Ditempat lain, tepatnya rumah keluarga Rio Alfaeza. Terlihat sepasang paruh baya yang sedang mengetuk pintu kamar anak bungsunya. Namun tak ada respon apapun. Dengan perlahan mereka memasuki kamar si bungsu yang masih terlelap dibalik selimutnya.
"Pasti lupa lagi.", Ucap sang ayah dengan sebuah kue ulang tahun berbentuk beruang ditangannya.
"Sayang ayo bangun.", Ucap sang Bunda sambil mengelus puncak kepala anaknya.
Bukannya bangun, gadis itu malah mempererat selimut yang membungkusnya. Membuat tubuhnya terasa hangat dan membuatnya semakin malas untuk beranjak dari tempat tidurnya.
"Selamat ulang tahun putri cantiknya Bunda.", Bisik sang Bunda. Perlahan mata gadis itu terbuka. Dilihatnya Bunda dan Ayahnya sudah ada dikamarnya.
"Pagi Bunda, pagi Ayah.", Ucapnya sambil memposisikan dirinya duduk diatas ranjang.
"Pagi juga, sayang."
Hening beberapa saat sampai gadis itu sadar sepenuhnya.
"Hari ini Ayna ulang tahun ya?", Tanyanya dengan wajah masih mengantuk.
"Jangan bilang kamu lupa lagi sama ulang tahun sendiri?", Tanya sang Ayah, membuat Ayna cengengesan.
"Hehe emang harus banget ya diingat?", Tanya Ayna lagi membuat kedua orang tuanya geleng-geleng kepala.
"Kamu gak harus ingat kok, biar Bunda sama Ayah aja yang ingat.", Jawab Bundanya mengelus puncak kepala anaknya.
"Ayo make a wish dulu.", Minta sang Ayah.
Baru saja Ayna ingin meniup lilinnya, ponselnya berdering. Dengan cepat gadis itu meraih ponselnya.
ABANG TERSAYANG🤪 CALLING...
"Pagi Abang!", Seru Ayna menyapa saudara laki-laki yang muncul dilayar ponselnya. Dia adalah Rafka.
"Pagi juga adeknya Abang. Tumben banget bangun pagi.", Tanya Rafka.
"Hehe dibangun Bunda sama Ayah ini. Lihat deh Ayah masih setia banget megangin kue ultah adek.", Ucap Ayna mengarahkan kamera ponselnya pada sang Ayah.
"Abang gangguin aja sih. Ayah sama Bunda mau rayain ultahnya adek nih.", Protes sang Ayah.
"Abang juga mau ikutan kali, Yah."
"Udah deh jangan pada ribut. Ayo sekarang Ayna make a wish dulu. Sini ponselnya biar bunda aja yang pegangin."
Gadis itu pun menurut. Ia memberikan ponselnya pada sang Bunda, sedangkan ia membuat sebuah permohonan sebelum akhirnya meniup lilinnya.
"Adek bikin permohonan apa?", Tanya Rafka.
"Adek minta semoga tahun depan bisa rayain ultah adek lagi dan dirayain bareng Abang juga. Tapi secara langsung ya bukan cuma ucapan lewat ponsel apalagi Nerima kadonya dari kurir.", Ucapnya menunjukan wajah merajuk diakhir kalimatnya.
"Hehe ultah adek tahun depan Abang pasti pulang kok."
"Janji?"
"Iya adeknya Abang."
🌸🌸🌸
"Udah pada kumpulkan?", Pertanyaan itu muncul dari Danis yang baru saja tiba bersama Deeva.
"Udah sih bang, tapi kayak ada yang kurang juga.", Ujar Riko.
Danis pun menghitung teman-temannya yang berada di cafe tersebut.
"Loh benar kok 9 orang. Biasanya kita bukannya 9 orang ya?", Tanya Danis lagi walau dia juga merasa seperti ada yang kurang.
"Iya biasanya kita ngerayain ultah kak Ayna emang sembilan orang tapi tahun ini kan nambah satu lagi. Kurang kak Rean kan?", Jawab Deeva.
"Eeh iya pintar banget pacar aku.",ucap Danis tersenyum manis seraya menepuk sayang puncak kepala Deeva.
"Dilarang bucin didepan orang jomblo! Dosa!", Pekik Riko malas melihat sikap sok manis Danis.
"Makanya cari pacar sana. Lo doang yang jomblo disini Ko.", Ejek Keynand yang baru beberapa hari lalu akhirnya pacaran dengan Ara setelah digantung terus menerus.
"Baru jadian aja songong banget.", Sinis Riko.
"Udah deh, buruan ini mau bikin acaranya dimana? Kalo kak Rean katanya sih nanti nyusul.", jawab Deeva melerai keributan kecil yang jika dibiarkan makin lama bisa bertambah panjang itu.
🌸🌸🌸
"Yakin nih mau dekor di rumahnya Ayna?", Tanya Maudy ragu."Tenang aja rumahnya kosong kok.", Jawab Danis dengan santainya membuat beberapa pasang mata menatapnya tajam.
"Terus kenapa kita harus ngendap-ngendap kayak mau maling rumah orang sih? Mana rumahnya beneran kosong lagi. Ini mau dekor buat ultah kak Ayna apa mau maling rumah kak Ayna sih?!", Pekik Riko kesal tak tertahankan.
"Yang nyuruh pada ngendap-ngendap siapa sih?", Tanya Danis membuat yang lain serentak menepuk dahi mereka. Padahal ia sendiri yang mulai melakukannya dan yang lain pun jadi ikut melakukannya.
"Dahlah capek! Hidup lagi capek-capek juga malah temanan sama orang modelan bang Danis!", Keluh Riko.
Sedangkan yang lain langsung masuk kerumah keluarga Ayna begitu Ara membuka pintunya. Terlalu lama terlibat dalam perseteruan Riko dan Danis sangatlah tidak baik untuk kesehatan.
Tak ingin buang waktu terlalu lama, mereka pun segera memulai mendekor taman belakang rumah Ayna sesuai kesepakatan bersama.
Waktu berlalu begitu cepat, diiringi keributan-keributan kecil yang dibuat oleh Riko. Tersangka utama yang takkan tergantikan dalam hal membuat rusuh. Tapi juga membuat waktu berlalu tanpa rasa bosan.
"Belum selesai ya?", Tanya seseorang dibelakang Riko.
"Ya gimana mau selesai kerjanya pada lelet semua.", Ujarnya santai tanpa melihat siapa yang bertanya.
Lalu ia tersadar bahwa semua teman-temannya sedang sibuk mendekor. Hanya dia yang dari beberapa menit lalu bersantai melihat yang lain melakukan aktivitas nya. Dengan sedikit takut ia melirik kebelakang lalu terkejut.
"AAAHKK!", Pekiknya menarik perhatian yang lain.
"Hayo loh pada ngapain dirumah gue?", Tanya seseorang yang berada dibelakang Riko, yang tak lain adalah Ayna. Gadis itu kembali kerumahnya karena ponselnya yang tertinggal.
"Kok udah balek sih?", Tanya Danis yang datang mendekat setelah mendengar teriakan Riko.
"Ponsel gue ketinggalan.", Ucapnya sambil memperlihatkan ponselnya pada Danis.
"Yaudah, nih silahkan pasang sendiri. Kita mau istirahat bentar.", Ucap Ara menyerahkan balon yang akan ia gantung tadi.
"Hehe sorry udah gagalin rencana kalian.", Ucap Ayna.
"Udah ketahuan juga, sekalian bantuinlah.", Balas Ara.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved
Teen Fiction"Mencintai seseorang yang tak pernah kamu temui itu bagaikan mencintai tokoh fiksi, hanya bisa dikagumi namun sulit tuk digapai." Itulah kalimat yang selalu Ayna Faeyza dapatkan setiap kali harapannya hancur oleh seseorang yang sama sekali belum per...