..
.
✷ · ˚ * . * * ⋆ . · ⋆ ˚ ˚ ✦ ⋆ · * ⋆ ✧ · ✧ ✵ · ✵
Jeongwoo mengundang Jaehyuk untuk datang menonton perlawanan Quidditch yang berikutnya. Perlawanannya berlangsung pada hari Jumat, dan tim Hufflepuff akan menentang tim Slytherin. Ketika Jeongwoo bertanya, Jaehyuk membuat pertunjukan besar dengan berpura-pura memikirkannya sebelum akhirnya bersetuju. Jeongwoo mencemooh sandiwaranya itu dan menggeleng pasrah. la tampak sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
"Aku memang akan pergi," Jaehyuk berkomentar lalu tersengih dengan lebarnya. "Untuk mendukung tim asramaku, y'know?"
"Kamu seharusnya mendukungku!" Jeongwoo membalas tidak terima, berbicara sedikit kencang. Kemudian ia melihat sekitar setelah menyadari ucapannya. Ada beberapa siswa di sekitar dan dia tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan ide yang salah karena ucapannya. (Walaupun memang, hanya ada dua siswa di situ, satu di antaranya tertidur di dekat jendela.)
"Kata siapa?" Jaehyuk mencemooh, alisnya terangkat seolah mengejek. Setelahnya dia berteriak, memompa tinjunya ke udara. "Ayo berjuang, Slytherin! Gempur tim Hufflepuff hingga menjadi debu! Ular bisa makan luwak sebagai pencuci mulut! " Jeongwoo memutar matanya mendengar teriakannya Jaehyuk.
Ketika hari Jumat tiba, Jeongwoo memastikan untuk minum banyak air dan mengonsumsi tiga kali makan sehari dengan gizi seimbang. Ia melewati semua kelasnya mengikut jadwal yang ditetapkan, bergaul dengan Haruto dan tidak lupa juga Jaehyuk sepanjang harinya. Begitu malam bergulir, ia menuju ke lapangan dengan seragam tim Quidditch Hufflepuff-nya, sapu terbang di tangan kanannya, untuk pertemuan tim pra-pertandingan.
Para pemain semuanya sudah ada di sana ketika Jeongwoo masuk ke dalam ruangan. Yoshinori Kanemoto, lambang kepemimpinan tim mereka, berbicara kepada setiap pemain tentang apa yang harus mereka perhatikan secara individu untuk pertandingan Quidditch hari ini. Dia melakukan pertemuan solo sebelum pertemuan tim, yang benar-benar menyatukan semuanya.
Dia mengatakan pada Jeongwoo untuk sentiasa berwaspada terhadap chaser tim lawan dan menjaga Quaffle, memastikannya untuk terus bergerak untuk di cetak ke dalam lingkaran di ujung tiang yang dijaga keeper lawan. Jeongwoo menjawab dengan memberi hormat yang membuat Yoshi bersama sengihan andalannya membalas dengan menepuk punggungnya Jeongwoo. Setelah Yoshi berbicara kepada semua orang, dia berdiri di depan untuk memberikan pidato singkat.
"Kita punya waktu lima menit sampai pertandingan dimulai," katanya, satu tangan di atas sapunya dan yang lain di pinggulnya. "Saya ingin semua orang tau bahwa kita berada di sini untuk menang, secara ramah dan adil. Fokus pada pertahanan kita, ingat strategi kita. Mainkan yang terbaik dan hasilnya nanti akan ditampilkan. Saya percaya pada kalian semua. Terbang tinggi, tim!"
Para pemain berhenti untuk melakukan ritual pra-pertandingan mereka. Sebagai Hufflepuff, mereka meluangkan waktu untuk menenangkan pikiran mereka. Ada pengecualian, seperti Hyunsuk yang mengunjungi tim untuk bertemu dengan Jihoon yang juga ada di situ untuk memberi dukungan semangat kepada temannya, Yoshi dan yang lain.
Sementara Jeongwoo sedang meregangkan tubuhnya, ia memperhatikan prefek itu datang menghampiri dengan berhati-hati untuk meninggalkan permen dark chocolate dekat dengan Firebolt miliknya yang saat itu masih bertengger di rak. Kemudian, dengan cepat, Hyunsuk pergi ke sisi Jihoon dan mencium bibirnya sambil tertawa. Itu sebuah pemandangan yang tipikal. Ia tidak merasakan apapun saat melihatnya. Mungkin karena Jeongwoo sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
sᴘᴇʟʟʙᴏᴜɴᴅ | Jeongjae / Jeonghyuk ver.
FanficSatu love potion. Dua siswa Hogwarts. Tiga minggu berpacaran. Treasure ver. A jeongjae story; Park Jeongwoo | Yoon Jaehyuk