seventeen

97 9 0
                                    

Mwehehe, happy Reading!!

<————««

Samuel bingung banget, dari tadi waktu dia ngajak Aljuna ke Kantin, Aljuna cuman diem dan ga ajak dia ngomong sama sekali.

"Kamu kenapa sih jun?" tanya Samuel, tapi Aljuna hanya mengendikkan bahunya dan berjalan meninggalkan Samuel.

Samuel berlari menyamakan langkahnya dengan Aljuna, ia terus menatap Aljuna dengan raut sedih. Sebenarnya dia salah apa?

"Aljun, kalau aku ada salah bilang dong.." ujarnya dengan sedih.

Aljuna acuh, mereka berdua memasuki kantin yang ramai. Aljuna duduk di salah satu meja, dan Samuel ikut duduk di sebelahnya.

"Ngapain ikut duduk? Sana pesen." titah Aljuna datar.

"Tapi biasanya kan.."

Aljuna mendecih, "pesen, jangan cengeng jadi cowok."

Samuel menatap Aljuna dengan mata berkaca-kaca, ia menggeleng dengan bibir melengkung. Gak, ini gak mungkin Aljuna, Aljuna ga kasar.

"Aljun.." lirih Samuel dengan suara bergetar.

Aljuna berdecak kesal, "tinggal pesen apa susahnya sih, sasimo?!" bentaknya membuat mereka menjadi tontonan para murid Albara's School.

Hati Samuel berdenyut ngilu, dadanya sesak ketika mendengar kata terakhir yang di ucapkan Aljuna untuk dirinya. Sasimo? Aljuna ngatain dia sasimo?

Samuel menunduk, air mata turun seiring kepalanya yang menunduk.

"Iya.." jawabnya lirih.

Samuel pergi memesan dengan air mata yang turun, mengusapnya dan sesekali terisak kecil. Lemah memang, tapi, coba kalian bayangin. Kembaran kalian yang udah dari dulu kemana-mana berdua, ngomongnya halus tanpa bentak, dan sekarang dia bentak kamu.

Sedih? Pasti. Samuel ga tau apa yang sebenarnya terjadi, dan mengapa Aljuna sampai bentak
dan ngatain dia sasimo.

"Mbak, siomay satu."

"Aduh, dek Johnatan makin ganteng ya, siap dek, kayak biasa ya?"

Samuel mendongak saat mendengar nama orang yang ia cintai, matanya berbinar, melupakan kesedihannya tadi, dan lantas Samuel menghampiri Johnatan.

"Natan!" sapa Samuel riang.

Johnatan menoleh dan menatap datar Samuel, "saya tinggal ya mbak." ujarnya lalu pergi menuju tempat duduknya.

Hati Samuel kembali berdenyut ngilu, ada apa dengan semua orang? Dia bikin kesalahan apa sampai di jauhin gini?

"Mbak, siomay dua ya, es teh nya sekalian." ujar Samuel lesu, lalu menyerahkan uang duapuluh ribu. "Kembaliannya ambil, nanti anterin ke meja pojok ya mbak."

Mbak penjual menatap heran sang cucu pemilik sekolah, "tuan muda kenapa?" tanya-nya khawatir.

"Enggak kok mbak, Sam baik." lalu Samuel pergi menuju Aljuna.

Samuel menghela nafasnya, berusaha menghilangkan rasa sesak di dadanya, lalu duduk di samping Aljuna. Aljuna masih acuh, ia memainkan hp, berusaha mengabaikan Samuel yang memasang wajah murung.

Samuel memainkan HP dengan lemas, minimal kalau dia ada salah tuh kasih tau dong! Jangan diem begini, kan Samuel ga tau harus ngapain?!

Dada Samuel sesak, air mata mulai menggenang di sudut mata. Samuel terisak, pundaknya bergetar dan air matanya turun deras tak lama setelahnya.

"Aljun, Sam minta maaf!" tangis Samuel pecah, ia memeluk Aljuna yang reflek membalas pelukannya.

"Maaf, maaf, maaf sayang, maaf.." gumam Aljuna.

"Enggak, ga sam maafin sebelum Aljun kasih tau kenapa Aljun cuekin Sam!"

"Aljun minta maaf sayang, tapi Aljun tadi emosi gara-gara Samuel sendiri." ujar Aljuna.

"Sam ga ngerasa salah.." bantah Samuel. Eh, dia emang ga ada salah ya!

Aljuna menahan emosinya, jangan sampai meledak di sini, atau tidak ia akan di eksekusi dengan kakek albara karena menyakiti cucu kesayangannya.

"Sam ada pacar?" tanya Aljuna dengan nada menyeramkan.

Samuel hanya menggeleng, gimana mau punya pacar, Johnatannya aja makin cuek begitu.

"Sam ga ada pacar tuh"

Aljuna mengernyit, lah, terus yang tadi...? Johnatan sialan.

"Adam siapa kamu?" tanya Aljuna memastikan.

"Temen Sam, temen genk motor, temen curhat, temen susah maupun duka."

"Jadi Adam bukan pacar kamu?" tanya Aljuna lagi.

Samuel mebelalakkan mata, apa tadi? Pacar? Yang bener aja kembarannya ini.

"Enggak, orang Adam sama Samuel sama-sama pihak bawah kok!" elak Samuel.

Hati Aljuna lega rasanya, tadi, dia fikir Samuel itu sasimo. Jadi yang salah siapa? Ya Johnatan lah, siapa lagi. Kan Johnatan yang tadi bilang kalau Adam sama Samuel pacaran, mana sampe nangis gitu.

Aljuna menghela nafas, ia akan berbincang dengan Johnatan setelah pulang sekolah. Johnatan harus bertanggung jawab, Aljuna udah bentak sama cuekin Samuel karena emosi Samuel punya pacar, dan ternyata itu cuman salah paham.

.
..
...
....

Sekarang Johnatan dan Aljuna sudah berada di basecamp anak Harta, di sana hanya ada mereka berdua, Echan, Renjana, dan empat lainnya.

Johnatan masih berdiam dengan gugup, ya gimana ga gugup? Aljuna lagi natap dia dengan tatapan tajam, astaga ngerinya.

"Jun, lo mau ngomong apa?" tanya Johnatan sedikit bergetar.

Aljuna menaikkan sebelah alisnya, "lo tau apa kesalahan lo?" tanya-nya dengan datar.

"Enggak.."  wah, jujur sekali mas Johnatan.

"Lo salah paham, Johnatan." ujar Aljuna penuh penekanan di setiap katanya.

"Salah faham gimana?" tanya Johnatan yang masih gugup.

"Johnatan, Samuel sama Adam ga pacaran, Samuel cuman bercanda waktu dia manggil Adam sayang." jelas Aljuna. Johnatan sontak membelalak kan mata, ia memukul meja dengan keras.

"Sumpah?!"

Tubuh Johnatan lemas, dia seakan ga berdaya ketika denger Aljuna bilang begitu ke dia.

"Jun, gw ga tau.. Tapi yang pasti, gw harus minta maaf sama Samuel jun.." lirih Johnatan.

Aljuna tersenyum tipis. "Oke kalau gitu, dan lo juga harus tanggung jawab, soalnya gw udah bentak-nentak Samuel karena salah faham."

"Iya jun, maaf.." Johnatan menunduk, ia merutuki dirinya sendiri, bisa-bisanya dia nuduh tanpa bukti seperti itu.






TO BE CONTINUE
HALOOOHAAAIII TEUMEE~
EH KAGET GA KLEAANNN??? KAGET DONGG, HEHEEE, AKU UDAH BAIKANNN TINGGAL FLU DIKIITTT JADI DARIPADA NGANGGUR AKU UP DEHH MOGA SUKA YAAAA!!!
YAUDAH

BUBBYEEE!!!

Johnatan, Peka! | Treasure Ft. MashidamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang