Sepanjang hidupnya, Adel belum pernah merasa ketakutan seperti ini. Ketika Javier menindih tubuhnya, mencengkeram kedua tangannya di atas kepala, Adel tidak bisa bergerak. Dia hanya bisa memejamkan matanya erat-erat sambil berdoa di dalam hati semoga ada yang menolongnya.
Membayangkan Javier akan melecehkan dirinya membuat sekujur tubuh Adel gemetar ketakutan.
Tapi entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja tangan Adel dilepaskan begitu saja, lalu tubuh Javier menyingkir sempurna dari tubuhnya. Adel membuka matanya perlahan. Memang benar Javier tidak ada lagi di atas tubuhnya. Lalu matanya melirik ke segala arah, ternyata Javier masih berada di kamar, duduk di tepi ranjang dengan tubuh sedikit membungkuk. Tangannya meremas rambutnya putus asa.
Masih dengan perasaan ketakutan, Adel duduk perlahan-lahan, lalu dia menarik selimut untuk menutup seluruh tubuhnya meski tak ada satu pun pakaiannya yang Javier buka.
Mata Adel masih memandang Javier dengan nanar takut. Dia ingin segera pergi, tapi tak berani bergerak dari tempatnya. Khawatir Javier akan melakukan hal yang sama lagi padanya.
Maka untuk berjaga-jaga, Adel menatap sekelilingnya. Mencari sesuatu yang bisa melindungi dirinya. Mata Adel terpaku pada jam weker di atas meja nakas. Adel cepat-cepat mengambilnya dan menggenggam benda itu erat-erat.
"Maaf." Gumam Javier tiba-tiba, hingga membuat Adel menatapnya dengan kernyitan di dahi. "Aku minta maaf, Adelia." Suaranya terdengar tulus. Gelagat Javier juga memperlihatkan penyesalan yang begitu dalam meski lelaki itu tidak sedang memandangnya.
Lama sekali Adel mengamati Javier, hingga tanpa sadar dia bertanya. "Kenapa kamu melakukan ini?" jauh di dalam lubuk hati Adel, dia pun bertanya-tanya dengan perasaan bingung. Javier terlihat sangat berbeda hari ini. Dia seperti orang asing, bahkan dia tidak terlihat seperti sosok Javier yang dulu.
Adel masih ingat seperti apa hubungan mereka akhir-akhir ini. Mereka mulai dekat, selayaknya teman. Dan Javier tampak sangat menghargai Adel. Tapi hari ini...
"Mamaku mati bunuh diri," gumam Javier tiba-tiba.
Adel terhenyak mendengarnya.
Javier masih menunduk dalam, tatapan matanya nanar dan juga kosong. "Dia memilih cara itu karena Papaku tiba-tiba masuk penjara dan dihukum hukuman mati."
Astaga. Jadi, selain Mamanya mati bunuh diri, Papanya juga... mendapatkan vonis hukuman mati? Adel menatap Javier lirih.
"Aku sudah berusaha berdamai. Aku berhasil berdamai. Tapi hari ini... aku mendengar kabar mengejutkan." Javier tersenyum getir. "Mamaku... memilih cara itu atas desakan orang lain." Javier tertawa hambar. "Aku tahu seperti apa sulitnya berdamai dengan kenyataan kalau aku adalah anak seorang pembunuh. Butuh bertahun-tahun sampai aku berhasil melakukannya. Tapi kali ini... aku ragu bisa berdamai dengan kenyataan ini."
Javier tidak tahu mengapa dia menceritakan hal ini pada Adel. Pada anak dari seseorang yang telah menjadi alasan Mamanya memutuskan bunuh diri. Tapi Javier memang sedang sangat membutuhkannya. Menumpahkan sesak di hatinya yang membuat Javier kebingungan seorang diri.
"Karena semakin aku memikirkannya," tangan Javier mengepal erat, rahangnya mengeras hebat sedang matanya diselimuti kebencian. "aku akan semakin ingin membalas apa yang orang itu lakukan pada Mama. Aku ingin dia tahu apa yang aku rasakan. Ingin dia tersiksa seperti aku." tubuh Javier gemetaran menahan amarah. "Aku membenci laki-laki itu. Aku sangat membencinya."
Seharusnya Adel tetap diam di tempatnya, menunggu sampai Javier keluar dari kamar itu lalu bergegas pergi meninggalkan rumah ini.
Tapi Adel justru melakukan hal yang tidak masuk akal. Dia menyibak selimut dari tubuhnya, kemudian perlahan-lahan mendekat, duduk tepat di sebelah Javier. Adel masih terus mengamati, hingga dia menyadari tubuh Javier yang gemetar menahan amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden
RomanceAdel tidak pernah tertarik dengan urusan asmara. Karena sejak kecil, Papinya sudah menyatakan dengan tegas kalau Adel hanya bisa menikah dengan lelaki pilihan Papinya. Sampai suatu ketika Adel bertemu dengan Javier, lelaki pembuat onar yang senang s...