"Gue udah capek! Gila aja gue keliling nemunya korek terus, buat apaan!!". geramnya.
"Mama, aku pengen pulang ma".
Renjun berjalan sambil bersenandung, ia selalu memperhatikan dengan jeli semua tempat yang ia lewati. Saat ini sudah banyak yang ia bawa, ia juga mendapatkan beberapa kunci untuk membuka pintu yang masih tergembok. Saat melewati ruangan kosong, Renjun mendapat sebuah hiasan rambut berbentuk pita dengan warna biru.
Renjun juga mendapat 3 botol kecil berisi cairan berwarna merah, hijau dan biru. Ia menemukan botol kecil tersebut ditempat yang berbeda.
Barang yang ia temukan pasti dibawa, tak sekalipun ia tinggalkan.
"Ini apa? Kompas?". ujarnya setelah menemukan sebuah benda yang tergeletak disudut tembok.
Renjun membolak-balik benda tersebut, sedikit mengernyit untuk memahami benda yang ia temukan. Sebuah kompas kuno, kompas yang bertuliskan beberapa kata dan lambang dengan 3 lingkar menyatu dari ukuran kecil, sedang hingga besar. Namun bagian kompas yang sedang dan besar tidak sempurna. Seperti ada bagian yang dihilangkan.
"Makin-makin deh ini, buat apaan sih ini yaampun. Gila gue lama-lama disini".
_
_
"Kapan kamu bangun sayang, kamu ga kangen aku?". ujar Jeno sambil menatap wajah pucat Renjun.
Keadaan Renjun sudah stabil, namun entah kenapa ia betah dalam tidurnya. Walaupun sudah stabil, dokter yang merawat Renjun pun sedikit bingung karena terkadang kondisi Renjun kembali melemah bahkan sangat nihil untuk hidup, tapi seolah tengah bercanda, kondisi Renjun kembali stabil. Selalu seperti itu, kondisi Renjun diluar perkiraan.
"Ayo bangun, aku rindu". ucap Jeno lemah.
_
_
_
"Chenle, kamu dimana sayang". ucap Renjun sedikit kencang.
Kali ini ia akan bersemangat, demi membawa Chenle keluar dari tempat ini.
"Jangan takut sayang, bunda bakal bawa Chenle keluar dari sini". ucapnya.
Saat tengah merenung dalam penjelajahannya, ia mendengar suara derap langkah kaki yang sangat berat, saat itu juga ia terburu-buru lari mencari tempat bersembunyi karena derap langkah tersebut semakin dekat.
"Gue harus ngumpet gue harus ngumpet".
Renjun bersembunyi didalam sebuah ruangan, sangat kecil. Hanya ada 1 jendela tanpa kaca disana, dan meja-meja yang ditumpuk.
"Itu suara kaki siapa sih". ia mengintip.
Sangat terkejut, sampai-sampai Renjun menutup mulutnya, "Kak Mark..".
Mark, yang Renjun kenal sebagai kakak kandung Jeno. Kini Renjun melihatnya didalam kerajaan sepi seperti ini dengan pakaian khas kerajaan dilengkapi pedang ditangannya. Persis seperti seorang panglima perang.
"Kak Mark juga disini? Dia bisa tolong gue ga ya". Renjun keluar dari tempatnya bersembunyi, ia mengejar Mark.
Namun saat Mark membalik badan, Renjun segera berlari ketika melihat wajah Mark yang ternyata sangat menyeramkan dengan suara menggeram dan gigi-gigi yang tajam.
"Anjir setan!".
Renjun terus berlari dan sesekali menghadap kebelakang, ternyata mark masih mengejarnya.
"Gue harus kemana, sialan dia masih ngejar gue".
Ditengah pelariannya, Renjun melihat sebuah pintu yang tak terkunci. Ia masuk kedalamnya lalu menutup pintu tersebut kemudian ia berlari untuk bersembunyi dibalik sebuah kotak barang. Kotak tersebut lumayan bisa menutupi badannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI
Fantasía"Yang bener aja gue dikerajaan sebesar ini cuma keliling sendirian!". "Keren banget nih kompas bisa buka pintu". "Setan! Gue bawa pisau nih, jangan macem-macem lo!". -Lee Jeno x Huang Renjun- -bxb