Ezar, anak kedua dari 3 bersaudara yang berasal dari keluarga kaya. Ayahnya seorang pengusaha, Bundanya seorang ibu rumah tangga yang selalu dimanjakan oleh sang suami. Ezar menuruni sifat mandiri dan tidak suka menganggur dari Ayahnya.
Diam-diam, E...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Harusnya, hari minggu jadi hari leyeh-leyehnya Ezar. Entah di rumah atau di kosan teman-temannya. Rencana malas-malasannya terancam batal karena pagi buta, majikan kecilnya udah telpon.
"Halo."
"Ada apa?"
"Nanti anterin gue kerja kelompok, jam 10."
"Sejak kapan lo pake kerja kelompok?"
"Iya, ini tuh tugasnya banyak banget, deadlinenya nanti malam harus udah kirim. Gue tunggu ya. Bye"
Ezar berdecak. "Pasti ada Mamanya. Kalo nggak ada pasti jawabannya "Ngapain lo tanya-tanya!" hafal gue."
"Ngomong sama siapa lo?" tanya Gala saat lewat depan kamar Ezar yang nggak ketutup pintunya.
"Kepo." jawab Ezar lalu nutup pintu kamarnya. Mau nggak mau dia harus tetap berangkat ke rumah Adara.
Sekitar setengah sepuluh, Ezar sudah sampai di rumah Adara. Dia mengambil kain lap untuk membersihkan mobil yang akan dia pakai ngantar Adara nanti. Itu adalah kebiasaan Ezar setiap sebelum ngantar Adara. Bukan kebiasaan sih, memang kerjaannya begitu. Tapi kadang Pak Slamet yang bersihin, nyuciin. Ezar tinggal pake.
"Mami Papi, aku berangkat dulu. Dadah..." pamit Adara dengan ceria pada kedua orang tuanya.
"Hati-hati. Ezar, hati-hati ya." pesan Shara.
"Baik, Bu. Berangkat dulu, Bu, Pak." balas Ezar lalu masuk ke dalam mobil. Di sampingnya udah ada Adara yang nambahin lipcream padahal bibirnya udah merah.
"Nggak mungkin kerja kelompok, kan?" tebak Ezar sambil melajukan mobil.
Adara menjentikkan jarinya. "Bingo. Ke Galaxy Mall."
Ezar nggak banyak tanya. Udah ketebak tujuannya apa. "Tapi gue nggak mau ikut elo ketemuan. Gue tunggu di parkiran aja."
"Gue nggak minta lo temenin juga kok." jawab Adara remeh lalu masukin lipcreamnya ke dalam tas. "Btw, lo kerja gini berarti nggak ada waktu buat pacaran dong?"
"Gue nggak punya pacar."
"Ketebak sih. Cowok nyebelin kayak elo mana punya cewek. Tapi kenapa lo nggak coba cari cewek?"
"Masih belum mau pacaran. Belum ada duit."
"Kan sekarang udah ada duit, udah digaji Mami kan?"
"Baru sekali gaji masa langsung dibuat foya-foya pacaran gitu?"
Adara mengangkat bahu. "Bulan depan kan dapat lagi." jawabnya enteng.
Ezar nggak kaget sih dengan pemikiran Adara. Dia anak tunggal yang selalu dimanja orang tuanya. Belum tau susahnya cari uang sendiri.
Ezar nurunin Adara di lobby, dia bawa mobilnya ke parkiran lantai 4 lalu masuk mall. Mau jalan-jalan sendiri cari makanan.
Adara masuk ke dalam sebuah restoran yang tidak terlalu rame dan lumayan tertutup dari luar. Selalu saja seperti sebelumnya, Adara yang menunggu. Entahlah kali ini cowok modelan apa lagi yang dia temui.