The Forbidden - Dua

1.4K 238 19
                                    

Mobil Adel tiba di salah satu perkampungan. Hari ini dia memiliki jadwal kunjungan ke perkampungan itu setelah mendapat laporan dari warga yang menolak pembangunan Sutet di kawasan perkampungan itu.

Hani membukakan pintu mobil, namun Adel masih belum beranjak turun. Hingga empat orang lelaki berpakaian serba hitam datang menghampiri mobilnya. Empat orang yang Adel pekerjakan untuk melindungi dirinya jika dia harus bekerja di luar kantor.

Kemudian Adel melirik ke langit yang hari ini tampak cerah dengan sinar mata hari yang menyengat.

Tahu kalau sebentar lagi dia akan kepanasan, Adel menguncir rambut ke belakang, memakai kacamata, lalu keluar dari mobil.

Kedatangan Adel disambut baik oleh kelurahan, RT dan RW bahkan pihak PLN itu sendiri. Adel di bawa mendekati tempat di mana proyek itu di langsungkan. Sudah banyak orang berkumpul di sana, sebagian dari warga dan sebagiannya lagi tampak tak asing. Apa lagi seorang lelaki yang berdiri di barisan pertama, yang dari tatapan matanya, Adel bisa menebak kalau dia tampak terkejut melihat kedatangan Adel di sana.

Meski hanya melirik sekilas, namun Adel sudah bisa mengenali lelaki itu.

Mula-mula Adel melepaskan kacamatanya lebih dulu sebelum menyapa seluruh orang yang ada di sana. Jangan mengira dia melakukannya dengan ramah, meski bibirnya tersenyum namun wajahnya tetap saja terlihat datar.

Namun Ice Princess keluarga Hamizan ini tidak membuat orang-orang di sekelilingnya terganggu dengan ekspresi wajahnya. Justru sebaliknya, banyak sekali pasang mata yang terperangah melihat paras wajahnya.

Padahal Adel hanya mengenakan jeans biru dan kemeja putih berlengan panjang, busana yang terlihat normal dan tidak mencolok di keramaian itu.

Namun aura Adel memang sudah dikesampingkan. Dia berdiri diam saja, dengan ekspresi wajahnya yang datar dan tidak bersahabat, telah berhasil membuat semua mata terpaku padanya.

Adel mulai menjelaskan tujuannya datang ke sana, yaitu menyampaikan aspirasi warga yang telah melaporkan pembangunan Sutet di mana proyek pembangunan itu tidak disetujui oleh warga. Tapi protes warga selama ini tidak pernah di dengar oleh pihak mana pun, maka Adel menjembatani aspirasi mereka dengan mengutarakan aspirasi itu pada pihak-pihak yang terkait.

Pertemuan itu berjalan lancar dengan sangat baik. Adel telah menyampaikan semua aspirasi warga, memberikan beberapa perwakilan warga untuk mengutarakan pendapat, memberi pihak-pihak terkait kesempatan untuk melakukan hal serupa.

Saat pertemuan itu selesai pun, Adel kembali berdialog dengan warga, dia memberitahu kalau ke depannya akan banyak proses yang dilakukan agar semua keinginan dan tuntutan bisa direlisasikan tanpa merugikan warga setempat.

Adel terlihat sangat vokal, tegas dan juga berwibawa setiap kali dia bicara menyampaikan pendapat. Semua orang seperti terpesona terhadap karakter Adel. Bahkan tak terkecuali Javier yang justru tak berkedip memandangnya.

Meski hari sangat panas, bahkan Adel tampak berkali-kali menyeka keringat dengan tisu yang Hani persiapkan untuknya, namun hal itu tidak mengganggu konsentrasi Adel. Adel tampak sangat berkarakter jika di amati. Diam ketika ada yang bicara, lalu bicara ketika dipersilahkan. Dia tidak sembarangan memotong ucapan orang, tidak terdengar angkuh namun tidak juga ramah dan lemah lembut. Tegas, sesuai dengan porsinya.

Jarang sekali Javier menemukan perempuan berparas cantik yang nyaris menyentuh kata sempurna namun memiliki otak yang pintar.

Ini kali pertama Javier bertemu langsung dengan sosok yang selama ini hanya bisa dia amati melalui media. Dan ternyata, berita di media tentang sosok Adel tidak dilebih-lebihkan. Adel memang mengagumkan.

The ForbiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang