..
.
✷ · ˚ * . * * ⋆ . · ⋆ ˚ ˚ ✦ ⋆ · * ⋆ ✧ · ✧ ✵ · ✵
Jeongwoo duduk di atas sapunya, jauh dari permukaan tanah, angin yang bertiup sedikit mengacak-acak rambutnya. Ia telah berlatih cara naik dan turun selama satu jam terakhir sementara Jaehyuk hanya duduk belajar, sibuk dengan buku teksnya ―The Monster Book of Monsters. Ia melihat ke bawah, di mana Jaehyuk duduk di atas rumput, dan berseru, "Bagaimana cuaca di bawah sana?"
"Segar!" Jaehyuk merespon, tangan menangkup kedua sisi mulutnya agar suara itu berjalan lebih jauh, agar Jeongwoo bisa mendengarnya. Dia melambaikan tangannya ke udara, menyeringai cerah, menampilkan deretan gigi-gigi lucu yang mempesona.
Terbang rendah ke arah Jaehyuk, Jeongwoo bertanya dengan nada lembut, "Apakah kamu ingin ikut bergabung denganku?"
"Tidak apa, my precious. Aku akan baik-baik saja disini." Jawab Jaehyuk tanpa ragu. "Kamu pasti ingat bahwa aku tidak memiliki, bagaimana harus ku jelaskan, pengalaman terbaik dalam mengendarai sapu terbang."
Jeongwoo meringis, tiba-tiba merasa bersalah. "Aku benar-benar minta maaf tentang itu." Katanya sedikit berbisik. "Aku tidak pernah benar-benar meminta maaf kepadamu secara langsung."
Jaehyuk menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, ada air di bawah jembatan waktu itu. Lagipula aku sudah melupakannya. "
"Biarkan aku menebusnya untukmu." Jeongwoo melompat turun dari sapunya, membiarkannya melayang di udara. Ia melambai pada Jaehyuk untuk datang dan mendesaknya untuk naik, "Menginjaklah." Ekspresi wajah Jaehyuk seketika berubah panik, menatap Jeongwoo waspada. "Hanya sebentar. Aku akan berpegangan padamu saja, oke?"
Dibutuhkan beberapa lagi kata bujukan, tapi untungnya Jaehyuk akhirnya bangkit dan berdiri di samping sapu milik Jeongwoo. Dia mengayunkan kakinya di atasnya dan duduk dengan hati-hati, memegangi pegangannya begitu kuat sampai buku-buku jarinya memutih. Ketika Jeongwoo melepaskan sapu, kaki Jaehyuk terangkat dari tanah.
"Whoa, whoa, whoa, whoa—"
"Hey, hey, I got you! Don't worry!" Jeongwoo tertawa ketika tangannya memegang bagian belakang jubah yang dikenakan Jaehyuk. Jaehyuk merengek seperti anak kecil, minta diturunkan. "Jangan khawatir. Aku tidak akan melepaskannya. Untuk saat ini, bagaimanapun juga."
Fokusnya Jeongwoo hanya pada Jaehyuk; untuk membantunya menjaga keseimbangan diri dan sapu terbangnya. Siswa Slytherin itu memiliki kebiasaan bersandar terlalu jauh ke kiri, kedudukannya berbahaya sekali. Jeongwoo menggunakan metode yang Yoshi telah ajarkan pada Hufflepuffs: berpura-pura seperti kau berada di balok es. Jika kau jatuh, kau tentunya jatuh ke dalam lautan es yang dingin, yang juga berisi paus pembunuh. (Iya nya terdengar brutal tetapi sungguh efektif. Tough love, antara motto hidup Yoshi yang lain.)
Setelah Jaehyuk berjaya menguasai keseimbangan, Jeongwoo membuatnya terbang lebih tinggi di udara. Jaehyuk seketika merasa takut akan hidupnya, tetapi Jeongwoo berjanji untuk tidak melepaskannya dan selalu ada untuknya.
Ia berjalan bersama Jaehyuk, berbicara dengannya, tentang apapun itu, hal itu bertujuan untuk membuatnya tetap tenang. Jaehyuk tanpa sadar sudah mencapai titik di mana dia bisa terbang lebih tinggi dari jangkauan Jeongwoo, sehingga Jeongwoo secara bertahap mengalihkan tangannya untuk membiarkan Jaehyuk naik sendiri tanpa bantuannya.
"Lihat dirimu!" Jeongwoo berseru, menyengir sembari mendongak ke atas. Jaehyuk berteriak, kata-katanya terdengar aneh, sukar dipahami dan dimengerti, ketika dia menyadari seberapa jauh kedudukannya berada dari tempat Jeongwoo berdiri. "Hei, kamu bisa menjadi sainganku berikutnya di lapangan Quidditch. Kamu bisa menyerangku sebagai posisi Beater!"
KAMU SEDANG MEMBACA
sᴘᴇʟʟʙᴏᴜɴᴅ | Jeongjae / Jeonghyuk ver.
FanfictionSatu love potion. Dua siswa Hogwarts. Tiga minggu berpacaran. Treasure ver. A jeongjae story; Park Jeongwoo | Yoon Jaehyuk