"G'Drivein itu ... " Saskara bersuara. Namun, ia mengurungkan niatnya tuk bertanya lebih lanjut terkait Band itu. Kenapa akhir-akhir ini Saskara sering kelewat kepo, sih, pada hal lain yang bukan berkaitan dengan Semesta?
Rinjani yang tengah terbaring dikasur ukuran single bed milik Saskara langsung terkesiap. Perempuan yang mula-mulanya sibuk scrolling beranda Twitter jadi teralih gara-gara omongan Saskara yang menyebut Band kesayangannya itu. Iya, sepulang dari acara sekolahnya, Rinjani memutuskan tuk menginap di rumah Saskara. Katanya, karena kedua orangtuanya ada urusan diluar kota, Rinjani bosan apabila di rumah sendirian. Oleh karena itu, tadi pagi sekalian menjemput Saskara, ketika bertemu Diandra, Rinjani meminta izin beliau terlebih dahulu terkait apakah dirinya boleh menginap disini atau tidak dan Diandra dengan senang hati mempersilahkannya.
"Lupain." Berbeda dengan posisi Rinjani yang terduduk ditengah kasurnya, Saskara yang berada di single sofa itu kembali membaca buku yang ada dipangkuannya. Seolah tak pernah mengatakan apapun yang berkaitan dengan G'Drivein, Saskara bersikap acuh pada Rinjani yang memandanginya dengan tatapan penuh kecurigaan.
Beberapa menit terlewatkan, Saskara merasa seperti ada sebuah laser yang melobangi tubuhnya. Benar saja, ketika ia mengalihkan pandangan, Rinjani masih setia dengan tatapannya. Bahkan, posisi tubuh perempuan itu sampai berubah dari yang awalnya terduduk menjadi tengkurap dengan menopang dagu. Ingin terus bersikap tidak peduli, namun bukannya fokus pada apa yang ia baca, Saskara malah merasa keseriusannya terganggu. Terganggu oleh Rinjani, juga pada keinginantahuannya akan G'Drivein. Sedangkan Rinjani tak berniat memberikan penjelasan lebih dulu hingga Saskara membuang gengsinya dan mulai bertanya lagi. Puncaknya ada pada Saskara yang bangkit dari duduknya dan meletakan buku bacaan. Melihat pergerakan Saskara membuat Rinjani tersenyum diam-diam.
"Fine!" Pasrah Saskara.
Layaknya mendapatkan lotre, Rinjani kesenangan bukan main. "Nah! Gitu dong dari tadi! Sini, sini, duduk samping gue." Ujar Rinjani seraya menepuk-nepuk pinggiran kasur supaya Saskara mendekat dan mendaratkan bokongnya.
Tak ada bantahan yang keluar, Saskara menuruti perkataan Rinjani. Saskara memang menampilkan mimik wajah yang kelewat datar, akan tetapi jauh didalam lubuk hatinya ia berteriak karena Saskara sendiri pun tidak menyangka jika ia bisa-bisanya menghempaskan rasa gengsi itu. Ah sial! Pasti dimata Rinjani sekarang, dirinya terlihat memiliki sindikat ketertarikan pada Sangkala. Saskara mengusap wajahnya, heran betul ia dengan dirinya sendiri. Jangan-jangan ... Tidak, tidak!
"Santai aja kali, Sas." Suara Rinjani mengintrupsi.
"Maksudnya?"
"Ya nggak apa kalau lo penasaran sama Sangkala. Wajar."
"LO?!"
"Apa? Gue to the point? Emang!"
Saskara hendak melayangkan bogeman andalannya pada Rinjani, namun perempuan itu sudah membentengi dirinya dengan guling. Ini Saskara kenapa jika berdekatan dengan Rinjani bawaannya darah tinggi melulu, sih? Hadeh!
Perlahan, Rinjani menurunkan guling yang melindunginya dari serangan Saskara. Saat keduanya sudah saling berpandangan, perempuan itu memperlihatkan cengiran yang menimbulkan kehadiran gigi gingsulnya yang dapat Saskara deteksi. "Hehe." Katanya seraya menggaruk tekuk yang sekalipun tak terasa gatal.
"Serius, Rinjani."
Rinjani langsung mengubah ekspresinya. Jika Saskara sudah memperingatkan, ia tak berani lagi tuk sekedar mengeluarkan candaan. Sebelum memulai penjelasan, Rinjani meraih handphone miliknya yang tergeletak tak jauh darinya. Saskara yang melihat Rinjani yang kini sibuk menggerakkan jemarinya dilayar ponsel hanya menunggu saja. Tak membutuhkan waktu lama, setelah mendapat apa yang ia cari di laman media sosial, Rinjani segera menunjukan hasil pencariannya kepada Saskara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saskara & Semestanya (ON GOING)
RandomSaskara Rasa Ayudia pikir hidupnya yang terkesan monoton itu tidak akan pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Namun, bak sebuah karma, semua pemikirannya salah tatkala ia merasakan hal yang paling dianggap mustahil baginya itu. Namanya Martiks...