1. Prolog

15K 1K 88
                                    

Suara adu mulut itu terus terdengar. Sementara pria yang bertubuh lebih mungil itu mulai menampakkan wajah merah, tanda menahan kemarahan yang mulai memuncak.

Pria tinggi yang menjadi lawan bicaranya terus memancing emosi dengan kata-kata menyebalkan.

"Tutup mulutmu Malfoy!" Harry menunjuk kearah Draco dengan emosinya. "Kau hanya pria menyebalkan yang selalu bersembunyi dibalik nama keluarga besarmu."

Sementara Draco Malfoy hanya menyeringai kecil.

"Owwh... Potter kecil kita marah, lihatlah wajahnya..." Pandangan itu berkilat usil "Menyedihkan." ejekan itu terus dikeluarkan Draco, seolah hal tersebut adalah kesenangannya.

"Harry, ayo pergi. Jangan ladeni orang-orang bodoh itu." Hermione menarik lengan sahabatnya.

Wanita itu juga sama-sama muak dan kesal. Sudah 7 tahun, bahkan setelah perang Draco tetap menjahili mereka.

"Yaya... Pergilah mata empat dan kutu buku, kita memang tidak se-level." Draco berteriak ketika semuanya pergi.

Pandangan mata silvernya terus mengawasi kedua orang yang mulai pergi itu, berjalan menjauh dan mulai hilang di belokan lorong Hogwarts.

"Mau sampai kapan kau mengganggu mereka Drake?"

Zabini mendekap kedua tangannya di dada, sementara tak habis pikir jika tingkah temannya keterlaluan.

"Hm..." Draco menjawab dengan gumaman. Sementara raut wajahnya berubah sangat dingin.

"Memangnya kau tidak bosan bermain peran sebagai Siwi tolol di sekolah?"

"Bukan urusanmu."

Blaise Zabini dan Draco Malfoy telah bersama sejak lama. Segala hal tentang Malfoy sudah pria itu ketahui sejak dulu, bahkan sampai sikap buruknya.

Mungkin jika di hadapan orang lain, Malfoy adalah anak yang manja dan menyebalkan. Tapi seluruh Slytherin tau, Draco Malfoy adalah pria yang mengerikan. Tak ada yang berani membongkarnya dan mereka tutup mulut akan hal itu.

"Kita pergi." Draco memimpin di depan.

Bagi Draco Malfoy, orang-orang lebih baik mengetahui sikap palsunya. Itu lebih bagus, karena tidak akan ada orang yang menyadari jika dia memiliki catatan daftar hitam dibalik sikap manja dan menyebalkannya.

Semua adalah kepura-puraan.
.
.
.
.

Sudah menjadi rahasia umum jika dirinya dan Malfoy adalah sepasang musuh bebuyutan. Tapi Harry sebenarnya tak menganggap demikian, jika saja Draco Malfoy bisa bersikap lebih baik dan tidak menyebalkan, mungkin saja dirinya mau berteman.

Tapi pria itu tidak pernah berubah, bahkan setelah perang terjadi. Selalu mengganggunya dan membuat Harry semakin marah.

Hal barusan juga membuat moodnya menjadi buruk, ketika ingin pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugasnya, tapi Malfoy tiba-tiba saja muncul dan mengganggunya.

Harry marah tentu saja, tapi hei...! Dia sudah dewasa, rasanya malu jika hampir setiap harinya menjadi tontonan orang hanya karena bertengkar dengan si Malfoy.

Dirinya sudah lelah, tapi Malfoy sepertinya tidak pernah lelah untuk membuatnya marah atau sekedar menggerutu.

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Sifatnya memang susah dirubah, dia sudah di setel begitu sejak dibuat dalam kandungan." Hermione mencoba bercanda.

Melihat Harry yang melamun dan tak memperhatikan tugasnya sama sekali.

"Apa kau pikir berdamai dengan si Malfoy adalah hal yang baik?" gumamnya pelan.

He's Not Draco (DRARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang