Reyhan & Keluarga

1.1K 114 1
                                    

Setelah kejadian tersebut ketiganya langsung di bawa ke UKS oleh beberapa murid, Haechan dan Jeano yang mendapatkan luka ringan langsung diobati oleh perawat di sana namun tidak dengan Reyhan ia terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang ia dapatkan cukup parah dibandingkan dengan dua temannya yang lain.

Dengan cepat berita tersebut tersebar hingga sampai di telinga Tuan Jung yang mana langsung membuat beliau marah besar dan berencana menuntut sekolah atas kejadian yang menimpa putra bungsunya.

Bahkan sekolah terancam di tutup karena Tuan Jung yang benar benar marah besar pada saat itu, namun berterima kasihlah kalian semua kepada Haechan, sebab berkat bujukan darinya Tuan Jung akhirnya luluh dan tak jadi menutup sekolah dengan syarat Tomi dan teman temannya harus dikeluarkan secara tidak terhormat dari sann.

Tanpa berfikir dua kali pun sekolah langsung menyetujui persyaratan dari Tuan Jung.

Tolong ingat kata kata ini, Haechan itu pemegang takhta tertinggi di keluarganya lebih tepatnya mereka amat sangat menyayangi Haechan.

***

Setelah satu minggu Reyhan absen dari sekolah, hari ini akhirnya dia akan kembali mengikuti pembelajaran.

Reyhan sudah rapih dengan seragam miliknya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah, tungkainya ia bawa terlebih dahulu ke arah dapur untuk sekedar berpamitan dan membawa barang dagangan milik sang ibu yang nantinya akan ia titipkan di kantin sekolahnya.

"hari ini buat apa bu?" tanya nya menatap paras yang selalu cantik dimata Reyhan.

Sosok yang di panggil 'ibu' oleh Reyhan pun menoleh dan tersenyum manis kemudian menyerahkan dua buah kotak transparan yang berukuran sedang ke tangan sang anak.

"hari ini ibu cuma buat risol sama kue sus, soalnya ibu tadi bangunnya kesiangan ian"

Reyhan menghela nafas kecil, pasti ibunya itu kelelahan bekerja sampai bisa bangun kesiangan "Maafin ian ya Bu.. Ian belum bisa bahagiain ibu sama aji, ian janji bakal cari kerja secepatnya buat bantu ibu"

Senyuman terpatri indah di wajah keriput bu Sari yang mana selalu berhasil membuat kedua putranya merasakan kehangatan hanya dengan melihat senyum tulus miliknya, kedua lengannya ia bawa ke bahu milik sang putra kemudian ditatapnya teduh mata dari putra sulungnya berusaha meyakinkan sang putra lewat tatapan mata tersebut.

"Huss jangan suka bicara yang engga engga kamu tuhh... Kamu dan aji itu anugerah buat ibu dan bapa bukan beban atau apapun itu.. Lagipula ibu seneng buat dagangan kayak gini karena ibu jadi bisa salurin hobi memasak ibu dari situ, jadi jangan berfikiran seperti itu lagi ya nak.. karena dimata ibu kamu dan aji itu anak ibu yang paling tampan dan hebat"  ucap bu Sari di akhiri dengan senyuman lebar miliknya.

Hati Reyhan menghangat seketika, mendengar bagaimana sang ibu selalu menyalurkan kasih sayangnya kepada dirinya dan sang adik tanpa di beda bedakan, memang benar ibu tak pernah mengeluh tentang apapun itu, beliau lebih menyukai memperlihatkan sisi terbaiknya daripada terburuknya.

Maka dari itu Reyhan jadikan sang ibu sebagai panutan kedua setelah bapa tentu saja.

Oh iya kalau kalian bertanya tentang bapa, jawabnnya beliau telah lama meninggal sekitar enam tahun silam tepat saat Reyhan akan memasuki sekolah menengah pertama, dan beliau meninggal akibat kecelakaan di pekerjaan.

Bu Sari kembali menyodorkan dua buah kotak kecil kepada sang pitra "Ini ibu buatin bekal buat ian.. dimakan ya nak" ucapnya.

"Loh kok ada dua bu bekel nya?" Reyhan terlihat bingung menatap kedua kotak bekal ditangannya.

Bu sari tersenyum kecil, "Satunya lagi  untuk nak Haechan, ibu buatkan karena ibu masih merasa berhutang budi sama keluarganya, mereka sudah mau ngebantu pengobatan kamu kemarin, jadi ibu minta tolong nanti berikan ke nak Haechan yah"

Reyhan mengangguk mengerti "Ibu tenang aja, bekalnya pasti bakal ian kasih ke Haechan, kalau gitu ian pamit dulu ya bu takut keburu telat, Assalamu'alaikum" Pamitnya dan setelahnya Reyhan langsung pergi dari sana untuk berangkat ke sekolah menggunakan sepeda kesayangannya.

"Wa'alaikumsalam, hati hati di jalannya jangan ngebut bawa sepeda nya, terus yang bener belajarnya!" jawab bu Sari kemudian kembali melanjutkan pekerjaan rumahnya yang belum ia selesaikan.

.

Pagi ini cuaca begitu cerah secerah mood nya saat ini, suara burung yang mulai berkicauan dan semilir angin pagi yang memiliki bau khas kesukaannya membuat mood nya semakin baik tatkala mendapati jalanan masih sepi oleh kendaraan  sehingga dirinya tak akan terjebak macet.

Disela sela perjalanannya menuju sekolah, tak jarang Reyhan mendapat beberapa sapaan hangat dari tetangganya, dengan senang hati Reyhan akan selalu memberikan senyuman terbaiknya untuk membalas sapaan mereka.

"Sudah sehat nak ian" sapa bu ida tetangga depan rumahnya.

"Allhamdulillah sudah bu" jawab Reyhan dengan ramah.

Bu ida tersenyum senang "Syukurlah.. Maaf ibu ngga bisa nengok waktu kamu dirawat, biasalah anak ibu rewel ngga mau ditinggal"

Reyhan terkekeh kecil menanggapi pernyataan bu ida "ya gapapa bu lagian sekarang ian udah sehat kan, oh iya kalo gitu ian duluan ya bu takut kesiangan"

"Silahkan hati hati nak ian di jalannya"

"mari bu" pamit Reyhan dan kembali mengayuh sepedanya menjauhi pekarangan rumah miliknya.

Sedari dulu Reyhan memang anak yang cukup aktif dalam bersosialisasi di masyarakat, dirinya selalu berusaha meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat dimulai dari kerja bakti, meronda, membantu jika ada tetangganya yang tengah di timpa musibah dan lain sebagainya. Bahkan tak heran jika kebanyakan kenalan Reyhan justru adalah bapa bapa dibandingkan dengan teman sebayanya.

Karena sifat bermasyarakat nya juga kini dirinya banyak disukai dan disayangi oleh warga sekitar, jika ditanya oleh teman teman sebayanya pun Reyhan akan selalu menjawab seperti

'Yaa gapapa sih, seru aja temenan sama bapak bapak karena mereka asik kalo diajak gibah gue juga bisa sekalian sharing sama mereka dan dapet solusi kalo semisalnya gue lagi ada masalah'

Begitulah kira kira jawaban yang selalu terlontar jika ada teman yang menanyakan kepada dirinya mengapa suka sekali bergaul dengan orang yang lebih tua dibanding bergaul dengan teman sebaya.

.

Butuh sekiranya dua puluh menit dengan menggunakan sepeda kesayangannya barulah ia bisa sampai di sekolah tercintanya, karena gurunya cantik cantik kalo kata Nathan.

Huh dasar Nathan.

Reyhan melangkahkan kakinya menuju kantin, atau lebih tepatnya ke warung bu Ratih untuk menitipkan barang dagangan miliknya disana.

"Assalamu'alaikum princess yang paling cantik satu sekolah Neo Bangsaaaaa... Kakanda ingin menitipkan sesuatu kepada engkau"

Bu Ratih yang sudah teramat hafall dengan kelakuan Reyhan pun hanya terkekeh pelan sembari sedikit menggelengkan kepalanya walau ujung ujungnya ia akan ikut berdrama, "Ananda persilahkan kakanda" ucap bu Ratih meladeni drama yang di buat Reyhan.

Lantas keduanya tertawa kencang menanggapi ke randoman mereka berdua pagi ini, beruntung belum banyak siswa yang datang jika tidak akan sangat memalukan sekali melihat keduanya bertingkah aneh seperti tadi.

Keduanya memang kerap kali saling melayangkan lelucon garing namun membuat keduanya tertawa bahagia.

T. B. C

Friend ||00L NCT DREAM||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang