17. Pertemuan Kembali

7.3K 697 53
                                    

Theodore bersimpuh dihadapan pujaannya, menangis karena sudah sekian kali kembali menerima penolakan. Kepalanya tertidur di atas pangkuan Harry yang sedang mengelus rambutnya, berusaha menenangkan.

"Lalu harus bagaimana lagi agar kau mencintaiku?"

"Maaf..." Harry hanya menatap kosong kearah depan.

"Aku bisa menjadi Ayah yang baik untuk Scorpius. Aku juga bisa menyayangimu sepenuh hatiku." Netra birunya menatap Harry penuh permohonan. "Aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan. Agar kamu bisa menerimaku..." lirihnya sendu.

"Kamu pria baik, Theo." Harry menatap kedalam netra biru penuh luka itu. "Kamu akan mendapatkan orang yang lebih baik dariku." Tangannya mengusap aliran air mata pada wajah Theodore.

"Tapi aku hanya ingin denganmu, bukan yang lain."

Harry menggeleng, menatap Theodore penuh pengertian.

"Kamu akan paham dengan pilihanku."

"Dia bahkan masih di penjara. Kenapa kamu bisa se-setia itu?" Tangannya menggenggam jari-hari Harry erat. "Sementara aku ada disini. Dihadapanmu, susah menantimu sejak lama."

"Aku tidak ingin menyakitimu lebih dalam dengan memberikan harapan semu, Theo..."

"Aku lebih sakit jika kamu memilih pria selain diriku." Netra birunya kembali mengucurkan air mata. "Aku mencintaimu."

Berharap Harry akan membalas cintanya, tapi penantiannya selama ini malah berujung sia-sia. Ini adalah hari yang paling Theodore takutkan, dimana Harry akan menolak kehadirannya setelah sekian lama penantian.

"Berdirilah, kamu tidak boleh merendahkan harga dirimu sendiri demi aku." Harry mengangkat tubuh pria di hadapannya. "Kamu terlalu berharga untuk bersikap seperti ini." Harry mengelus pipi Theodore.

Sementara itu, Theodore ingin memastikan perasaan Harry padanya. Dengan cepat, mencium bibir lembut milik pemuda di hadapannya. Memeluk Harry dalam kukungkungan erat dekapannya.

Lama seperti itu, sementara Harry menepuk pundak Theodore dengan keras. Dia telah kehabisan banyak nafas dengan ciuman tersebut.

"Kamu benar..." Thedoroe berkata lirih.

Sementara Harry terbatuk dan menatap Theodore berkaca-kaca.

"Kamu memang tidak mencintaiku." Theodore tau dan bisa merasakan, ketika memegang jantung Harry sudah tidak ada degupan kencang dari sana.

Harry-nya sudah tidak seperti dulu lagi, sudah tidak menyukainya lagi. Harry-nya mencintai orang lain. Sebanyak apapun Theodore menunggu dengan sabar, maka hasilnya akan tetap sia-sia.

"Theo..." Harry merasa semakin bersalah. Ketika pria itu terus menatapnya dengan pandangan terluka. "Maafkan aku..."

Harry tidak bisa menerima Theodore, dia telah banyak memikirkan hal ini. Scorpius juga membutuhkan ayahnya. Meski harus sedikit lagi menunggu lebih sabar.

Kemudian pria yang jauh lebih tinggi darinya itu tersenyum kecil. Meski masih ada rasa pahit dalam dadanya, Theodore tidak ingin egois dengan pilihan pujaan hatinya.

"Aku paham, berbahagialah kalau begitu. Maaf karena aku sudah egois..." Theodore menepuk kepala Harry lembut. "Tapi berjanjilah kamu harus bahagia. Jika tidak, maka aku akan mengejarmu kembali."

"Terimakasih banyak." Harry terharu, kemudian memeluk pria itu dengan erat. "Kamu sangat baik."

"Meski aku pergi jauh, biarkan aku untuk menyimpan rasa cinta ini di ruang paling dalam di hatiku, aku telah mencintaimu sebanyak yang aku bisa. Bahkan jika kamu telah bersama dengan yang lain, masih akan ada sisa di hatiku untukmu jika kamu berubah pikiran dan ingin kembali."

He's Not Draco (DRARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang