14

2.9K 160 2
                                    

Di jalan itu memang tidak terlalu gelap tapi sangatlah ramai, banyak teriakan terdengar di tempat itu dan sudah biasa terjadi di setiap balapan liar yang di adakan di jalan ini.

Terakhir zee ke sini yaitu beberapa bulan yang lalu, sejak menikah dengan marsha dia sama sekali tak berani menginjakkan kaki nya di sini, apalagi marsha juga nggak terlalu suka zee ikut balap liar kayak gini.

"Gue baru tau ternyata alfian masih aja balapan di sini, gue kira dia udah berubah eh tetap aja padahal dia anak kepala sekolah" Ucap olla menyindir alfian, tak sengaja zidan mendengar sindiran olla

"Ya gimana kepala sekolah nya aja nggak adil sama murid murid nya apalagi pasti anak pertama nya itu dimanja banget di keluarga nya, dan kayak nya kepala sekolah itu amnesia kalo semua hartanya hutang dari keluarga Natlan" Ujar ryujin santai

"Udahlah guys, ada temen nya di sini kalo dicepuin gimana? Aduh takut banget" Lanjut winter lalu menatap remeh ke arah zidan sedangkan yang lain hanya tertawa

"Mereka benar benar ngeremehin alfian, apalagi zee" Batin zidan

Zidan langsung pergi dari tempat itu pastinya dia ingin memberitahukan ini kepada alfian, tapi mereka semua tak ada yang peduli jika alfian marah atau pun melakukan hal lain.

"Guys udah guys" Lerai zee sambil tersenyum

Selama dua jam di tempat ini, zee merasakan hal yang ia rindukan selama ini, dia kangen masa masa dia masih bebas banget terus juga suka godain cewek sana sini sekarang mah nggak berani.

Selesai pertandingan, alfian dengan emosi langsung menonjok wajah mulus zee membuat semua orang di sana menatap alfian dengan tatapan heran.

"Lo ngapain nonjok zee ha? Mau cari perhatian lo? Ngemis perhatian kok di sini" Sindir winter dengan keras membuat alfian semakin emosi.

Alfian menarik kerah baju zee. "Mentang mentang keluarga lo kasta nya lebih tinggi dari gue, lo bisa seenaknya gitu sama gue ha? Gue juga nggak butuh semua uang itu" Ucap alfian

Tangan alfian langsung zee tepis dengan kasar. "Yakin? Yakin lo nggak butuh duit keluarga gue? Oke kalo lo ngomong gitu, besok gue pastiin lo nggak punya apa apa lagi dan segera bayar hutang nya, jika waktu seminggu nggak dibayar juga ayah lo itu bakal masuk penjara"

"Gue nggak peduli lo mau dapetin duit nya dari mana, yang penting uang 100 miliyar itu kembali ke rekening keluarga Natlan, udah itu doang gue tunggu"

Deg.

Bagaikan petir yang menyambar diri nya, alfian hanya bisa diam mematung karena ucapan zee, dia tidak kerja bagaimana dia melunasi uang sebanyak itu

"Zee mending kita balik aja, muak gue lihat wajahnya" Ajak winter dan zee mengangguk

Setelah mereka pergi, alfian baru menyesal dengan perkataan nya tadi jika dia tidak butuh semua uang itu.

"Sialan kau zee" Umpat alfian

.
.
.

.
.
.

Malam ini zee pulang ke rumah keluarga Natlan, dia ingin membicarakan soal ini ke papa dan mami nya.

Ceklek~

"Zee pulang" Ucap zee

Gracia langsung menoleh ke arah zee, dia menatap bingung anak kedua nya itu, ada memar di sudut bibir nya membuat gracia semakin bingung.

"Habis dari mana kamu zee? Kok bibir kamu memar kayak gitu" Tanya gracia, zee tidak menjawabnya lalu duduk di samping gracia.

Shani yang mengetahui anak kedua nya pulang, dia ikut bergabung dengan mereka berdua. "Kamu habis berantem zee? Bentar mami ambil kompres dulu" Ujar Shani

Nikah sama guru sendiri (Zeesha) End√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang