Chapter 27 - Vas Pecah

295 68 5
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.

 Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Lytha kembali dalam rutinitasnya, walaupun dirinya masih belum kembali ke sekolah, ia kini senang karena sudah terbebas dari Ethan yang terus saja menganggunya selama dua hari kemarin. Dengan ketidakhadiran Ethan, Lytha dengan leluasa biasa menyelinap keluar untuk menghadiri latihan ballet secara sembunyi-sembunyi.

Ia tahu jika paman Antony sampai mengetahuinya, pria tua yang cerewet itu pasti akan mencegahnya dan melarangnya untuk melakukan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Namun Lytha yang keras kepala tidak mau hal itu terjadi dan memilih untuk merahasiakan debutnya.

Entah akan bertambah parah atau bagaimana, tapi Lytha tidak mau melewatkan kesempatannya. Mungkin ini bisa menjadi kesempatannya yang terakhir dan ia tidak mau menyianyiakan waktu hidupnya yang mungkin tidak banyak lagi.

Lytha berjalan melenggang bebas memasuki area rawat klinik, dirinya tidak mau mengambil resiko untuk berlama-lama di studio dan membuat curiga karena pergi terlalu lama. Dengan sambil menggendong tas ransel tempat segela kebutuhannya itu, ia berjalan sambil melirik sekitar, memastikan untuk tidak bertemu siapapun yang mengenalnya.

Namun bukannya menuju ruang rawatnya, langkah kaki gadis itu malah membawanya kedepan ruang rawat dari seseorang yang dihindarinya selama beberapa hari ini. Lytha berjalan perlahan saat menyadari hal itu, ia melihat pintu tuang rawat Rio terbuka lebar dan memutuskan untuk sedikit mengintip ke dalam.

Dan saat itu pula lah mata mereka bertemu.

Rio yang awalnya sedang melatih ototnya dan mulai berjalan-jalan kecil di dalam ruangannya dikejutkan dengan wajah familiar namun terasa asing karena sudah lama tidak bertemu. 

"Lytha.."

Lytha yang terkejut dan hendak pergi segera mengurungkan niatnya saat suara Rio memanggil dan membuat langkahnya terhenti. Dengan ragu-ragu ia berbalik dan kemudian memutuskan untuk masuk dan menyapa. Bagaimana pun Rio tetap ayahnya.

"Bagaimana kabarmu?"

Rio mencoba untuk membuka pembicaraan kepada Lytha yang hanya berdiri canggung di ujung ruangan. Gadis itu sesekali melirik kearah Rio yang sudah terduduk diranjang rumah sakit karena kondisinya memang yang masih belum terlalu sembuh.

Lytha mengangguk sebagai jawaban, membasahkan bibirnya sejenak sebelum akhirnya balik bertanya sengan ragu, "Papah sendiri?"

"Seperti yang terlihat, tapi sudah lumayan membaik."

Setelah percakapan singkat dan canggung tersebut, kedunya memilih terdiam. Keheningan yang terjadi memang membuat kedunya sedikit frustasi tapi tidak bisa melakukan apapun, karena sejak awal keduanya memang tidak banyak berbicara satu sama lain.

Secret of Twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang