05. Misi

147 27 23
                                    

°•○☆○•°

Duduk sebangku dengan Heeseung membuat Harin semakin tidak tenang. Mau sekuat apapun dirinya berusaha menghindar, Heeseung akan selalu memiliki cara untuk mengejarnya.

Ya, namanya juga teman sebangku. Ada saja momen-momen yang membuat mereka melakukan hal bersama, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, misalnya tugas kelompok, piket kelas, menyalin PR, nebeng pulang, dan lain sebagainya.

Maka dari itu, Harin berusaha untuk menerima keberadaan Heeseung lagi, walaupun dirinya belum memaafkan Heeseung sepenuhnya.

Heeseung hanya bisa bersabar ketika dirinya menjadi sasaran empuk Harin jika gadis itu sedang emosi. Dan Harin juga harus bisa bersabar karena Heeseung mulai menjahili Harin seperti dulu.

“Rin, kelompokan sama gue ya, oke fix lo mau.”

“Gak, gak! gue mau kelompokan sama Nana aja! Lo apaan sih?!”

Heeseung tidak menghiraukan Harin yang sedang mengomel, dia lantas pergi ke meja Han.

“Han, gue mau ambil kelompok lima belas, anggotanya Lee Heeseung sama Kim Harin,” ujarnya.

“Okay, noted.” Han mengetik di laptopnya.

“Han, gak jadi! gue kelompoknya sama Nana!” protes Harin yang menyerobot gerombolan orang.

“Gak ada ganti kelompok! Gue udah pusing ngurusnya! sana balik ke bangku lo lagi,” tegas Han yang masih sibuk mengurus segerombolan orang yang ada di bangkunya.

Harin langsung menatap horor ke arah Heeseung. Sebelum Heeseung kabur, Harin sudah lebih dulu menangkapnya dan menyeretnya sambil menjewer telinga laki-laki itu, “A-ah! ampun, Rin. Sakit banget kuping gue. Lepasin dong,” rintih Heeseung.

“Gak! Gue mau jewer kuping lo sampe lepas! gue benci banget sama lo!” marah Harin.

“Kiw kiw, jangan kelamaan bencinya, awas lama-lama jadi cinta hahaha,” ledek Yejin yang melewati mereka berdua dan langsung kembali ke tempat duduknya sambil tertawa.

Harin lantas melepas jeweran Heeseung, “Dih, amit-amit!”

Tanpa Harin sadari, seorang laki-laki mendekat ke arah Harin dan memberinya sebuah roti dan minuman kaleng.

"Rin, makasih ya udah deketin gue sama Sonya. Ini gue beliin roti sama minuman buat lo," ujar laki-laki itu.

"E-eh gak perlu repot-repot gini, jadi enak." Canda Harin.

Ketika Harin kembali menjadi pakar cinta alias mak comblang, dirinya memang sering mendapatkan bingkisan dari teman-temannya karena telah membantu mereka, tapi Harin tidak mau menerimanya, kecuali dipaksa hehe.

Pernah waktu itu, Harin membantu Dexter, teman Jay, untuk memperbaiki hubungannya dengan sang pacar. Setelah mengikuti saran dari Harin, mereka pun kembali berbaikan. Keesokan harinya, Harin menerima sebuah hampers coklat yang pastinya harganya lumayan mahal.

Awalnya Harin menolak, tapi Dexter mengancam akan menyebarluaskan bahwa Harin adalah seorang pakar cinta jika Harin tidak menerima hadiahnya. Harin memang sengaja menyembunyikan hal ini, hanya teman sekelas dan teman-teman dekatnya saja yang mengetahui identitasnya sebagai seorang cupid. Harin memiliki alasan tersendiri akan hal itu.

Yasudah, karena identitasnya tidak ingin terbongkar, akhirnya Harin menerimanya dengan terpaksa.

Lumayan stok nyemil seminggu, kalo kata Harin.

Lagipula gadis itu hanya membantu sedikit saja dan merekalah yang melanjutkan sisanya. Terkadang apa yang Harin katakan juga tidak sepenuhnya benar, jadi dia merasa hanya melakukan kewajibannya sebagai manusia yang kebetulan suka menolong dalam hal percintaan.

Cupid | Heeseung LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang