°•○☆○•°
Byur!
Segelas air dingin mengguyur wajah Harin yang sedang terlelap di dalam mimpi dan mampu membangunkan gadis itu dari tidurnya. Sontak gadis itu langsung terduduk di atas kasur. Tidak hanya wajahnya, kasur Harin pun juga ikut basah.
Setelah menyadari bahwa Harin sudah bangun, pelaku penyiraman air itu lantas memarahinya.
"Akhirnya tuan putri pemalas kita bangun juga. Masih baik gue nyiramnya cuman segelas." ujarnya.
"IHH KIMING! ini kan hari minggu!" bentak Harin.
"Ya terus kenapa kalo hari minggu?!"
"Gue bisa bangun lebih siang!"
"Gak sampe jam 1 siang juga kali! kalo gitu, mending lo meninggal aja sekalian!" bentak Kiming, alias Kim Mingyu, kakak Harin.
"HEH MULUTNYA!"
"KENAPA?! LO MAU GUE SIRAM LAGI PAKE AIR SE-EMBER HAH? GUE HITUNG SAMPE LIMA, KALO LO MASIH DI ATAS KASUR, GUE SIRAM LAPTOP LO!"
Harin mendecak sebal. Dia terpaksa bangun dari tempat tidurnya.
Namun, bukan Harin namanya kalau dirinya tidak membalas perbuatan kakaknya. Dengan sigap, Harin mengambil sebuah gelas yang terdapat sedikit air di atas nakas, lalu menyiram muka kakaknya.
Byur!
"Rasain wle! emang lo doang yang bisa nyiram?! HahHAhHAhA..." Harin langsung berlari menuju dapur.
"KIM HARIN! AWAS AJA LO!" Mingyu lantas mengejar Harin dengan muka yang lumayan basah.
Harin berlindung di samping mamanya yang sedang memasak. "Ma, tolongin aku, ada gajah ngamuk!"
"Gajah?!" merasa tidak terima, Mingyu mendekat ke arah adiknya dan berusaha menangkapnya.
"Udah-udah, Gyu. Kamu ini masih aja kejar-kejaran kayak anak kecil," bela Mama.
"Dia duluan tuh nyiram aku pake air, Ma!" ujar Mingyu tidak terima.
"Mana ada?! Kiming tuh duluan nyiram aku pake air, Ma!" seru Harin.
"Sstt.. lama-lama Mama bisa budeg kalo kalian terus teriak-teriak gini," tegas Sang Mama.
Kedua kakak-beradik itu pun diam. "Maaf, Ma."
"Harin, kamu salah, karena kamu gak bangun-bangun daritadi. Ini udah jam berapa, Nak? gak baik kalo bangunnya terlalu siang. Nanti jadi kebiasaan lho. Besok kan kamu udah mulai sekolah." tutur Mama.
"Mingyu, kamu juga salah. Bangunin Harin kayak bangunin tahanan aja pake air segala. Kan bisa baik-baik banguninnya," lanjut Mama.
"Aku udah coba cara lain, Ma. Gak berhasil. Adek tuh tidurnya pules banget," bela Mingyu.
"Yaudah-yaudah. Jangan diulangin lagi semuanya. Harin, kamu mandi dulu sana habis itu siap-siap makan. Mingyu, kamu panggilin Papa. Makanannya udah mau beres," perintah Mama.
Harin dan Mingyu, keduanya saling menatap tajam sebelum kembali ke tugasnya masing-masing, seolah-olah berkata,
Awas aja lo!Harin kembali ke kamarnya dan mandi. Nyawanya kembali terkumpul sempurna setelah kucuran air shower mulai membasahi tubuhnya. Seketika dia teringat akan mimpinya tadi.
Ngapain gue bisa mimpiin tukang bohong itu lagi?
Males banget kenapa dia lagi, dia lagi?
Dari sekian banyak temen gue, kenapa dia yang gue mimpiin?
Gadis itu menggelengkan kepalanya frustasi. Bertahun-tahun dia berusaha melupakan kejadian menyebalkan itu, tapi tadi malam Harin bermimpi tentang hal itu lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid | Heeseung Lee
Fanfic"Lo terus-terusan berhasil bantuin masalah percintaan orang, tapi diri lo sendiri belum punya pacar." "Well, lo pasti tau kan, kalo pelatih itu gak main di lapangan?" "Halah, bilang aja gak ada yang mau sama lo." "Sialan." ︶꒦꒷ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ ʏᴜᴋ ꜱᴇʙᴇʟᴜ...