Nyatanya, mereka berdua tidak bisa sabar menunggu sampai waktu yang telah di tentukan. Ketika bertarung sebelum lebih awal dari waktu yang keduanya telah sepakati.
Theodore dan Draco, saling menyerang satu sama lain setelah keduanya saking cek cok dan menyinggung satu sama lain. Tidak ada yang bisa menghentikan pertarungan itu, bahkan Blaise Zabini terluka di bagian bahunya setelah terkena mantera berat.
Belakang gedung Hogwarts, menjadi saksi diantara pertarungan keduanya. Malam yang biasa sunyi dan tentram itu, berubah menjadi mengerikan. Ketika kilatan mantera berbahaya saling beradu dan membuat tempat itu menjadi tidak aman.
Orang-orang bisa melihat, ketika Theodore dan Draco saling bernafsu untuk membunuh. Tapi tidak ada yang berani untuk melerai. Lalu kemana para guru dan penjaga sekolah? Mereka tidak tau karena selain tempat ini diberikan mantera peredam untuk dijadikan arena bertarung, keduanya juga memasang Ward untuk keamanan.
Itu lebih baik, daripada keduanya tidak berfikir sama sekali untuk menghancurkan Hogwarts saat bertarung.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika terjadi sesuatu pada Harry!" Wajah marah Theodore terlihat mengerikan.
"Kau pikir, Harry akan aman jika dia bersamamu?!"
"Bajingan kau Malfoy, rasakan ini!" Kilatan ungu menakutkan keluar dari Tongkat milik Theodore, mantera yang dikenal dan sangat berbahaya, orang-orang sering menyebut sebagai Antonin Dolohov Curse.
"Finite Incantatem!" Draco menghindari serangan itu. Ledakan terlihat, membuat tempat sekitarnya terkena cahaya yang menyilaukan.
"Incendio!" semburan api terlihat. Draco dan Theodore benar-benar serius untuk saling membunuh sepertinya. Bahkan mantera yang keduanya keluarkan sangat berbahaya.
Tidak ada yang mau untuk saling mengalah, ketika mereka ingin mendapatkan Harry sebagai Pialanya.
.
.
.
.Hermione dan Ron, awalnya berniat untuk mengelilingi Hogwarts dan melakukan penjagaan malam. Tapi keduanya di kejutan ketika melihat kliatan cahaya di belakang gedung Hogwarts.
Memutuskan untuk mendekat dan bersiaga, berpikir jika ada musuh yang menyerang Hogwarts. Perang membuat keduanya sensitif terhadap sihir yang berbahaya.
Namun Hermione dan Ron tak menyangka, ketika melihat sekumpulan Slytherin tahun terakhir, sedang menonton pertarungan antara 2 pria dewasa yang sangat mereka kenal.
"Zabini, Parkinson. Apa yang sedang terjadi?" keduanya panik ketika melihat Zabini dalam perawatan Parkinson.
"Bahunya terluka parah setelah dia memisahkan mereka untuk berhenti bertarung." kepalanya menunjuk pada arah dimana Draco dan Theodore berada.
"Bagaimana bisa? Kenapa mereka saling menyerang? Ini pelanggaran berat!"
"Bukan saatnya untuk khawatir akan hal itu. Aku sedang fokus menyelamatkan Blaise!" Pansy mengeluh kesal.
"Biarkan aku membawanya menuju Hospital Wing's." Usul Hermione.
"Tidak perlu, sekolah akan mengetahui kasus ini jika Blaise dibawa menuju Rumah Sakit. Mereka semua akan mencurigai kita."
"Dia terluka parah." Bisik Hermione saat melihat bahu Blaise yang terus mengeluarkan darah, wajahnya juga terlihat pucat sekali. "Sebenarnya, apa yang terjadi..." Suara itu sangat lirih, feeling-nya sangat tidak enak.
"Semuanya karena Harry Potter, mereka memperebutkan Harry sebagai pialanya." Suara Daphne Greengrass terdengar.
"Harry?" ujar Ron tak percaya. Dia tau tentang masalah mereka, tapi tidak terpikir bisa sampai seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Not Draco (DRARRY)
RandomHarry berfikir jika Draco Malfoy adalah pria menyebalkan yang selalu berlindung dibalik nama keluarganya. Tapi semua itu berubah, setelah melihat sisi gelap dari Seorang Draco Malfoy. Berfikir lebih baik untuk tidak pernah mengenal Draco Malfoy saja...