Kini Renjun terduduk didepan patung yang baru saja ia temui. Renjun tersenyum dengan mata yang memerah dan rasa sedih yang mendalam. Entah perasaan apa yang ia rasakan, namun begitu menyesakkan hatinya.
"Sebenernya disini ada apa sih kak". ucap Renjun pada patung tersebut.
"Dan kenapa gue bisa sampe kesini, seolah gue harus selesain semua teka-teki yang terdengar dari suara tanpa ada wujudnya".
Renjun beranjak, ia berdiri lalu berkata..
"Kalau emang gue harus selesain semua teka-teki itu, berarti gue harus berjuang kan. Berjuang sendiri?". Renjun terkekeh.
"Kalau gue ga bisa selesain semuanya, apa gue akan terus hidup sendiri disini?".
"Bunda, ayo pulang".
Renjun terdiam, lalu menatap sekeliling.
"Chenle, iya sayang. Ayo pulang sama bunda, tunggu bunda ya". ucap Renjun.
Seolah menjadi penyemangatnya, Kini Renjun keluar dari ruangan itu, ia kembali menjelajah. Namun, ia dihadang oleh sosok dengan pakaian seperti seorang penari.
"Lo-lo siapa! Jangan deketin gue sialan!".
Renjun ketakutan, sosok yang ia temui sangat pucat dengan lengan kiri yang hilang.
"Jangan deketin gue!". Renjun berteriak sangat kencang.
Dan sosok tersebut menghilang. Kini Renjun meraup oksigen dengan rakusnya, nafasnya tersengal seolah ia habis berlari ratusan meter.
"Hahh... Hahhh... Hah.. Sialan, itu serem banget".
Renjun kembali berjalan, kini jalannya sedikit cepat. Sampailah ia ditengah-tengah bagian bangunan tersebut.
"Gila-gila, tempat ini bener-bener kerajaan ternyata".
Ditempat tersebut terdapat sebuah singgasana seorang Raja disertai sebuah kursi indah disampingnya, mungkin itu adalah tempat seorang Permaisuri. Serta ornamen indah menghiasi seluruh ruangan yang sangat khas menggambarkan sebuah kerajaan.
"Yang bener aja gue dikerajaan sebesar ini cuma keliling sendirian!". ucap Renjun.
Renjun menuju pada singasana seorang raja, entah kenapa tergambar jelas rasa sakit yang kini Renjun rasakan, sesak didadanya.
Renjun menemukan sebuah potongan kayu, dimana itu adalah bagian dari kompasnya.
Renjun memasangnya, "Masih kurang lengkap, satu potongan lagi bisa lengkapin kompas ini". ujarnya.
Renjun kembali menjelajah tempat tersebut, dan betapa terkejutnya ia menemukan replika potongan tangan.
"Ini pasti punya setan tadi, gue harus balikin nih supaya gue ga ketemu dia lagi".
Namun ketika hendak berjalan, Renjun melihat hantu penari itu lagi. Renjun bersembunyi dibalik sebuah kursi yang ada disana.
"Tuhkan-tuhkan, gila dia serem banget". gumamnya.
Setelah dirasa aman, Renjun langsung berlari meninggalkan tempat itu.
"Hahhh... gue capek banget".
Tak lama ia berjalan,
"Ah disini lo ternyata ya, sumpah wujud setan lo tuh serem banget". ucap Renjun ketika menemukan patung hantu penari itu.
"Seorang Permaisuri seharusnya tak sekeji itu, seorang Permaisuri tak seharusnya membuat dosa besar".
"Ga ngerti gue ah, kenapa si sebenernya. Mending lo gue segel deh, lo serem".

KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI
Fantasy"Yang bener aja gue dikerajaan sebesar ini cuma keliling sendirian!". "Keren banget nih kompas bisa buka pintu". "Setan! Gue bawa pisau nih, jangan macem-macem lo!". -Lee Jeno x Huang Renjun- -bxb