6.

188 7 0
                                        

Jidan mengisi hari-harinya seperti biasa dengan kesibukan bengkelnya. Selama sebulan ia tak berhubungan dengan Rayi. Hatinya seketika kacau jika mengingat Rayi dan ia tak ingin hal itu menganggu hidupnya lagi. Cukup untuknya berharap lebih pada harapan yang tak akan indah lagi pada akhirnya.

"Jidaaaaaaaan!!" Hesa datang tiba-tiba bersama Miko.

Jidan hanya melirik sebentar kemudian kembali fokus pada mobil yang ia kerjakan.

"Jidan, nongkrong yuk abis ini.." Ucap Hesa manja seraya memegang lengan kekar Jidan.

Mau tak mau, Jidan meletakkan alat tempurnya dan meladeni kedua temannya. "Lo liat gue lagi sibuk kan?"

"Dan, sebulan loh lo nggak pernah nongkrong bareng lagi. Kenapa? Masih belum move on gitu?" Tanya Miko.

"Gue udah move on," Ucap Jidan asal.

"Iya? Gimana kalau move on?" Tanya Hesa dengan nada sedikit mengejek.

"Ada pokoknya. Kepo banget sih,"
"Udeh pulang sono. Nanti kalau gue siap nongkrong, gue dateng." Jidan menyingkirkan tangan Hesa kemudian kembali memperbaiki mobil.

"Malam ini lah ya. Gue traktir. Sekalian ketemu temen baru. Hesa sama Sessa sih yang kenal," Miko memaksa Jidan agar mau ikut. Kemudian Miko mendekati telinga Jidan dan menggeser Hesa agar tak mendengar. "Cantik," Bisik Miko seraya tersenyum.

Jidan menoleh dan melihat senang raut wajah Miko. "Ok! Gas!" Jidan membereskan barang kerjanya lalu masuk ke dalam ruangan untuk berganti pakaian. Niatnya melanjutkan lembur seperti hari-hari kemarin, batal untuk hari ini.

"Hla? Katanya ogah?" Hesa bingung.

"Berhasil kan, sayang? Move on apanya. Ketemu yang bikin move on aja kagak," Miko merangkul Hesa. "Ayo tunggu dia di mobil aja. Kotor disini," Miko mengajak Hesa kembali ke mobil mereka.

...

Tepat pukul delapan malam, Miko bersama Hesa datang menyusul. Di tempat sudah ada Sessa dan seorang laki-laki baru yang mereka sudah anggap teman. Jidan juga menyusul masuk tempat pertemuan setelah memarkirkan motornya.

"Kenalan dah!" Ucap Miko.

Seseorang tersebut bernama Riku. Riku adalah mahasiswa dari kampus lain yang Hesa dan Sessa kenal melalui acara kampus. Kebetulan, mereka satu pemikiran, jadilah Riku bisa berbaur dengan baik.

Jidan mengulurkan tangan kekarnya kepada Riku yang terlihat sedang malu berhadapan dengannya. "Jidan." Jidan tersenyum tipis tanda menyambut Riku dengan baik.

"Riku. Salam kenal ya," Ucap lembut Riku.

"Rayi kemana?" Jidan bertanya seraya menyebarkan pandangannya tanpa arah setelah melepas jabatan tangannya dari Riku.

"Nggak usah ngarep dia disini," Jawab Hesa malas.

"Kenapa?" Jidan menaikan satu alisnya penasaran.

"Fokus dia sekarang kakak gue. Mau ape lu? Dahlah! Ada riku ini," Miko tak ingin Jidan masih memikirkan Rayi dalam hatinya.

"Lo mau ganti posisi Rayi sama Riku?!" Jidan geram dengan jawaban Miko.

"Bukan begitu! Gue cuma mau lo nggak mikirin Rayi. Mau dia kumpul atau enggak, serah dia juga kan? Alasannya juga sebenernya lo udah paham. Jadi, jangan tanya." Miko menjelaskan maksudnya dan itu membuat Jidan bungkam. Mau tak mau, Jidan duduk di samping Riku yang terlihat masih malu.

Jidan tak merasa nyaman dengan acara kumpul bersama hari ini. Riku yang berada disampingnya pun merasakan hal yang sama setelah beberapa kali melirik untuk melihat mimik muka Jidan. Tanpa izin, Riku langsung berdiri dan menarik Jidan untuk keluar dari circle.

Trust Me | Jaeren X NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang