ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ᴀᴡᴀʟ ᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴀɴ

428 49 10
                                    


.

.

.

✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵

Ketika Jeongwoo di tahun pertama, ia pernah bertemu dengan Jaehyuk dalam kereta api Hogwarts Express menuju Stasiun Hogsmeade, dekat Hogwarts. Hal ini bukanlah sesuatu yang bisa di sebut takdir atau semacamnya. Melainkan hanya sekadar kebetulan semata. Jeongwoo sedang duduk dalam sebuah kabin berdua bersama Haruto.

Masing-masing memikirkan bagaimana rasanya setelah mereka di seleksi. Walaupun mereka berdua berasal dari keluarga Slytherin, keduanya lebih suka untuk tidak mengikut haluan dan kehendak keluarga mereka and berharap untuk di seleksi ke asrama lain. Ide yang kadang mungkin kedengaran konyol sekali, tapi sungguh, mereka cukup senang hanya dengan sekadar berangan-angan dan bermimpi.

Sebagai penyihir pure-blood masing-masingnya, sudah menjadi suatu kemestian dalam keluarga mereka untuk tetap bisa menjadi penerus warisan Slytherin. Mereka siapa untuk mencoba dan menentangnya? Pemikiran yang tidak masuk akal dan gila.

Haruto membawa bersama hewan peliharaannya Ruru, seekor kucing siam yang sudah Jeongwoo anggap seperti punyanya juga. Kucing yang pintar dan lucu, memiliki warna bulu perpaduan antara warna putih pucat dengan cokelat gelap. Sepanjang berlepasnya dari London, ia terkadang hanya duduk diam atau lebih memilih untuk tidur di atas kursi. Benar-benar hewan yang baik.

Sedang mereka hampir saja terbuai dalam lamunan masing-masing, sebuah ketukan yang tiba-tiba pada daun pintu kabin mengejutkan Jeongwoo dan Haruto. Jeongwoo membuka pintu dengan perlahan-lahan menampakkan seorang siswa, sedikit rendah darinya dengan rambut yang begitu berantakan namun masih terlihat cocok.

"Hey, apa kalian melihat seekor guinea pig berlarian disini? Rambutnya sedikit panjang di sekitar kepala yang terlihat seperti rambut singa. Namanya Lawoo. Dia kabur dari sangkarnya saat aku terlalu asyik membeli camilan di troli teh." Siswa yang berdiri di depannya ini tersenyum kikuk, menggaruk tengkuknya asal. Jeongwoo dan Haruto saling berpandangan dan kembali melihat ke arah siswa itu sambil menggeleng kepala.

"Ah, benarkah? Ya sudah, kalau ketemu sama dia, kabari aku ya!" Ia memetik jarinya kemudian berputar arah dan berjalan laju menuju gerbong belakang.

Membutuhkan beberapa saat untuk Jeongwoo memproses perkataan siswa itu sebelum berteriak kembali. "Siapa namamu?"

Siswa itu berhenti dan berpaling menatapnya, kepalanya dimiringkan sedikit lalu membalas, "Kevin Yoon!" Lalu detik seterusnya ia sambung berlari pergi, begitu saja, meneruskan pencarian mencari hewan kecil miliknya, yang baginya itu hewan yang lucu tapi sedikit menakutkan bagi orang lain.

"Yah Yoon, kenapa kau bisa begitu cuai sekali?"

"Bagaimana kalau tikusmu menggigit ku, eoh?"

"Tidak mungkin, Lawoo hewan yang baik kok. Dan dia bukan tikus."

Jeongwoo mengerjap matanya melihat penuturan siswa itu dengan siswa lainnya kemudian menutup semula pintu kabinnya dan kembali duduk di tempatnya. Anak itu sungguh pelik. Apa-apaan, guinea pig? Bagaimana bisa ia menjadikan seekor tikus sebagai hewan peliharaan? Apa ia tidak takut? Bukankah tikus itu sedikit menggelikan? Haruto berkata sembari menutup matanya. Yeah. Jeongwoo membalas, setuju.

Bagi menghilangkan rasa bosan, Haruto mengeluarkan set catur sihirnya untuk mengulur waktu, tidak lagi memikirkan tentang dilema yang ditanggung siswa bernama Kevin Yoon itu. Bagaimana pun juga, ini bukan tempatnya untuk merasa kekhawatiran yang berlebihan. Mereka bukan sesiapanya siswa itu. (Namun, di saat Haruto mulai memejamkan mata dan tertidur, Jeongwoo sedikit memikirkannya. Ia merisaukan tentang keselamatan hewan kecil itu dan apakah siswa itu sudah menemukannya karena sepertinya sebentar saja lagi mereka akan sampai di Stasiun Hogsmeade.)

sᴘᴇʟʟʙᴏᴜɴᴅ | Jeongjae / Jeonghyuk ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang