Ezar, anak kedua dari 3 bersaudara yang berasal dari keluarga kaya. Ayahnya seorang pengusaha, Bundanya seorang ibu rumah tangga yang selalu dimanjakan oleh sang suami. Ezar menuruni sifat mandiri dan tidak suka menganggur dari Ayahnya.
Diam-diam, E...
"Cewek lu mana? Nggak ke kantin? Apa masih ada kelas?"
"Et??? Apa ini lu nanyain cewek gue?" tanya Nathan penuh curiga ke Ezar.
"Kagak, gua cuma mau tanya 1 pertanyaan doang."
"Bentar lagi dia kemari." jawab Nathan.
"Oh iya, hari ini kok lo nggak jadi supir?" tanya Shaka setelah minum kopi hitamnya.
"Dari kemarin nggak sih?" tambahan pertanyaan dari Dewa.
Memang, Ezar belum cerita ke teman-temannya kalo dia dipecat. Dia juga nggak bilang kalo memar di wajahnya gara-gara dipukul orang gila. Kemarin dia cuma bilang kalo kejedot lemari bajunya. Nggak masuk akal, tapi teman-temannya nggak kepo juga.
"MIR..." Nathan manggil Miranda waktu lihat gadis itu celingukan nyari dia. Miranda langsung senyum terus lari kecil ke tempat Nathan dan teman-temannya.
"Nih..." Nathan nyodorin jus mangga pesanan Miranda. "Makasih." kata Miranda sambil senyum.
Nathan ngelus rambut ceweknya itu, "Sama-sama sayang." Bodo amat sama 3 cowok disitu yang ngelihatin dia. Siapa yang nggak gemes coba kalo punya cewek kayak Miranda.
"Kasih nafas buat yang jomblo kek." sindir Shaka yang matanya ngelirik Ezar.
Miranda langsung habisin minumannya tanpa sisa, entah apa yang bikin dia sampai kehausan seperti itu.
"Kak Ezar mau tanya apa?" tanya Miranda.
"Itu..."
"Eh bentar, Kak. Adara sakit?"
Ezar mengerutkan keningnya. "Adara sakit?"
"Kak Ezar nggak tau?"
"Sejak kapan dia sakit?" tanya Ezar dengan suara khawatir.
Miranda loading sebentar. "Aku nggak tau. Tadi aku nanya apa Adara sakit, soalnya dia nggak masuk 3 hari."
Shaka menyikut bahu Ezar. "Lo gimana sih? Bukannya lo tiap hari ketemu dia? Masa nggak tau kabarnya?"
Ezar geleng-geleng. "Dia nggak ada ngechat gue."
"Lah? Terus lo nggak ke rumahnya? Kan lo supir pribadinya?" cecar Shaka.
Ezar geleng-geleng lagi. "Sebenarnya gue udah nggak jadi supir Adara."
"Tunggu." Nathan mengangkat kedua tangannya dengan gesture menyuruh semuanya diam. "Gue jadi curiga sama muka lo yang memar kemarin."
Baiklah, sekarang saatnya Ezar harus terus terang ke teman-temannya.
"Nanti aja, gue ceritain di kosan kalian."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terhitung sudah 3 hari Adara mengurung diri di kamar. Jangankan pergi kuliah, keluar kamar saja dia nggak mau meskipun Kenan mengancam mau dobrak pintu kamarnya. Dia bakal keluar kamar saat orang tuanya berangkat kerja.