Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.
〰️
Terjadi keheningan panjang dalam ruang rawat pribadi tersebut. Semua terdiam untuk mencerna kalimat yang keluar dari Antony sampai akhirnya Rio terkekeh. Tertawa sarkas karena merasa ucapan Antony sangat tidak masuk akal baginya.
Dan dengan tanpa aba-aba, Rio segera menarik kerah kemeja pria itu dengan sangat kencang. Gytha dan Kelvin yang terkejut lantas segera mendekati keributan, keduanya kompak memegang lengan kanan dan kiri milik Rio, berusaha untuk melepaskan cekikkan Rio yang lumayan membuat Antony kewalahan.
"Pah, berhenti pah."
"Paman.."
Berbanding terbalik dengan Antony yang korban, justru malah Rio yang terlihat kalah padahal kondisinya ia yang menyerang duluan. Tetapi sepertinya perkataan Antony memang sudah menjadi salah satu kekalahannya.
"Berhenti bercanda." Geram Rio dengan tetap mengencangkan cengkeramannya walaupun Gytha dan Kelvin menganggu.
"Uhukk.."
Antony tersedak karena tangan Rio tidak hanya mencengkram kerah kemeja namun juga menariknya sehingga lehernya sedikit tercekik.
Antony tersenyum miring, ini seharusnya menjadi adegan sedih tetapi entah kenapa ia puas dengan reaksi Rio saat ini. Dirinya setidaknya bisa merasakan bahwa Rio benar-benar marah karena ucapannya.
"Aku seorang dokter. Aku tidak akan bermain-main dengan kondisi pasienku!" Ucap Antony dengan susah payah berusaha melonggarkan tarikan Rio agar ucapannya bisa terdengar.
"Tapi tadi kau membual soal Lytha yang sedang sakit, sialan!" Desis Rio tetap tidak mau kalah.
"Dia memang sakit, bajingan!"
Keduanya mulai berkata sumpah serapah, wajah Rio sudah memerah karena marah begitupula dengan Antony yang mulai merasa sesak dengan cengkraman Rio.
"Paman.."
Dengan sedikit dorongan tenaga, Kelvin akhirnya berhasil melepas cengkraman itu dengan Antony yang terjatuh karena Rio dengan sengaja melemparnya sebelum melepas cekikkan itu.
"Awhh."
Antony sedikit mengaduh karena jatuh dengan tiba-tiba. Pandanganya tidak pernah lepas dari Rio yang terus saja menatapnya dengan nyalang.
Gytha yang tidak ingin pertengkaran berlanjut segera mendorong perlahan Rio agar sedikit menjauh dan menghentikan tindakan emosionalnya.
"Hentikan, kita bicarakan baik-baik." Sela Gytha.
"Apalagi yang perlu dibicarakan?! Kurasa semua yang kukatakan sudah jelas."
"BAJI—"
"CUKUP!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Twins [END]
FanfictionSunyi kembali menemaninya, menjaganya, bersamanya. memiliki banyak orang teman dan keluarga bukan berarti memiliki seorang yang bisa diajak bicara. Selalu menjadi peran pendamping didalam kisah saudara kembarnya membuatnya mengerti satu hal. Tidak...