Bab 9: Gulali Warna Ungu

760 121 19
                                    

Ini adalah kali pertama bagi Intan bertemu langsung dengan Lembayung setelah sering dicegah oleh Saga. Ia juga tidak paham kenapa lelaki itu melakukan 'gatekeeping' padahal hanya ingin tahu bagaimana sosok yang berhasil memberi warna di wajah kaku itu. Dan tanpa disengaja kedatangannya di rumah Saga untuk memberi langsung data-data eksekutif Putera Group malah beradu pandang dengan Bayung.

Tapi pertemuan mereka berakhir singkat, orang yang membuatnya penasaran pergi selepas mengetahui kehadirannya. Intan merasakan sesuatu yang aneh pada ekspresi Lembayung sebelum membalikkan badan dari mereka. Mengikuti insting ia menoleh ke Saga yang juga ikut bingung, malah cenderung khawatir. Baru lah otak Intan berjalan dengan menarik satu kesimpulan yang juga tak dipercayainya.

"Kenapa dia?"

Pardi yang ditanya langsung mengangkat kedua tangan, berusaha membela diri seakan bersiap memberi pembelaan jika dituduh sebagai penyebab Bayung kabur sebelum sempat disambut Saga. "Sumpah gue gak tahu, bang!"

Helaan napas yang dihembuskan Saga masih menarik perhatian Intan. Ia yang duduk bersebelahan makin menempel dan mendorong bahu sang kakak angkat. "Jadi selera lo kayak gitu, ya, kak?"

Saga mengubah ekspresinya kembali menjadi datar, tidak ingin memberi kesempatan untuk Intan mengulik lebih dalam mengenai Lembayung darinya. "Udah sampai mana tadi?"

Tentu hal itu membuat Intan menjadi kesal yang memancing jiwa kekanakannya. Ia juga melotot pada Pardi yang berusaha menahan tawa. Sebagai seseorang yang kerap dijadikan tempat curhat, tentu Pardi tengah menertawakannya karena tidak akan pernah menang oleh orang baru.

Di tengah kekhawatiran pada sikap Bayung tadi, Saga masih harus fokus pada pekerjaan yang tiada habisnya. Melihat satu persatu daftar nama dengan jumlah harta serta latar belakang yang punya kemungkinan menjadi pengkhianat. Mereka akan memangkas para eksekutif ini agar tidak ada satupun yang mampu menyakiti Intan jika naik jabatan, meninggalkan orang-orang terpercaya. Memang sulit melakukannya mengingat kebanyakan dari orang-orang ini telah bekerja di bawah Putera sejak perusahaan baru merintis. Tapi tidak ada jaminan jika semuanya akan patuh ke dua pewaris yang masih dipandang sebelah mata karena umur dan pengalaman.

Saga tak akan membiarkannya sampai semua aman.

/././.

Wajah Renjun memerah setelah menutup pintu kamar akibat kabur dari rumah kaca. Ia terduduk dengan menyembunyikan wajah diantara dua lutut, mulai menyadari tingkah anehnya yang tidak sengaja dilakukan. Semua karena refleks yang entah datang darimana hanya karena melihat Saga duduk bersama seorang perempuan. Apa coba isi kepalanya sampai harus bersikap begitu dan main kabur saja.

Kedekatan tak wajar mereka sebulan ini menampikkan fakta jika kemungkinan Saga memiliki pasangan. Keduanya tidak pernah mengobrol sejauh itu sampai tahu kisah asmara masing-masing. Bisa saja lelaki itu punya hubungan jarak jauh dan akhirnya bertemu lagi hari ini, bukan berarti single karena hanya leha-leha di rumah.

Bayung menyandarkan pipi diantara tangan yang bertumpu pada lutut, membayangkan Saga tengah bersenda gurau dengan kekasihnya. Pasti dia tipikal pacar yang walau kerap mengeluh akan tetap dilakukan juga. Sudah kelihatan dari bagaimana caranya bersikap kepada Lembayung, sedikit kata banyak tindakan.

Ngomong-ngomong apa Saga tahu jika ia seorang gay? Apa mungkin segala kebaikan yang Bayung alami berasal dari ketidaktahuan Saga akan orientasi seksualnya dan menganggap sebagai adik. Lalu kenapa hal ini amat mengganggunya?

/././.

Wajah-wajah babak belur yang jatuh bergelimpangan di lantai gudang menjadi pemandangan yang amat tak mengenakkan bagi orang awam, amat berbeda dengan semua orang di dalamnya. Mereka begitu puas berhasil membalas dendam pada para pelaku yang berani melakukan serangan sebulan lalu. Tapi tidak untuk Saga dan Indra yang memutuskan keluar setelah tidak mendapatkan informasi apa-apa dari orang-orang itu.

Crescent Moon - HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang