng nyetir motor, eh malah di senggol. Apa coba kalo bukan sengaja." Oliv berujar kesal.
"Heh mbak! Gue udah bilang gak sengaja. Lo budek apa tuli sih?" Si pria itu menjawab.
"Kurang ajar! Pake ngatain lagi. Lo gak punya mata apa buta sih? Gak liat gue depan mobil lo hah?!"
"Udah udah, bu, pak. Kita tunggu walinya masing masing, ya. Kayaknya masalahnya bakalan lebih ruwet dari yang saya kira." Lerai pak polisi.
Si pria tadi yang bernama Raven Maharaja, ikut duduk di samping Olivia.
"Permisi." Lia dan Weltan sampai.
"Oliv sayang, ada apa sampe bisa masuk sini?"
"Jadi gini, tadi itu ak---"
Brak!
"Raven! Ada apa?" Seorang wanita datang dengan tergesa-gesa bersama kekhawatiran nya.
"Aku gak sengaja nabrak orang, mah." Jawab Raven dengan santai.
"Astaga Raven, mana orang nya?" Raven menunjuk Oliv.
"Nak, kamu gak papa? Maafin anak tante ya, dia emang kadang miring." Oliv yang mendengar nya menyeringai kecil.
Ia menampakkan wajah menyedihkan. "Ini tante, tangan aku sama kaki aku sakit sakit." Adunya. Ia mengeluarkan air mata buayanya.
"Lebay lo!" Sahut Raven.
"Huss! Raven gak boleh gitu." Mamanya Raven---Indah mendelik.
"Udah di obatin?"
Olivia mengangguk. "Udah tadi sama pakpol."
"Oh iya, nama kamu siapa?"
"Aku, Olivia." Indah mengangguk sembari tersenyum manis.
Indah melepaskan pegangannya pada Oliv, lalu menghadap Lia. "Bu, maafin anak saya yang udah nabrak anak ibu. Kita selesai kan secara kekeluargaan, ya? Jangan sampe dibawa ke meja hijau." Pinta Indah. Ia memegang tangan Lia.
"Oh? Iya gak papa, bu." Lia tersenyum.
"Oh iya, perkenalkan saya Indah mamanya Raven." Indah mengulurkan tangannya.
Lia tersenyum, "Saya Ellia, ini yang di samping saya namanya Weltan." Ia ikut memperkenalkan diri nya dan Weltan.
"Sudah, sekarang lebih baik kalian maaf maafan." Sahut pak polisi yang dari tadi hanya menyimak.
"Apaan maaf maafan, emang lebaran huh?" Cetus Oliv.
'Lebaran? Hari raya orang islam?' Batin Raven kebingungan.
"Oliv, gak boleh gitu. Harus saling memaafkan." Tegur bunda Lia.
Raven akhirnya mengalah. "Oliv? Maafin gue, gue salah tadi karena main ponsel sambil nyetir." Ia mengulur kan tangannya.
Oliv menerima uluran tangannya dengan ogah ogahan. "Iya, gue salah juga karena marah marah."
"Nah! Gitu dong!" Seru Indah.
Mereka semua tertawa kecil.
"Masalah sudah selesai, kami pamit pulang duluan." Lia berujar.
"Iya, sebentar Oliv, tante minta nomor telepon kamu boleh?" Tanya Indah. Ah, ia memang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Sejak lama ingin anak perempuan, ternyata tuhan memberikan sosok gadis yang bisa ia anggap anak sepertinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lynne Universe!
Genç Kurgu••• "Mak! Mau ayah!" "Hah?!" ••• "Kiw cowok!" "Apa cewek?" ••• "Mau... record your voice boleh?" "Of course, boleh. But, why?" "Takutnya gue lupa suara lo." ••• Murni hasil pemikiran sendiri!! Plagiat menjauh!!! Start: 28 Juli 2023 End: --- A story...