Tangisannya menggema dalam kamar gelap itu, sementara cahaya dari bulan dibalik celah-celah udara sedikit menyinari wajahnya yang terlihat kepayahan.
Harry terus menangis dan meronta, merasa jika hari ini dirinya tak lebih dari sampah yang menjijikan. Begitu tidak berharga dan menyedihkan.
Hanya demi tongkatnya kembali, dia terpaksa rela ditiduri oleh seorang bajingan. Itu memalukan, tak ubahnya pelacur yang murahan.
"Ahh..." Desahan itu terus keluar dari bibirnya. Harry ingin sekali membungkam bibirnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara-suara laknat.
Tetapi Draco terus memaksa dan mengancamnya.
"Kau sudah sangat terangsang." Draco menyeringai senang, ketika mihat wajah yang memerah dan pasrah di bawahnya.
"Ahh... Huhu... Hentikan." Harry terus meracau.
Dia tidak tau dan juga tidak mengerti, kenapa Draco bisa mengacaukan pikirannya sampai seperti ini.
"Shhtt... Aku ingin lebih lama dalam posisi ini." Draco mendongakkan kepalanya keatas.
Sensasi nikmat terasa pada batang penisnya. Gerakan intim yang lambat itu terasa lebih menyenangkan. Memanjakan hasratnya dengan lubang Harry yang mencengkeram ketat batang penisnya, libido Draco semakin naik.
"Aku mohon... Ahhh..." netra hijaunya tampak berlinang.
Gerakan itu sangat menyiksanya. Seperti kau ingin segera keluar, tetapi tidak cukup untuk mendorongnya sampai naik kepermukaan.
"Kau tampak cabul..." Draco menampar pantat kenyal Harry dengan keras. "Sangat... Sangat nikmathh..."
Harry malu, bagaimana dia tahan diperlakukan semacam ini. Membungkuk seperti anjing, dengan Draco yang terus bergeliya menyetubuhinya.
"Ahh... Ahh..." Dia tidak bisa menahan ketika Draco menyentuh titik sensitifnya.
"Berbalik Baby..." Draco membalikkan tubuh Harry.
Lalu membawa tubuh kecil itu untuk duduk di pangkuannya. Dia ingin melihat wajah itu, melihat dengan jelas bagaimana ekspresi Harry saat di gagahi olehnya.
Sementara Harry hanya bisa pasrah, ketika seluruh kontrol atas tubuhnya telah di kendalikan. Mendesah di pangkuan Draco dengan kepalanya yang bersandar di bahu itu. Bibirnya terus merintih ketika benda milik pria itu terus masuk kebagian paling dalam tubuhnya.
"Berpeganglah dengan erat..." Draco berbicara dengan suara berat penuh nafsunya.
"AKHH.... Sakit!" Harry berteriak ketika Draco mempercepat gerakannya.
Semakin cepat dan semakin intens, membuat membuat suara tamparan daging yang saling beradu itu terdengar semakin keras. Desahan Harry menambah suasana malam itu semakin panas, kepalanya terhentak-hentak dan peganganbya semakin erat.
Sementara Draco terus menggeram seperti hewan buas yang penuh akan gairah nafsu.
Memberikan banyak tanda pada leher putih bersih milik Harry, melukisnya seperti kertas putih yang suci menjadi kotor dan penuh noda. Dia kemudian menatap Harry, menyeringai melihat wajah merah yang terlihat kepayahan itu.Harry yakin, mungkin setelah ini dirinya akan sulit berjalan.
.
.
.
."Kenapa kau telat masuk kelas lagi Harry?" Hermione bertanya.
Gadis itu menaikkan sebelah alisnya ketika Harry berjalan dengan pelan dan duduk dengan sangat hati-hati.
"Aku ketiduran di menara, setelah melukis kemarin malam." bohongnya dengan lancar.
"Kau sakit badan?"
"Ya. Aku tidur dilantai semalam."
Hermione mengangguk, dipikir jika alasan temannya sangat masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Not Draco (DRARRY)
RandomHarry berfikir jika Draco Malfoy adalah pria menyebalkan yang selalu berlindung dibalik nama keluarganya. Tapi semua itu berubah, setelah melihat sisi gelap dari Seorang Draco Malfoy. Berfikir lebih baik untuk tidak pernah mengenal Draco Malfoy saja...