Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.
〰️
Pukul 19.12
Lytha akhirnya keluar dari kamar setelah tidur sejak siang tadi. Gadis itu berjalan menuruni tangga menuju dapur karena rasa haus yang mendera, sampai dilihatnya suasana rumah yang remang-remang dan sepi seperti tidak ada orang sama sekali.
Padahal masih belum terlalu malam, tapi Lytha tidak melihat ART dirumahnya yang biasa membuat makan malam.
Mengabaikan rasa penasarannya, Lytha kembali melanjutkan rencananya, nengambil sebotol air dingin di kulkas lalu meneguknya dengan tidak sabar. Tenggorokannya yang kering langsung mereda saat air dingin itu mengalir masuk menetralkan dahaganya.
"Hai,"
Lytha terkejut mendengar suara yang tiba-tiba muncul dari punggungnya, gadis itu menabrak kulkas didepannya, merapatkan diri sebelum akhirnya menoleh dan matanya menangkap sosok pria yang sedang duduk di bangku sambil tersenyum lebar seraya memperlihatkan giginya.
"Aishh," Gerutu Lytha pelan."Sorry, kaget ya."
Lytha hanya tersenyum kikuk, ia memperbaiki posisinya yang awalnya merapat kearah kulkas lalu mengalihkan pandangannya tidak nyaman sambil berpikir bagaimana Kelvin bisa ada di dalam rumahnya.
Pria yang sering menjadi perbincangan Ethan dan Gytha dikala mereka bertengkar kecil itu terlihat rapi dengan setelan baju kasual dan terlihat tampan seperti biasa. Saat melihat Kelvin lebih dekat, Lytha kini bisa paham kenapa saudarinya sangat mengagung-agungkan Kelvin sampai membuat Ethan kesal.
Walaupun menurut Lytha, Ethan tetap nomor satu. Tetapi sepertinya untuk kepribadiaan, Kelvin lebih unggul. Pria itu dewasa, kalem, dan juga murah senyum. Walaupun agak sedikit narsis menurut Lytha.
Kelvin terlihat bangkit dari kursinya, lalu berjalan mendekati Lytha yang masih berada ditempatnya. Pria itu duduk di kursi yang menghadap persis kearah dapur— tempat Lytha berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Twins [END]
FanfictionSunyi kembali menemaninya, menjaganya, bersamanya. memiliki banyak orang teman dan keluarga bukan berarti memiliki seorang yang bisa diajak bicara. Selalu menjadi peran pendamping didalam kisah saudara kembarnya membuatnya mengerti satu hal. Tidak...