Chapter 14

648 45 0
                                    

Hari besar yang dinantikan Diana dan Liam akhirnya tiba juga. Pernikahan mereka dirayakan diawal musim semi. Musim dimana bunga-bunga memamerkan kecantikan warnanya. Shakti selalu menyukai musim ini, karena pada musim ini dia melihat keindahan yang memanjakan matanya. Sesuatu yang tak pernah dia lihat dan alami saat di Priok.

Tiga hari sebelum hari pernikahan mereka, Shakti dan Kierran datang bersamaan kerumah opa dan oma. Begitupun dengan keluarga Jansen di Jakarta yang sudah tiba seminggu sebelumnya. Tuan dan nyonya Jansen langsung memeluk Shakti begitu melihat gadis itu tiba dirumah opa Noah. Saat Shakti memperkenalkan Kierran kepada mereka, nyonya Jansen tak hentinya tersenyum menggoda Shakti.

Berada ditengah keluarga Jansen yang selalu menyambutnya dengan kehangatan membuat Shakti seperti bagian dari keluarga. Kecuali si tuan muda beretika minus, yang masih saja bersikap sama. Dingin dan acuh tak acuh. Membuat Shakti canggung setiap kali berada didekatnya.

"Kamu berdua pacaran?" Tanya Albert saat hanya mereka berdua didapur.

Sebuah pertanyaan yang cukup membuat Shakti terkejut. Tak biasanya pemuda itu usil dengan kehidupan pribadinya.

Shakti menoleh sekilas ke Albert. "Temen kuliah."

Albert manggut-manggut tersenyum. "Enak punya temen deket dinegeri orang. Bisa kita manfaatkan kalau lagi susah."

Shakti menoleh menatapnya. Dia hampir saja mengucapkan kalimat "Maksud kamu?" Tapi diurungkannya karena tatapan Albert yang sepertinya ingin mengajak bergelut.

"Kenapa, emang bener kan? Enak kalau punya orang yang bisa kita manfaatin untuk mencapai tujuan kita."

Dasar otak minus!

Shakti menghela nafas. Dia harus meninggalkan tuan muda itu segera karena kalau tidak mungkin lelaki itu akan berakhir dirumah sakit dan dirinya berakhir dipenjara.

Tanpa disangka Shakti, Kierran sudah berdiri sejak tadi, mengawasi keduanya.

"Are you okay?" Tanya Kierran. Shakti tersenyum mengangguk.

"Did he say something to you?" Tanya Kierran lagi.

Shakti menoleh menatap Kierran heran. Darimana lelaki itu tahu? Apa semudah itu dia membaca pikiran orang?

Shakti menggeleng tersenyum. "It's nothing."

Kierran menyentuh kedua lengan Shakti dan menatapnya dengan lembut.

"Hey, don't let anyone let you down. Okay?"

Shakti tersenyum lagi. Dia seharusnya tahu kalau tuan muda beretika minus itu tidak pernah berubah. Sejak percakapan mereka didapur hingga menjelang detik-detik resepsi pernikahan, Shakti berusaha menghindari Albert dan menyibukkan diri membantu Diana.

Resepsi pernikahan Diana dan Liam diadakan disebuah hotel bergaya klasik dipusat kota di Amsterdam. Shakti tak hentinya memuji keindahan dan kemegahan hotel itu. Sebuah hotel berbintang lima dan pastinya tak murah, apalagi untuk sebuah resepsi pernikahan. Konon resepsi pernikahan mereka dibiayai oleh ayahnya Liam. Rumornya, pembiayaan itu sebagai permohonan maaf ayahnya kepada Liam. Awalnya Liam tak mau menerimanya namun setelah Diana membujuknya agar berbaikan dengan ayahnya, akhirnya lelaki itu menerimanya. Hanya pamannya yang di Amerika yang diundang dalam pernikahan, karena Liam sudah memutuskan hubungan dengan keluarganya sejak belasan tahun lalu.

Shakti mengajak Kierran berkeliling hotel, dari aula yang cukup menampung seribu orang hingga berjalan-jalan ke kebun belakang hotel. Saat mereka tiba di kolam renang yang dilengkapi dengan sauna dan yakuzi, Shakti tak bisa menahan diri untuk segera menyebur kedalam kolam. Mau tak mau Kierran menemani Shakti berenang hingga mereka kelelahan dan kedinginan.

SHAKTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang