Chapter 5 - Debaran

311 58 14
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.

 Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


〰️




Suara helaan napas kembali terdengar untuk kesekian kalinya. Ethan terus saja mondar-mandir tidak jelas diruang tamu keluarga Rownie.

Gytha yang baru saja selesai mandi, dengan baju tidur doraemon kesukaanya datang mendekatinya. Gadis itu reflek menepuk pundak Ethan kencang.

"Berhenti berputar-putar. Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan Ethan, kau membuat kepalaku pusing melihatnya."

"Ini sudah malam, apakah Paman Rio sudah tidur? kenapa kau belum tidur?"

Gytha mendengus saat pertanyaannya dijawab pertanyaan balik oleh Ethan. Melihat mulut Gytha yang hendak mengeluarkan suara, Ethan langsung berbicara kembali.

"Sudah tidak usah dijawab. Aku tahu semua yang ingin kau katakan dan jangan ceramahi aku. Lebih baik kau tidur sekarang, aku akan langsung pulang setelah Lytha datang nanti."

Mulut Gytha langsung membentuk tanda O bulat saat mengetahui alasan pria itu masih disini seraya mundar-mandir. Tanpa membalas ucapan Ethan, Gytha langsung berbalik dan menuju tangga seraya sesekali menguap.

"Ah, aku lupa satu hal, langsung tidur Gytha! aku tahu kau berniat video call dengan Kelvin. Awas saja jika kau tidak langsung tidur, akan ku sita ponselmu selama sebulan."

Langkah Gytha sempat terhenti di tengah tangga, ia sedikit meringis saat Ethan sangat tahu dengan segala kebiasaannya.

"Terserah padamu saja dan Ethan, panggil dia 'Kak Kelvin'. Dia lebih tua darimu."

Setelah mengatakan hal itu, Gytha langsung berlalu menuju kamarnya dilantai dua sehingga tidak memperhatikan wajah tidak suka milik Ethan.

"Aku tidak peduli" Gumam pria itu pelan hampir terdengar seperti sebuah bisikan.




〰️




"Kau tidak pulang?"

Antony bertanya untuk yang kesekian kalinya karena melihat Lytha yang sama sekali terlihat tidak berniat menurunkan kedua kakinya yang ia naikan keatas sofa seraya berbaring.

Gadis itu sibuk menatap siaran televisi di depannya dengan sebuah kripik singkong ditangannya. Wajah seriusnya menonton tv pun menggeleng seakan berkata bahwa ia tidak mau pulang.

"Lytha, ini sudah larut malam. Bagaimana jika orang rumah mencarimu? lebih baik cepat pulang."

Lytha tersenyum geli seraya menggigit kripiknya dengan sekuat tenaga. Ia melemparkan pandangan menggoda kearah Antony.

Tentu saja Lytha tahu alasan Antony yang terus saja memaksa dirinya untuk pulang. Sangat terlihat jelas saat suster Shinta terus saja bolak-balik keruangan ini untuk melakukan hal yang menurutnya tidak penting.

Secret of Twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang