Paginya, Panca menemui orang yang mengontrakan tempat yang akan di digunakan-nya sebagai tempat angkringan dengan ditemani oleh Andre dikarenakan Andri harus pergi bekerja dan baru bisa menemani saat sore hari. Setelah menandatangani kontrak, Mereka akhirnya setuju untuk membersihkan tempat tersebut sore harinya.
"Ndri, Sialan kowe! Baterai bor listrik lagi diisi, malah kok copot charger nya." marah Andre.
"He, mulutnya di kondisikan, aku ya butuh listrik ini!" Kata Andri kesal.
"Hee! Wis ojo ngomong wae, ruangan ini wis sempit, panas, kalian ngomong tambah panas!" teriak Panca dari dalam ruangan. Andre dan Andri seketika terdiam tapi dalam hati masih menyimpan amarah.
Rumah yang mereka kontrak tidak terlalu besar. Konsep warung ini hampir seperti rumah biasa. Terdapat ruang tamu yang nantinya akan digunakan sebagai tempat lesehan para pembeli. Ada sebuah etalase kecil yang nanti nya akan digunakan untuk menu-menu yang sudah tersedia di luar tak lupa juga terdapat alat untuk membakar sate-satean seperti hal nya sosis, tempura, sate ampela dan lain-lain. Lalu dibelakang, ada dua kamar yang nantinya akan dibuat tidur untuk mereka. Satu kamar untuk kamar tidur, satu kamar lagi untuk menyimpan barang-barang mereka jikalau ketiganya mau menginap. Kemudian tepat di samping kamar tidur mereka, di luar sebelah utara terbangun sebuah kamar mandi kecil yang notabene nya seperti kamar mandi pada umumnya. kamar mandi itu berada di luar jadi jika ingin ke kamar mandi, mereka harus melewati kamar penyimpan barang dahulu dan berbelok ke kanan.
Ketiganya bekerja sama membersihkan tempat tersebut tak jarang ada bumbu pertikaian. Entah Panca yang sedang mengepel lantai lalu Andri yang bolak balik tanpa dosa menginjak lantai yang sudah di pel, atau Andre yang menggerutu karena selalu berebut colokan listrik dengan Panca. Sampai pada pukul 4 sore mereka bertiga berhasil membersihkan tempat tersebut.
"Sudah beres,nih besok kita tinggal ngadain syukuran kita undang nya temen-temen kampus yang dekat saja sekalian promosi." Ucap Panca sambil mengelap keringat di lehernya. Dan ucapan itu hanya di jawab acungan jempol oleh dua sahabatnya.
***
Adzan magrib berkumandang, Panca yang baru saja mandi langsung berganti pakaian dan melaksanakan sholat Magrib. Sajadah kesayangan yang diberikan ibunya sudah tergelar dengan rapi. Namun, saat akan melakukan takbiratul ikhram ekor mata Panca melihat sesuatu yang melintas di belakangnya. Sontak ia menoleh cepat. Panca menggigit bibir nya, berpikir bahwa itu bapak. tetapi tadi bapak pamit untuk sembahyang di masjid. Karena takut sholat nya terganggu, ia pun keluar kamar berjalan menuju dapur, dengan cepat ia menyibakkan tirai betapa terkejutnya ketika tepat didepannya berdiri sesosok wanita dengan kebaya berwarna kuning gading.
"MENUNGSO SAK KAREP E DEWE!" teriaknya lantang tepat di depan Panca. Panca terbangun dari tidurnya, keringat dingin mengucur deras membasahi kemejanya. Ia menghela nafas saat tersadar itu semua hanya mimpi, ia teringat bahwa sehabis mendaras Al-Qur'an pemuda itu tertidur dengan posisi terduduk. Panca langsung beranjak dari duduknya mencari handphone yang ternyata ada di bawah bantalnya.
"Halo Assalamualaikum.. Ndri kamu dirumah ndak?" tanya Panca.
"Aku dirumah kenapa memangnya?" tanya Andri di seberang sana.
"Ehehe.. besok kita jadi syukuran kan ya."
"Jadi, besok kita ajak teman-teman kampus yang dekat saja. Ndak usah akeh-akeh penting kan dungone toh."
"Ehehe yawis lah kalau gitu makasih ya.
"Loh, wes ngunu tok?"
"Iya asaalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Andri menutup telpon nya dengan memasang wajah sedikit curiga. Andri yakin kalau Panca sedang tidak baik-baik saja tapi renungan itu buyar saat sang ibu berteriak dari arah dapur .
"Le, besok pesen ayam panggang-nya awal aja biar sore bisa diambil."
"Inggih, Buk."
"Le.. entah kenapa Ibuk kok agak kurang sreg kamu jualan disitu." Ujar beliau. Nampak sedikit kekhawatiran di wajahnya. Andri yang tahu itu menoleh dan memasang senyum ia memeluk ibunya dari belakang menaruh dagu di pundak sang Ibu.
"Buk, pokoknya ibuk tenang aja ada Panca dan Andre yang bakal bantuin Andri. Ibuk bantuin doa aja ini usaha kita bangun bertiga. Emang ibuk khawatir apa to?" pertanyaan itu tak dijawab oleh sang Ibu. Beliau malah pergi begitu saja. Membuat Andri menghela nafas panjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
JAGADHITA
Horrorsering kali kita lupa bahwa dunia hanyalah permainan. Namun kebanyakan orang, mereka lebih memilih hidup sejahtera di dunia "JAGADHITA (kesejahteraan dunia)" dimana orang akan lebih takut miskin daripada takut akan berbuat dosa.