0. 12 | SELALU ADA DUA HAL

205 22 3
                                    

"Aku bertemu dengannya di setiap kekalahanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bertemu dengannya di setiap kekalahanku. Mendengarkannya berteriak di setiap kesalahanku. Memakiku demi aku." — vayza.

•••

Gerbang megah setinggi tujuh meter terbuka dihadapan Geo. Mempersilahkan sang tuan rumah untuk kembali di tempat persinggahannya. Motor ninja merah itu melaju menyusuri jalan yang membelah luasnya pekarangan. Tatkala melaju hanya ada suara gerungan mesin motor yang mengisi suasana yang sudah sepi. Para tamu sudah pulang mengingat ini sudah pukul sebelas malam. Tersisa beberapa orang yang sedang mengangkat kursi dan meja beserta tirai dan lampu-lampu yang tadinya menghiasi pesta.

Tidak sedikit pun Geo mau memperhatikan sekitarnya, matanya tidak menangkap beberapa orang-orang yang memandangnya penuh tanya dan curiga. Bisikan-bisikan amat pelan antara satu telinga dengan telinga lain yang bisa saja membuat telinga Geo memerah. Geo tahu, tapi memaklumi karena siapa juga yang tidak akan tertarik dengan drama yang baru saja terjadi. Kapan lagi mereka akan melihat pertunjukan sebuah keluarga yang dipandang sempurna. Mereka patut ikut tertawa karena Geo pun juga berpendapat sama.

•••

Salah satu dari seorang pria yang sibuk melipat tirai memandang Geo dari jauh. “Baru kali ini gue liat ada orang punya acara malah kabur.”

Rekan dari si pria mengangguk, menatap penuh tanya pada motor Geo yang melewati jalan setapak yang membelah pekarangan. Jauh semakin jauh menuju belokan yang akhirnya menghilang memasuki garasi.“Agak aneh ga si nih keluarga? Bisa-bisanya mereka ribut keluarga di depan tamu. Kasian gue liat anaknya tadi.”

“Ga takut diberitain media apa, ya? Padahal bokap mereka itu yang punya acara Doctor Travelers. Gue yakin, besok bakal ada berita keributan tadi di TV,” respon si pria. Siap melihat kehebohan yang akan terjadi di keesokan hari.

“Bentar, bukannya dokter Mahe sering bangga-banggain anaknya ke media, ya?” Rasanya tidak mungkin dokter yang terkenal dengan jiwa karismatik dan ketulusan hatinya menyusuri daerah pelosok negeri untuk mengobati masyarakat yang jauh dari jangkauan medis — setidaknya yang terlihat dari acara tv— bisa meneriaki dan menampar anaknya di depan umum.

“Jaman sekarang, ada orang percaya sama yang ditampilin di layar aja udah bego.”

Anehnya si rekan tidak tersinggung. “Ya, iya si. Cuman agak kaget aja. Di TV pembawaannya adem. Gue aja sering nonton."

Ia tertawa sarkas. Entah harus merasa kecewa atau konyol. Pasalnya, yang media tahu termasuk dirinya tentang Dr. Mahedevan Ratan Ishwar, Sp. B adalah seorang pria 46 tahun yang sayang keluarga. Tak jarang Mahe menceritakan prestasi anaknya dan betapa bahagia dia punya istri pengusaha sepatu fashion yang sukses. Tapi anehnya, hanya satu nama yang selalu Mahe sebut di setiap wawancara. Yaitu, Geovaro.

“Yang lewat tadi namanya siapa?” tanyanya dengan alis berkerut.

“Mana gue tau. Mukanya mirip sama yg kabur tadi.” Tampak mengerti kebingungan rekannya si pria lantas berkata, “Besok liat aja beritanya. Dijamin heboh.”

Manusia PelikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang