14. Too Much

174 28 2
                                    

Mina hanya melamun sembari melihat ke luar jendela. Kekhawatirannya melanda memenuhi kepalanya, apa yang akan orang tuanya katakan nanti? Anak gadisnya yang yeoppo  ini pulang-pulang membawa oppa-oppa tampan!?

"Kyaaa, menikah dengan oppa."

Mungkjn senyumnya bisa mengembang lebar jika tidak sedang di dalam mobil.

Tanpa ia sadari, Jeongyeon sedang memperhatikannya dengan sedikit senyumam tipis menukik tajam.

"Kau... Bahagia sekali nampaknya?"

Mina masih tersenyum tak jelas yang terpampang nyata dari pantulan jendela mobil.

Jeongyeon semakin tersenyum menukik dengan ide jahil di kepalanya. Ia mendekatkan diri ke Mina dan menekan tombol jendela sehingga jendela terbuka.

"Ack!!" Mina terkejut dan menoleh.

Cup~

Bibirnya mengenai bibir Jeongyeon, ya, karena Jeongyeon tepat berada di belakangnya.

"Tsk... Lembut." Jeongyeon kembali ke posisinya semula sementara Mina masih terdiam ditempat. Otaknya konslet.

Kedua tangannya menutup mulutnya.

"Sudah sampai, bos." Ucap Woo.

"Ayo turun." Ucap Jeongyeon tapi Mina masih terdiam.

"Tsk." Jeongyeon keluar dan berlari kecil menuju pintu Mina dan membukanya. Ia menari pergelangan tangan Mina.

"Waaaa!"

"Apa berteriak hobimu!?"

---------

"Dubu~"

"Apa Momoring??"

Momo memeluk lengan kiri kekasihnya itu. Mereka sedang berjalan-jalan di Itaewon menikmati  malam sembari jalan menuju rumah Momo.

"Aku mau itu..." Momo menunjuk kedai ayam goreng yang antriannya sampai keluar-luar.

"Mwo?? Micheo-"

"Ssst! Aku mau..." Bibirnya mengerucut. Mana bisa Dahyun menolak. Dahyun pun berjalan kesana dan ikut mengantri.

"Haiss, sampai kapan ini." Otaknya tak sabar menuju rumah Momo. Ia ingin bermesraan.

"Oh. Anyeong Dubu." Seorang wanita cantik datang menyapa. Momo pun tercengang dengan kecantikan wanita itu. Tapi... Siapa dia berani memanggil pacarnya Dubu? Bukan kah itu panggilan kesayangannya??

 Siapa dia berani memanggil pacarnya Dubu? Bukan kah itu panggilan kesayangannya??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Irene noona..."

"Kau mengantri? Apa boleh aku menitip 1 porsi?"

"Tentu saja!" Jawab Dahyun dengan semangat.

"Apa dia tidak tahu aku cemburu?? Dan malah mau mengantri lagi untuk wanita ini?? Huh!? Padahal tadi malas-malasan!" Ucap Momo dalam hati.

"Aku tidak jadi makan!" Momo melenggang pergi. Ia merajuk, agak gengsi sebenarnya. Ia sangat ingin ayam goreng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TDOONG Entertainment | TWICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang