01. Permulaan

342 40 20
                                        

°•○☆○•°

Menjadi wakil ketua ekstrakulikuler jurnalistik di sekolahnya membuat Harin lebih dikenal oleh guru, teman, dan anggota sekolah lainnya. Bahkan, gadis itu memiliki citra yang bagus karena Harin sempat mewakili sekolahnya di beberapa kompetisi jurnalistik.

Cantik, berwibawa, dan supel adalah tiga sifat yang pasti akan disebutkan sebagian orang jika mereka melihat seorang Harin sebagai wakil ketua ekstrakulikuler terbesar di sekolahnya.

Tentunya ketiga sifat itu berlaku saat Harin sedang mengemban tugasnya menjadi wakil ketua, yang membuat dirinya harus jaim di depan warga sekolah demi jabatan dan prestasinya. Namun, jika sudah mengenal Harin lebih dekat, barulah gadis itu akan mengeluarkan sifat aslinya.

Salah satu contohnya dapat kita lihat di bawah ini.

"Bagi PR biologi dong guyss!" teriak Harin dan menghampiri segerombolan orang yang tengah menyalin pekerjaan rumah milik Sunoo, si juara kelas.

Jika menyangkut pelajaran, Harin termasuk orang yang biasa saja. Tidak pintar dan tidak bodoh juga. Hanya saja, terkadang gadis itu tidak bisa mengontrol rasa malasnya saat mengerjakan pekerjaan rumah. Apalagi menyangkut pelajaran biologi.

"Tunggu dulu napa?! ini gue juga belom selesai nyalin punya Sunoo. Lo dateng-dateng langsung ngerusuh!" ujar Yejin, salah satu teman Harin.

"Yeu.. baru nyampe udah langsung diomelin Mak Yejin. Skip ah baperan." Harin mengambil handphonenya lantas memfoto tugas milik Sunoo dengan cepat.

"Nah kalo gini kan tinggal salin. Work smarter, not harder guys, bye-bye!" Harin langsung menuju mejanya untuk menyalin jawaban yang sudah ia dapat.

Di samping meja Harin, terdapat Nana yang sedang menenggelamkan wajah di antara kedua lipatan tangannya di atas meja.

"Habis dari mana lagi lo?" tanya Harin sambil duduk di sebelah Nana.

"Tadi subuh gue baru banget dateng dari Paris anjir. Nganterin mama gue yang tiba-tiba pengen Hermēs keluaran terbaru. Emang ada-ada aja."

Harin tentu tidak kaget mendengarnya. Ini bukan kali pertama teman konglomeratnya seperti itu. Terkadang setiap hari libur, Nana dan keluarganya pergi untuk sekedar jalan-jalan ke luar negeri.

Ayahnya merupakan salah satu investor terbesar di sekolah mereka, sehingga Nana disegani oleh guru maupun staff sekolah. Dialah satu-satunya siswa yang dibolehkan untuk tertidur di dalam kelas saat guru menerangkan.

Walau memiliki banyak privillege, Nana adalah seseorang yang rendah hati dan tidak menyombongkan kekayaannya jika tidak diperlukan.

Yang membuat Harin heran, meskipun Nana orangnya suka tidur di kelas, gadis itu selalu bisa menjawab pertanyaan dengan baik, sehingga dia selalu mendapat ranking tiga besar.

"Minimal bagi oleh-oleh lah kalo habis travelling," ujar Harin.

"Ambil aja di tas gue. Pilih yang lo suka. Dah ah, gue mau lanjut tidur! lo jangan ganggu," sahut Nana  sambil tetap menenggelamkan wajahnya.

"Emang lo temen yang paling baik deh hehhehe.." Harin mengambil tas Nana dan melihat beberapa barang yang pastinya Nana beli dari Paris, "Na, gue ambil dompet lo aja deh, isinya lebih menggoda," canda Harin.

Nana yang tetap di posisi tidurnya lantas mengacungkan jari tengah ke hadapan Harin. "Ngelunjak ya lo kadang-kadang," mereka pun tertawa bersama.

Satu lagi teman dekat Harin adalah Yejin. Walaupun sifatnya yang cerewet seperti emak-emak, Harin dan Nana merasa tidak keberatan, justru hal tersebut membuat pertemanan mereka bertiga menjadi lebih seru.

Cupid | Heeseung LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang