Chapter 18 - Keputusan

342 72 30
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.

 Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Pagi ini suasana langit cukup cerah seperti biasa, bersamaan dengan angin sepoi-sepoi serta suara kicauan burung dan tidak lupa suara kendaraan yang menjelajahi jalan guna memulai hari menambah suasana indah pagi ini.

Semua murid berjalan dengan ceria dan saling bercengkrama, wajah mereka menunjukkan perasaan gembira karena cuaca yang sangat nyaman. Tidak terlalu panas dan tidak dingin.

Berbeda dengan yang lainnya, diantara siswa dan siswi berjalan, Lytha malah muncul dengan wajah yang murung. Walaupun sesekali gadis itu sembunyikan dan membalas beberapa sapaan dari teman sekelasnya yang tidak sengaja bertemu, tetapi mata memerah dan bengkaknya masih bisa terlihat dengan samar walau sudah ditutupi.

Setelah pertengkaran pertama kalinya dengan saudari kembarnya, Lytha menangis semalaman dikamar. Ia merasa kecewa, marah, tidak adil dan juga sedih. Jujur saja, semalam perasaanya sangat campur aduk, bahkan kepalanya masih sakit hanya untuk sekedar memikirkannya.

"Lytha,"

Ia menoleh saat suara Keisha terdengar dan mendapati kedua sahabatnya itu berlari bersama lalu memeluk pundak kanan dan kirinya untuk berjalan beriringan menuju kelas mereka.

Keduanya sudah mengoceh banyak hal dan sesekali bertengkar kecil membuat suasana hati Lytha sedikit membaik. Sepertinya keputusannya untuk datang ke sekolah tidak salah, sahabatnya itu tidak pernah gagal dalam menghiburnya.

"Jadi?"

Lytha mendongkak sesaat ia telah duduk dimeja dan melepas tasnya. Lala menatapnya menunggu penjelasan begitu pula Keisha yang sudah memiringkan tubuhnya menghadap penuh kearah Lytha.

"Apa?"

"Hah, kau itu sebenarnya memang lambat atau hanya pura-pura bodoh?"

"Sudah kuduga akan begini. La, lebih baik kau langsung tanyakan saja." Ucap Keisha saat tahu bahwa respon Lytha selalu saja seperti itu.

"Kalian ini bicara apa, aku tidak paham."

"Kau dan Ethan. Kemarin kalian kan pulang bersama. Jadi bagaimana?

"Apanya bagaimana?"

"Ya, kalian bicara apa? Melakukan apa? Apa yang terjadi, Abbryanna Lytha Rownie!" Gemas Keisha saat tahu Lytha sedang mengulur-ulur waktu.

"Ethan mengajakku ke taman bermain."

"Apa, bagaimana bis—"

Lala dengan sigap segera menutup mulut Keisha, ia meminta Lytha untuk melanjutkan pembicaraannya dan melarang Keisha untuk memotong perkataan Lytha.

Secret of Twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang