15. Perjuangan

6.4K 672 47
                                    

Hari itu, tepat di tengah malam. Harry melahirkan anaknya pada usia kandungan ke 31 minggu. Mungkin stres dan banyak pikiran mengganggu, sehingga Harry melahirkan secara prematur.

Ditengah malam, diantara kesakitannya. Menjerit dan merasakan keram perut yang semakin intens. Rasa sakit luar biasa yang tak pernah Harry bayangkan sebelumnya.

Keringat dingin terus menuruni dahi, sementara tangannya memegang perut, mencoba menahan sakit.

Narcissa, beruntung ada disana. Berjuang hanya berdua, ketika Molly tidak datang untuk menginap. Untung saja, Narcissa adalah seorang Healer berpendidikan tinggi sebelum menikah dengan Lucius.

Sama-sama takut dan tegang, namun wanita dewasa itu berusaha tetap tenang. Menenangkan Harry yang akan segera melahirkan Cucunya.

Dengan teliti, menyediakan alat bantu seadanya seperti gunting dan yang lain. Tidak ada persiapan sama sekali karena semuanya terjadi secara mendadak.

Membaringkan Harry setelah memberi anak itu ramuan bius. Tangannya sedikit gemetar saat membedah perut, selapis demi selapis kulit itu dirinya gores dengan pisau bedah. Ketakutan akan gagal selalu muncul dalam benaknya. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada orang yang bisa membantu Harry selain dirinya saat ini. Sudah tidak ada waktu untuk membawa Harry menuju St. Mungos.

Waktu demi waktu berlalu, ketika Narcissa berhasil mengeluarkan bayi dalam perut Harry dengan selamat. Rasanya sangat lama sekali, ketika berhasil membawa bayi yang masih dipenuhi darah itu kedalam pelukannya. Bayi laki-laki yang tubuhnya lebih kecil, mungkin karena waktu lahirnya lebih awal.

Hatinya bergetar, mengingat masalalu. Ketika menggendong Draco untuk pertamakalinya. Mereka sangat mirip sekali, benar-benar mirip.

"Ayo nak, menangislah..." Tangannya menepuk punggung sang bayi dengan sedikit keras, berusaha membuat bayinya menangis. "Aku mohon..." Hampir pasrah karena tangisannya belum terdengar. "Kami sudah menunggumu, menangislah sayangku."

Beruntung, setelah agak lama. Bayi itu menangis, tangisannya yang pertamakali terdengar ikut meramaikan isi dunia. Dimana Narcissa ikut menangis dan merasa bersyukur, merasa jika dia mendapat kekuatan yang baru.

Kehidupan baru, telah muncul di dunia ini. Untuk mewarnai hidup mereka yang kelam dengan cahaya terang benderang dari bayi dalam pelukannya.

"Tidurlah disini, bersama Ibumu." Narcissa menyimpan bayinya kedalam pelukan Harry yang masih tak sadarkan diri, setelah memotong tali pusarnya. "Orang ini dia adalah Ibumu, yang akan menjadi malaikat penjagamu."

Narcissa memiliki tugas yang lain, mengurus Harry dan mengobati bekas pembedahan di perutnya. Itu lebih mudah, daripada membedah perutnya seperti tadi. Cukup dengan sihir dan semuanya akan kembali seperti semula, tanpa ada bekas luka seperti pembedahan pada Muggle.
.
.
.
.

"Aku terkejut ketika kamu melahirkan tanpa diketahui banyak orang." Hermione menatap bayi mungil dalam pelukan Harry.

"Ada Mom Cissy yang membantuku."

"Selamat Harry, kamu sudah menjadi seorang Ibu." Hermione memberikan kado dari tangannya.

"Papa, aku bukan seorang Ibu." Wajahnya berubah cemberut.

"Kamu yang melahirkannya." Hermione tertawa kecil. "Panggilan Mama juga cocok untukmu, karena Harry kan berwajah sangat manis."

"Jadi, siapa namanya?" Ron yang sejak tadi hanya diam akhirnya bertanya.

"Belum tau, tapi aku juga belum memikirkannya."

Narcissa menatap obrolan ketiganya, dia meremas tangannya yang saling menggenggam. Teringat akan permintaan Draco yang ingin menamai anaknya dengan Scorpius, apakah Harry akan menerimanya? Narcissa tidak yakin.
.
.
.
.

He's Not Draco (DRARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang