sebelumnya maaf jika ada typo yang bertebaran ehehe.. jangan lupa vote dan komen ya terima kasih atas dukungan nya . mohon bantuan-nya ya.
Sore ini, setelah sholat Ashar Panca merebahkan dirinya di kasur. Lelahnya setelah bekerja di bengkel, dan mengerjakan tugas kuliahnya membuat ia membutuhkan waktu untuk beristirahat. Ia memandang langit-langit kamarnya, matanya berkeliling mengitari sudut ruangan, bau parfum ruangan yang ber-aroma Lavender itu membuatnya tenang. Angin berhembus dari jendela kamarnya yang terbuka lebar membuat suasana begitu terasa sejuk hingga kantuk menyerangnya. Perlahan-lahan Pemuda tampan itu pun tertidur.
"Panca.," Panca terbangun saat sebuah seruan itu terdengar di telinga-nya. matanya perlahan-lahan terbuka ia bangun ternyata ia masih di tempat tidurnya. Namun, saat melihat kearah kanan ia begitu terkejut melihat sosok yang sangat tak asing baginya, sosok ibunda tercinta yang telah pergi lama meninggalkan nya da sang ayah.
"Ibuk?" Panca berkali-kali mengucek-ucek matanya, sesekali ia juga menampar pipinya berharap bahwa ia tak mimpi. Sang ibu membelai pucuk kepala Panca dengan lembut.
"Panca sekarang sudah besar, ya. Ibu Cuma mau bilang sama kamu, Le. Suatu saat nanti masa lalu yang sangat besar dan berbahaya itu akan datang. Dan kamu harus sudah siap menghadapinya."
"Masa lalu nopo nggeh, buk?" tanya Panca penasaran.
Namun, belum sempat pertanyaan itu terjawab Panca merasa matanya seperti kemasukan debu. Ia mengucek matanya berkali-kali rasa perih itu hilang tatkala Panca tersadar dari tidurnya. Ah, Cuma mimpi gumamnya. Adzan magrib berkumandang ia baru sadar bahwa panca tadi ketiduran karena saking lelahnya. Panca pun bergegas menutup jendela. Namun, saat akan menutup jendela mata Panca menangkap sesosok ular yang berukuran cukup besar melintas di samping kebun pohon pisang milik pak Darmaji. Panca menelan ludah berat matanya terus mengikuti kemana ular itu pergi hingga akhirnya Binatang melata itu hilang masuk kedalam Semak-semak. Panca dengan cepat menutup jendela kamarnya dan pergi sholat magrib.
***
"Andri, kamu repot ngga? Kalau ngga repot bisa nanti tolong antarkan kue ke Bu rosidah. Ibu lagi repot nih, nak.!" teriak ibu dari dapur. Andri yang tengah menggelar sajadah melongok.
"Inggih, nanti ya bu Andri sholat dulu!."
"O mau sholat ya, maaf!."
Jawaban itu membuat Andri tersenyum simpul dan akhirnya melaksanakan sholat magrib sebelum waktu nya habis. Di rakat pertama Andri masih khusyuk dengan bacaan sholatnya. Ia dengan tenang melaksanakan sholat magribnya. Hingga saat raka'at terakhir ia dikejutkan dengan ular yang berukuran cukup besar melintas di atas sajadahnya. Ular itu meliuk-liuk di atas sajadah Andri. Saat Ruku' pemuda itu merasa sangat was-was kalau-kalau ular itu mendekat kearahnya. Ia sengaja berlama-lama dalam ruku'nya.
"Sami'alloohu Liman Hamidah.. Rabbanaa Lakal Hamdu Milus Samaawati Wa Milul Ardhi Wa Mil Umaasyi'ta Min Syaiin Ba'du." setelah bacaan I'tidal terucap, ualr itu beringsut menjauh Andri pun bersujud dan akhirnya sampai salam terakhir ia melaksanakan Shoolat dengan hati was-was. Selesai sholat, Andri langsung mencari dimana ular itu pergi. Setaunya kamarnya sudah rapi, tak berantakan, rak-rak buku tersusun rapi dari mana ular itu masuk.
"Nandi se?" Andri mencari Ular itu dengan bantuan tongkat di tangan kanan-nya. ia menyibak kan seprei berkali-kali tak ada, di kolong kasur tak ditemukan.
"Ndolek opo, Le?" Andri mendongakan kepala ketika sang ibu bertanya di depan kamarnya. Matanya tertuju kearah kaki sang ibu dilihatnya ular itu berjalan kearah pintu. "Ibu! Minggir ada Ular!" teriak Andri membuat Ibu nya sontak menjerit dan melompat. Sang ibu begitu ketakutan saat matanya melihat ular yang cukup besar itu keluar dari kamar Andri. Anak bungsunya itu mengikuti kemana Binatang itu pergi hingga ualr itu pun hilang entah kemana.
"Hii.. dari mana itu? Dari kamarmu?" tanya Ibu takut. Andri mengangguk pelan tapi matanya masih tertuju kearah depan rumah.
"Opo ora kok resik i ta kamarmu. Sampe ada ularnya gitu?"
"Sudah Andri bereskan buk, tapi entah darimana ular itu datang. Saat Andri sholat ,tadi ular itu tiba-tiba melintas di atas sajadah."
"Hiii udah sana berangkat nanti keburu kemalaman. Lain kali kalau beresin kamar itu kolong kasurnya juga di sapuin." Tegur sang ibu lalu pergi dengan ketakutan yang masih tersisa.
***
"Buk, emm Bulan ini kan Andre sama teman-teman sampun libur kuliah, lalu ada pemberitahuan bayar Uang kuliah di bulan ini."
Ibu Andre yang tengah memotong-motong sayur menghentikan pekerjaannya. Membuat Andre menunduk.
"Le, sekarang ibu lagi ngga pegang uang. Kamu mau nabung kan buat bantuin ibu." Jelas Ibu lembut membuat Andre memberanikan diri untuk mendongak menatap wajah ibu peri nya itu. Andre tersenyum dan mengangguk. Pemuda berkaos hitam itu langsung memeluk ibunya.
"Makasih ya, buk, Andre janji bakal bikin ibu seneng. Jangan tinggalin Andre ya." Bisik Andre. Namun, belum sempat terjawab suara gaduh dari atap genteng itu membuat keduanya terkejut. Suara itu tampak seperti benda yang amat berat menimpa atap tersebut. Andre dan Ibunya saling pandang saat terdengar suara desis-an dari samping dapur. Perlahan-lahan pemud atu membuka pintu belakang, saat diliahatnya, jantung Andre hampir copot karena terdapat Ular yang menggeliat di samping rumah nya. matanya masih menatap beku binatang itu tapi tangan nya juga tak kalah untuk mengambil sebuah balok kayu yang berada di samping tungku api. Dengan keberanian Andre mengusir ular dan ia menghela nafas lega ketika ular tersebut berjalan pergi menghilang ditelan malam.
"Ana apa, Le?" tanya sang Ibu.
"Emm ngga kok bu tadi ada tupai ternyata." Dusta Andre yang tak ingin membuat Ibunya khawatir.
"Emm, Bu. Andre habis isya mau kerumah Panca. Nanti pulang mungkin agak maleman."
"Boleh." Jawab Ibu singkat sambil tersenyum manis.
![](https://img.wattpad.com/cover/348089718-288-k697560.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JAGADHITA
Horrorsering kali kita lupa bahwa dunia hanyalah permainan. Namun kebanyakan orang, mereka lebih memilih hidup sejahtera di dunia "JAGADHITA (kesejahteraan dunia)" dimana orang akan lebih takut miskin daripada takut akan berbuat dosa.