Aira terdiam, mencerna ucapan Sephia.
"Gue dihujat? Karena pacaran sama Saka?"
Itulah kalimat tanya yang Aira ucap sebagai respons atas ucapan Sephia beberapa detik lalu. Memang hal yang agaknya sudah bisa ditebak, tapi tetap saja rasanya kaget dan sakit hati.Ternyata Saka memang sebesar itu menanam imej kasanova di antara para gadis-gadis sekolah ini, sampai menjadi pacar Saka bisa dikategorikan sebagai hal yang tak pantas dan terlalu mewah untuk Aira dapatkan.
"Gue kayak budak yang naik level jadi permaisuri cuma karena disukain sama raja, ya?" gumam Aira dengan tatapan yang menunduk, kelihatan kalau ia bersedih atas apa yang dia terima.
Tapi sedihnya tak berlangsung lama ketika ia sadar satu hal; siapa budak yang sedang disukai raja itu?
Aira bahkan lebih cocok disebut budak yang tak tahu diri dan mengemis untuk menjadi ratu palsu lalu memanipulasi semua orang seakan-akan raja sendiri yang memilihnya."Ai?" panggil Sephia pada Aira yang hampir melamun. "Lo jadi baper begini?"
"Enggak, kok!"
"Tapi ekspresi lo ketara banget, Ai. Lo sedih karena mulai banyak yang benci sama lo?" tukas Sephia dan gak mampu Aira balas. gadis dengan rambut lurus yang diikat satu agak ke atas itu hanya terdiam, menatap mata Sephia yang jelas-jelas bisa membaca perasaannya.
Sephia menambahkan, "Lo putus aja sama kak Saka." Ucapannya barusan membuat Aira seketika melotot kaget.
"Putus!?"
"Iya. Kenapa? Lo gak mau? Lo mulai suka sama kak Saka?"
"Heh?" kata Aira dengan wajah menyangkal.
"Dari responnya, sih kayaknya lo suka sama kak Saka. Serius, Ai, secepet ini?"Aira merasa makin disudutkan oleh pertanyaan-pertanyaan Sephia, dan akhirnya dia tak punya pembelaan lain selain kata 'enggak'.
"Gue gak suka sama Saka!"
"Gue mencoba wajar ... kak Saka emang cakep, sih-"
"Nah! Itu! Mungkin karena dia cakep, makanya gue sempet salting. Tapi seriusan, gue gak suka dia. Gue sadar diri sama hubungan kita."
"Lagian elo ngapain pake minta dia buat jadi pacar bohongan lo, sih ...? Nambah masalah aja!"
Aira tidak bisa menjawab. Sebisa mungkin dirinya dan Sephia mengobrol dengan suara yang pelan. Mereka kelihatan sepereti bisik-bisik, sampai mengundang kecurigaan Vinno dan Harun yang lewat.
"Gue kira Sephia gak demen gosip," sindir Harun sambil lewat di depan Sephia sama Aira.
Tentu aja hal itu membuat Sephia tersinggung. Tapi ia cuma melirik sinis, dan mengabaikan.
"Ngomongin apa sih, Phi? Gue jadi kepo." Vinno berhenti sebentar, tiba-tiba ingin nimbrung.
Sephia langsung sewot, "Vinno, gak sopan amat kelakuan lo. Gak boleh kepo sama urusan orang!"
"Tapi kalau urusan Aira, jadi urusan gue juga, Phi. Gue 'kan calon imamnya dia. Iya gak, Ai?" Vinno masih sempat-sempatnya mengedipkan sebelah mata ke Aira
.
Aira berusaha menjawab dengan, "Enggak, sih ...." Lalu tiba-tiba Sephia hampir mencakar wajah Vinno."Gue garuk mata lo, ya! Gatel bener sama cewe orang!"
Dan lagi, Aira pun akhirnya jadi penonton di pertarungan para lelaki versus Sephia Harundani.
"Sephia, ngobrolnya udahan deh, ya? Nanti lagi aja kita sambung," ujar Aira pada akhirnya. Dia tahu kalau topik yang dibahas dengan Sephia itu termasuk ke privasi atau bahkan rahasia yang cuma Aira, Sephia dan Saka yang tahu.
Aira tak mau ambil risiko kalau saja ada yang tak sengaja mendengar percakapan mereka dan membongkar rahasia kalau Aira dan Saka tak sungguhan pacaran.
Sephia melirik jam dinding dan sedetik kemudian, bel pelajaran pertama berbunyi. Semua siswa termasuk Vinno sama Harun bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran pertama, dan tentu saja Sephia yang harus kembali ke kursinya sebelum guru dateng.
Tapi sebelum kembali ke kursinya, Sephia sempat memberi Aira sebuah nasihat, "Kalau ada pilihan gak nerusin dengan risiko yang lebih kecil, bakal jadi keputusan yang lebih baik ketimbang lanjut dengan syarat dapet risiko lebih besar 'kan, Ai?"
Setelah itu, Sephia kembali ke kursinya dan guru pelajaran pertama pun datang."Selamat pagi, anak-anak nakal!" sapa laki-laki berusia 27 tahun itu yang tak lain adalah Jakson.
"Yah, kok Bapak lagi sih yang masuk? Dua hari lalu kita udah olahraga, Pak!" teriak Harun, padahal dirinya pun belum tahu maksud kedatangan Jakson.
"Untung masih pagi, jadi Bapak gak bakal ngeladeni anak nakal macam kamu, Harun bin Tora."
Dan selanjutnya diisi percakapan yang membuka kelas hari itu.
Tapi alih-alih mendengarkan, Aira yang sejak guru masuk, terus memikirkan ucapan Sephia-tak bisa fokus dan akhirnya diam-diam membuka ponsel.
Aira mengecek direct message di Ingstagram miliknya, dan benar saja dugaannya-kebanyakan pesan yang masuk berisi hujatan dan ujaran kebencian dari para penggemar Saka Sagara.
Rasannya Aira seperti pacaran dengan anak artis sekelas Verrel Bramasta atau bahkan idol setingkat Byun Baekhyun dan Kim Taehyung. Tidak tenang sekali hidupnya.
Ternyata dunia ini lucu sekali, karena di dalamnya ada orang-orang yang rela hidup dengan memakan iri hati dan kebencian.
Disela itu, Aira tersenyum.
Sejauh ini masih berjalan lancar. Kelihatannya Saka dan dirinya pacaran karena alasan saling menyukai, tapi, bagaimana kalau suatu saat cerita asli itu terbongkar?
'Saka Sagara dan Aira Mandala tak pacaran sungguhan. Mereka hanya pura-pura karena kelancangan mulut Aira yang mengaku-ngaku pacar Saka, dan dengan tak tahu malunya-Aira meminta Saka untuk melanjutkan hubungan tipu-tipu itu dengan dalih tak mau secepat itu merasakan malu.'
Premis yang bagus untuk dimuat menjadi bacaan di majalah dinding sekolah.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE VIVID LINE OF YOU : Park Seonghwa
Teen Fiction[Silakan baca buku VIVID lebih dulu] Mengenal Saka Banyu Sagara itu seperti membuka kotak besar yang di dalamnya masih ada banyak kotak lagi. Kamu harus sabar membuka kotaknya satu persatu, sampai temui apa yang sebenarnya ada di dalamnya. Aira Mand...