Bingung

822 89 1
                                    


Dua hari telah berlalu, setelah kejadian dimana Jeano pingsan setelah menghajar ayahnya habis habisan kini dirinya sudah kembali pulih walau bekas lebam masih terlihat di beberapa bagian tubuhnya, namun kini sudah jauh lebih membaik daripada sebelumnya.

Saat ini dirinya tengah berada di depan ruang rawat sang mama yang masih harus menjalani perawatan akibat luka yang ia derita bukan hanya luka fisik melainkan juga luka psikis. Maka dari itu dokter menyarankan untuk beliau dirawat lebih lama, demi mendapatkan penanganan yang lebih baik agar beliau cepat segera pulih.

Awalnya Jeano menolak karena dirinya tak memiliki cukup uang untuk membayar pengobatan sang mama jika harus menginap di rumah sakit, memangnya kalian berharap apa dengan anak remaja yang baru saja memasuki umur legal. Dirinya tentu belum dapat menghasilkan banyak uang, bahkan lulus saja belum dan itu masih beberapa bulan lagi.

Namun ditengah lamunannya, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Lantas Jeano langsung menolehkan kepalanya dan mendapati keberadaan Haechan dan tuan Jung disana.

Orang dermawan yang sudah mau membantu pengobatan sang mama, beliau membebaskan semua biaya pengobatan dirinya dan sang mama. Karena secara kebetulan, rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit milik keluarga Jung. Dan karena beliau juga, akhirnya sang mama bisa mendapatkan perawatan yang paling baik di sana. Bahkan mamanya ditempatkan di ruangan VVIP yang ada di sana.

Entah dengan apa lagi ia harus mengucapkan rasa Terima kasih terhadap keluarga Jung, karena menurutnya ucapan terima kasih saja masih belum cukup untuk membalas kebaikan mereka.

Maka dengan segera dirinya memberi salam kepada tuan Jung, dan tersenyum tulus ke arah sahabatnya, Haechan.

"Hai Jean" Sapa Haechan sambil tersenyum lebar.

"Oh hai chan" balas Jeano yang tanpa sadar ikut tersenyum melihat ekspresi lucu yang Haechan lakukan.

Tuan Jung berdeham sebentar, sebelum mulai membuka suara "ekhem! Nak Jeano, benar?" tangannya sambil menunjuk Jeano yang mengangguk cepat.

Tuan Jung terkekeh melihat sikap kaku teman anaknya itu, terlihat lucu dimatanya namun tetap saja jika harus memilih, tetap putra bungsunya lah yang akan menempati posisi pertama.

huh dasar bucin!

jemarinya terangkat mengusap pucuk surai milik Jeano. Dimana hal tersebut malah membuat Jeano terkejut sekaligus merasa bahagia entah karena apa, dirinya juga tak mengerti dengan perasaan nya saat ini. Perasaan hangat yang rasanya sudah lama sekali tak ia rasakan lagi, seperti sesosok anak yang mendapatkan perlakuan hangat dari ayah mereka. Hal itulah yang kini mungkin sedang Jeano rasakan.

"Tidak perlu se kaku itu dengan saya, kamu ini lucu yah, saya suka" seru tuan Jung yang mana malah mendapati wajah memerah Jeano yang kini tengah merasa malu dan senang secara bersamaan saat mendapat sebuah pujian dari tuan Jung untuk dirinya.

Haechan yang melihat interaksi lucu antara sang papa dan Jeano pun hanya terkikik kecil, merasa senang karena melihat wajah bahagia Jeano. Syukurlah, karena memang ini tujuan sebenarnya Haechan membawa sang papa yang sempat akan menolak ajakannya untuk datang kemari dikarenakan beliau harus menemui kliennya.

Namun kembali lagi, Haechan hanya berkata akan merajuk dan mogok bicara dengan sang papa selama satu hari dan dengan begitu tuan Jung langsung menghubungi sekretarisnya untuk segera membatalkan semua pertemuannya dengan para klien hari ini, tentu saja hal tersebut mengundang tanda tanya di benak sang sekretaris. Tetapi pada akhirnya ia tak dapat menolak perintah direktur dan menuruti keinginan beliau.

"Oh Jeano ini terima yaa, maaf kami hanya sempat membeli ini saat perjalanan kesini tadi. Lain kali aku akan lebih niat membawakan buah tangan hehe" Haechan menyodorkan dia buah kresek buah buahan berbagai macam.

Friend ||00L NCT DREAM||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang