Renjun membelalakkan matanya sambil menutup mulut dengan kedua tangannya. Begitu terkejutnya ia ketika namanya disebut dalam percakapan kedua perempuan tersebut. Apa maksudnya "Permaisuri Renjun". Mengapa nama tersebut persis seperti namanya. Apa ini sebuah kebetulan atau memang Renjun yang mereka maksud adalah Renjun yang saat ini tengah berjuang ditengah sepinya kerajaan besar yang banyak sekali menyimpan teka-teki."A-apa yang mereka maksud, dan nama permaisuri itu....". tak bisa dipungkiri, Renjun cukup terkejut atas apa yang ia dengar.
Bahkan ia lebih terkejut ketika mendengar suara laki-laki yang tadi disebut "Yang Mulia". Itu adalah suara Jeno, Lee Jeno kekasihnya...
Seakan waktu terhenti, kini Renjun seperti diberi sebuah penggalan kejadian yang mungkin bagian dari teka-teki semua ini.
"Permaisuri tak apa, ia hanya kelelahan yang mengakibatkannya pingsan. Tolong jangan terlalu lelah, ada calon penerus Raja diperutmu".
Semua orang disana terlihat bahagia, senyum orang-orang itu sangat merekah. Terlebih seorang Raja yang saat ini mengelus punggung tangan sang Permaisuri.
"Putra Mahkota, calon anakku ada disini". ucapnya seraya mengelus perut sang istri.
Setelah mendengar kabar sang istri hamil, Raja langsung mengundang orang-orang penting bahkan rakyat untuk merayakan kebahagiaan melingkupinya dan juga keluarga besar kerajaan.
Namun, tak semua orang disana berbahagia. Ada beberapa orang yang menatap tak suka.
Renjun memejamkan matanya, ia melihat seluruh wajah orang disana. Namun mengapa wajah sang Permaisuri serta Raja tak terlihat? Hanya buram.
"A-apa sih ini, sakit banget kepala gue".
Kini Renjun berada disebuah dapur, mungkin ini bagian dari dapur kerajaan. Renjun mengedarkan pandangan, ia mengernyit ketika melihat sesuatu disebuah kursi.
"Ini cermin, punya siapa ni?".
"Tak seharusnya aku mengikuti maunya, aku membunuh dia yang tak berdosa".
"Nahkan, lagian lo tuh makanya jangan mau dibodohin!". sahut Renjun.
"Dimana patung lo tuh- waw".
"Lo jangan deketin gue". ujar Renjun dengan menodongkan belatinya pada sosok tersebut.
Sosok seorang pelayan yang kini menghampirinya, "Lo pelayan itu kan! Makhluk bodoh".
Tiba-tiba sosok itu menyerang Renjun. Namun tanpa Renjun bisa kendalikan, justru belati itu kini menguasai badannya dan balik menyerang sosok tersebut hingga sesosok pelayan itu menghilang.
"Wah hebat banget gue, keren juga ni pisau dapur". ujar Renjun.
Setelah itu Renjun segera mencari patung dari sosok pelayan tersebut. Saat ia sudah menemukannya, belati yang ia pegang tak mengeluarkan cahaya apapun.
"Loh, kok lo diem aja sih". ucap Renjun pada belatinya.
"Ini kenapa, lo kok diem aja sih. Ayo cepetan segel patungnya".
Renjun bingung, kenapa belatinya tak bereaksi.
"Gue tuh udah ga punya barang apa apa selain cermin ini, masa ni pelayan gue kasih korek atau kompas kan ga mungkin!"."Kalau gue kasih potongan bahu pun, bahu dia ni ga ilang! ".
Renjun menghela nafas, "Gue harus cari lagi gitu?! Mana setannya nambah lagi, sinting".
_
_
"Sumpah! Gue harus cari apalagi disini. Udah gaada apapun!".

KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI
Fantasia"Yang bener aja gue dikerajaan sebesar ini cuma keliling sendirian!". "Keren banget nih kompas bisa buka pintu". "Setan! Gue bawa pisau nih, jangan macem-macem lo!". -Lee Jeno x Huang Renjun- -bxb