Chapter 31 - Salam Perpisahan

359 65 8
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.

 Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Lytha menatap dengan bahagia seluruh view kota dari atap klinik. Ia tersenyum kecil saat melihat langit berwarna jingga yang menyiratkan bahwa matahari sebentar lagi akan tenggelam seolah menunjukkan warna tercantiknya.

Semilir angin membawa rambutnya bergerak-gerak menggelitik wajahnya sehingga menimbulkan perasaan geli dalam dirinya. Suasana hati Lytha terlihat sangat bagus sore ini.

"Cantik."

Lytha yang awalnya memejamkan mata untuk menikmati semilir angin, segera membuka matanya saat mendengar suara seseorang di dekat telinganya. Saat itu juga, pandanganya langsung bertabrakan dengan netra hitam mempesona yang sedang menatap kagum kearahnya.

Ethan yang ternyata pemilik suara tersebut terlihat sedang menopangkan satu tangannya pada pembatas atap sambil menatap penuh kearah Lytha dengan senyum kotaknya menunggu reaksi dari gadis itu.

"Iyakan? Kotanya memang cantik."

Ethan mendengus saat Lytha melontarkan kalimat yang tidak sesuai ekspektasinya, sangat mengecewakan memang, tetapi Ethan tidak terlalu mempermasalahkannya dan hanya mengangguk setuju seraya memindahkan posisi tubuhnya untuk menatap lurus pada pemandangan didepannya.

Padahal hal tersebut sangat disayangkan karena Ethan melewatkan seburat merah jambu pada telinga Lytha yang tiba-tiba saja muncul. Sepertinya Lytha tahu bahwa kalimat cantik tersebut diutarakan padanya, namun gadis itu terlalu malu untuk merespon dan memilih mengalihkan pembicaraan.

Sayang sekali, Ethan.

Sepertinya ia memang harus berusaha lebih keras lagi.

"Bukankah dingin berdiri disini?"

Lytha yang masih berusaha menutupi rasa gugupnya hanya tersenyum, ia tidak berani menatap wajah Ethan yang kini sudah kembali menatapnya. Untung saja kibaran rambutnya sedikit menutupi telinganya sehingga Ethan tidak terlalu sadar dengan warnanya yang berubah walau kini sudah semakin memudar.

"Tidak, ini sejuk."

"..."

Tidak ada kalimat balasan dari Ethan, tapi Lytha tahu pria itu kini sedang menatapnya khawatir, maka dari itu ia memutuskan untuk memberanikan diri menatap Ethan guna meyakinkannya.

"Aku benar-benar tidak apa-apa."

"Tapi orang sakit seharusnya—"

Lytha tertawa kecil secara tiba-tiba, membuat Ethan tidak jadi melanjutkan kalimatnya. "Lucu sekali melihat kau kini khawatir padaku."

Lytha sepertinya tidak memiliki niat apapun saat mengatakan hal tersebut, namun Ethan memaknainya dengan sensitif dan berpikir Lytha sedang menyindirnya.

Secret of Twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang